Candi Prambanan, Candi Tentang Legenda Gadis Jangkung, Anak Putri Raja

Indonesia memang kaya akan tempat wisata, begitu banyak tempat wista yang bisa Anda kunjungi, mulai dari wisata alam, wisata sejarah hingga wisata yang berhubungan dengan makanan. Salah satunya adalah Candi Prambanan, candi tentang legenda gadis jangkung, anak putri raja, yaitu Prabu Boko.

Candi Prambanan, Candi Tentang Legenda Gadis Jangkung, Anak Putri Raja
Candi Prambanan tampak dari atas (Foto: borobudurpark.com)

Candi ini memang sangat menarik, khususnya bagi Anda yang menyukai cerita sejarah atau pun wisata sejarah.

Lokasi Candi Prambanan

Candi Prambanan disebut juga dengan Candi Loro Jonggrang, yang berada di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 kilometer ke arah timur dari Kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 kilometer sebelah barat Solo.

Komplek Candi Prambanan ini masuk dalam 2 wilayah, yaitu kompleks bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan pada bagian timur masuk wilayah Propinsi Jawa Tengah.

Candi Prambanan ini berdiri di sebelah timur Sungai Opak kurang lebih 200 meter sebelah utara Jalan Raya Yogya-Solo.

Asal Usul Nama Candi Prambanan

Gugusan candi ini dinamakan “Prambanan”, karena terletak di daerah Prambanan. Nama Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jinggrang atau gadis jangkung putri dari Prabu Boko.

Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kelompok candi Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 Masehi “Prasasti Siwargrha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.

Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah ini, ditambah dengan terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya Gunung Merapi menjadikan Candi Prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. 

Sejarah Candi Prambanan
Kemegahan Candi Prambanan (Foto: UNSPLASH/Eugenia Clara)

Sangat menyedihkan keadaan pada saat penemuan kembali Candi Prambanan.

Baca juga: Trawas, Tujuan Wisata Alam di Mojokerto.

Usaha pemugaran yang dilaksanakan pemerintah Hindia Belanda berjalan sangat lamban dan akhirnya pemugaran diselesaikan oleh Bangsa Indonesia.

Pada tanggal 20 Desember 1953, pemugaran candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Sukarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sampai sekarang pekerjaan pemugaran masih dilanjutkan, yaitu dengan pemugaran Candi Brahma dan Candi Wisnu. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1977 dan selesai serta diresmikan pada tanggal 23 Maret 1987. Sedangkan Candi Wisnu mulai dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Presiden Suharto pada tanggal 27 April 1991.

Deskripsi Bangunan Candi

Kompleks Candi Prambanan terdiri atas latar bawah, latar tngah dan latar atas (latar pusat) yang semakin ke dalam semakin tinggi letaknya.

Berturut-turut sesuai luasnya, yaitu 390 meter persegi, 222 meter persegi dan 110 meter persegi.

Latar bawah tidak berisi apa pun. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi Perwara.

Apabila seluruhnya telah selesai dipugar maka akan ada 224 buah candi yang ukurannya semua sama, yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter.

Latar pusat adalah latar terpenting yang diatasnya berdiri 26 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan.

Deskripsi Bangunan Candi
Suasana malam Candi Prambanan (Foto: jogjakita.co.id)

Deret pertama, yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma.

Deret kedua, yaitu Candi Nandi, Candi Angsa dan Candi Garuda.

Baca juga: Candi Ijo, Candi dengan Sunset Keren di Jogja.

Pada ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi terdapat Candi Apit. Delapan candi lainnya lebih kecil. Empat dianataranya Candi Kelir dan empat candi lainnya disebut Candi Sudut, Secara keseluruhan candi ini terdiri atas 240 buah.

Kompleks Candi Prambanan

1. Candi Siwa

Candi ini memiliki luas dasar 34 mter persegi dan tinggi 47 meter merupakan bagian yang terbesar dan terpenting.

Dinmkan Candi Siwa karena didalamnya terdapat arca “SIWA MAHADEWA” yang merupakan arca terbesar.

Bangunan ini dibagi atas 3 bagian secara vertikal kaki, tubuh dan kepala atau atap, kaki candi menggambarkan ‘dunia bawah’ tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan ‘dunia tengah’ tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan ‘dunia atas’ tempat para dewa.

Gambar kosmos nampak pula dengan adanya arca-arca dewa-dewa dan makhluk-makhluk surgawi yang menggambarkan Gunung Mahameru (Gunung Everest di India) tempat para dewa.

Candi Prambanan merupakan replika gunung tersebut, hal ini terbukti dengan adanya arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki Candi Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan keempat arah mata angin.

Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa.

Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap keempat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yag ada di tengah-tengah.

Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainnya masing-masing berisi arca-raca: Siwa Maha Guru, Ganesha dan Durga.

Dasar kaki candi dikelilingi selasar yang dibatasi oleh pagar langkan. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat diikuti dengan cara ‘pradaksina’ (berjalan searah jarum jam) mulai dari pintu utama.

Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa ‘kinari-kinari’ (makhluk bertubuh burung berkepala manusia), “kalamakara’ (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan makhluk surgawi lainnya.

Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang sangat kompleks, masing-masing dihiasi dengan sejumlah ‘ratna’ dan puncaknya terdapat ‘ratna’ terbesar.

a. Arca Siwa Mahadewa

Menurut ajaran Trimurti-Hindu, yang paling dihormati adalah Dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan Dewa Siwa sebagai perusak alam. Namun di Indonesia maupun di India, Siwa adalah yang paling terkenal.

Di Jawa sendiri, ia dianggap yang tertinggi, karenanya ada yang menghormati sebagai Mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter.

Di antara kaki arca dan landasannya terdapat batu bundar berbentuk bunga teratai. Arca ini menggambarkan raja Balitung, tanda-tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular, kulit harimau dipinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan-tangannya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung dipandang sebagai penjelmaan Siwa sehingga setelah wafat dicandikan sebagai Siwa oleh keturunan dan rakyatnya.

b. Arca Siwa Maha Guru

Arca ini berwujudkan seorang tua berjanggut yang berdiri dengan perut gendut. Tangan kanannya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa. Trisula yang terletak di sebelah kanan, belakangnya menandakan senjata khas Siwa. 

Arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam istana Raja Balitung, sekaligus seorang penasehat dan guru. Karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu-Shiwa, maka ia dianggap sebagai salah satu aspek (bentuk) Siwa.

c. Arca Ganesha

Arca ini beruwjud mansuia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak, sedangkan tangan-tangan depannya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk.

Ujung belalainya dimasukkan ke dalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas mereguk ilmu pengetahuan. Ganesha memang menjadi lambang, kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan.

Baca juga: Resensi Buku "Relief Ramayana Candi Prambanan".

Pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa dan Uma, istrinya. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.

d. Arca Durga atau Loro Jonggrang

Arca ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata, yaitu cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur, panah, dan rambut berkepala raksa Asura.

Ia berdiri di atas banteng Nandi dalam sikap ‘tribangga’ (3 gaya gerak yang membentuk 3 lekukan tubuh). Banteng Nandi sebenarnya penjelmaan dari Asura yang menyamar.

Durga berhasil mengalahkannya dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah Asura yang ditangkapnya. Ia adalah salah satu aspek dari ‘sakti’ istri Siwa.

Menurut mitologi, ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah Dewi Kematian, karenanya arca ini menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian. Sebenarnya arca ini sangat indah bila dilihat dari kejauhan nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jahil. Arca ini menggambarkan permaisuri Raja Balitung.

2. Candi Brahma

Luas dasar Candi Brahma ini 20 meter persegi dengan tinggi 37 meter. Dan didalamnya hanya terdiri satu ruangan dan berdiri arca Brahma berkepala 4 dan berlengan 4. Arca ini sangat indah namun sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih, yang satunya memegang ‘kamandalu’ tempat air. Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci Weda masing-masing menghadap keempat arah mata angin. Keempat lengannya menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarkan waktu.

Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang dibatasi pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief lanjutan cerita Ramayana dan relief serupa pada Candi Siwa sampai tamat.

3. Candi Wisnu

Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luarnya sama dengan Candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan 4 yang memegang Gada, Cakra, Tiram.

Pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief cerita Kresna sebagai ‘Avatara’ atau penjelmaan Wisnu dan dan Balarama (Baladewa) kakaknya.

4. Candi Nandi

Luas dasar Candi Nandi ini 15 meter persegi dan dengan tinggi 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang lebih kurang 2 meter.

Di sudut belakangnya terdapat arca Dewa Candra. Candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik 10 ekor kuda. Surya berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda, namun candi ini sudah runtuh.

5. Candi Angsa

Candi ini mempunyai satu ruangan tidak berisi apa pun. Luas dasarnya 13 meter persegi dan tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya dipakai untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.

6. Candi Garuda.

Bentuk, ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan Candi Angsa. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terdapat arca kecil berwujud seekor garuda di atas seekor naga. Garuda adalah kendaraan Wisnu.

7. Candi Apit

Luas dasarnya 6 meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangannya kosong. Mungkin candi ini dipergunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi induk. Karena keindahannya seperti candi ini digunakan untuk menanamkan estetika dalam kompleks Candi Prambanan.

8. Candi Kelir

Luas dasarnya 1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk, fungsinya sebagai penolak bala.

9. Candi Sudut

Ukuran candi-candi ini sama dengan Candi Kelir.

Itu dia sedikit informasi tentang “Candi Prambanan, candi tentang legenda gadis jangkung, anak putri raja”. Semoga bermanfaat dan menjadi informasi tentang sejarah Indonesia.

Belum ada Komentar untuk "Candi Prambanan, Candi Tentang Legenda Gadis Jangkung, Anak Putri Raja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel