Tips Mengatasi Alergi Terhadap Umpan Balik

Pernahkah Anda melihat seseorang yang menggerutu atau marah saat dikritik tentang kinerjanya saat rapat pencapaian kinerja perusahaan? Kalau tidak pernah atau bisa saja Anda yang merasa alergi atau tidak mau dikritik tentang hal ini. Tips mengatasi alergi terhadap umpan balik, akan memberikan sedikit cara bagaimana mengatasi rasa cemas dan tidak enak saat mengalami hal tersebut.

Bayangkan saja bila karyawan atau bawahan Anda merasa cemas dan was-was membayangkan kritik yang akan diterimanya, apalagi supervisornya membatasi untuk memberikan komentar jujur karena pada saat yang sama khawatir bagaimana sang bawahan menanggapi masukan darinya.

tips-mengatasi-alergi-terhadap-umpan-balik
Ilustrasi (Gambar: canadianmetalworking.com)

Sehalus apa pun kritik atau umpan balik yang diberikan, akan membuat kedua belah pihak cenderung akan berdiam diri dan hanya menyampaikan komentar sesedikit maungkin. Informasi tentang bagaimana mengatasi alergi umpan balik didapat dari berbagai catatan yang salah staunya dai Elsa Christine yang disadur dari ‘Fear of Feedback’ oleh Jay M. Jackman & Myra H. Strober, Harvard Business Reciew - April 2003.

Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Alergi Terhadap Umpan Balik

Bisa diakui sangat jarang ditemui dalam lingkungan kerja, seseorang yang meminta umpan balik pada rekan kerjanya atas apa yang ia lakukan, begitu pula sebaliknya. Beberapa ketakutan dan asumsi mengenai umpan balik tanpa disadari membentuk perilaku yang justru merugikan.

Terdapat beberapa teknik adapatif yang bisa membantu Anda mengatasi alergi terhadap umpan balik, antara lain:

  1. Mengenali rasa takut.
  2. Belajar beradaptasi.
  3. Memperoleh umpan balik sesuai kebutuhan.

Baca juga: Tips Mengendalikan Diri ala Andrie Wongso.

Mengenali rasa takut.

Ternyata fakta ini membuka mata kita untuk melihat dari sisi lain, dan studi juga menunjukkan bahwa mereka yang belajar menerima umpan balik secara terbuka dapat membebaskan diri dari pola-pola lama.

Belajarlah mengenali emosi negatif dan secara konstruktif meredam rasa takut serta menyusun sasaran pribadi yang lebih relaitis.

Sejumlah manajer yang memiliki hubungan cukup baik hanya diberikan melalui proses formal penilaian kinerja tahuan sehingga hanya sedikit sekali kesempatan untuk memperoleh informasi yang benar-benar sesuai kebutuhan untuk proses perbaikan diri mau pun kinerja.

Apa yang menjadikan orang cenderung menghindari umpan balik? Hal ini terjadi karena secara alamiah manusia tidak suka dikritik.

Kritik menyebabkan rasa tidak nyaman muncul dan saat seseorang tidak dapat mengatasi secara realitis, maka akan memunculkan sikap defensif yang tampil menjadi perilaku, antara lain: 

  • Procrastination, yaitu perilaku menunda-nunda pekerjaan yang biasanya terjadi tanpa disadari, merasa tidak berdaya menghadapi situasi.
  • Denial, pengingkaran diri yang menunjukkan kita tidak dapat menghadapi kenyataan atau tidak dapat memahami impilkasi dari kondisi yang dihadapi.
  • Brooding, merupakan reaksi emosional yang cukup kuat dalam memikirkan situasi yasng dihadapi secara berkepanjangan sehingga menjadikan orang pasif, lumpuh bahkan cenderung mengisolasi diri dari aktivitas yang ada.
  • Jealously, kecenderungan membanding-bandingkan diri dengan rekan lainnya. Terdapat unsur curiga, persaingan tidak sehat, rasa iri serta sifat possesif.
  • Self-sabotage, gagal menerima umpan balik secara sehat sehingga muncul perilaku yang merugikan diri sendiri.

Belajar beradaptasi.

Setiap umpan balik pada dasarnya mensyaratkan seseorang untuk berubah, hal ini sangat penting mengingat dewasa ini setiap organisai sangat rentan terhadap perubahan.

Terdapat beberapa cara yang dapat membantu kita saat bereaksi terhadap umpan balik, antara lain:

  • Kenali emosi kita dan bentuk-bentuk reaksi yang biasa muncul. Memahami rasa takut yang muncul serta kecenderungan mengembangkan perilaku yang memberi pengaruh tidak baik, yang merupakan langkah awal yang penting untuk membentuk perubahan yang adaptif. Hal ini membutuhkan kejujuran pada diri sendiri serta berlatih untuk mengenali reaksi yang muncul serta mendeteksinya, apakah bila diterapkan merupakan hal yang wajar atau tidak.
  • Temukan orang-orang yang dapat memberi dukungan. Saat menerima umpan balik dan menindaklanjutinya dengan sejumlah perubahan adalah normal bila timbul perasaan terhambat dan malu. Karenanya penting bagi kita untuk memperoleh bantuan dari rekan yang dapat dipercaya, yang dapat mendengar, memberi dukungan dan saran. Mulailah dari hubungan yang didasari kepercayaan antar dua pihak, baik dengan atasan, rekan kerja atau mentor yang tentunya telah memiliki pengalaman yang lebih luas dari kita.
  • Mengubah cara pandang. Contohnya adalah saat menerima umpan balik mengenai kita yang kurang mampu bersosialisai dengan baik dengan para customer, setelah menyadari bahwa hal itu memang merupakan fakta, dipertanyakan kembali, apakah kita dapat mengubahnya untuk menyesuaikan dengan tutntuan pekerjaan saat ini atau bisa sulit diubah maka dapat dipertanyakan kembali, tepatkah pekerjaan tersebut untuk Anda.
  • Lalukan pemilahan tugas. Bila perubahan yang dibutuhkan berdasarkan umpan balik yang diterima cukup besar, maka lakukanlah pemilahan sehingga proses perubahan bisa dilakukan dengan lebih tertata baik. Hal lain yang perlu diterapkan selama proses adaptasi adalah self-rewarding. Atas setiap pencapaian, jangan lupa memberikan penghargaan kepada apa yang telah dicapai untuk memotivasi dalam meneruskan proses adaptasi pada perubahan selanjutnya.

Memperoleh umpan balik sesuai kebutuhan.

Ketika kita telah mampu beradaptasi dengan umpan balik yang diterima dan menyesuaikan bentuk-bentuk reaksi serta perilaku; tiba saatnya untuk mencari jalan bagaimana memperoleh umpan balik secara teratur dari atasan tanpa perlu menunggu hingga saat penilaian kinerja tahunan tiba.

Terdapat empat langkah proaktif yang disarankan untuk memperoleh umpan balik, antara lain:

1. Melakukan self-assesment. Langkah ini membantu kita untuk mempersiapkan diri untuk memperoleh umpan balik sesuai yang dibutuhkan.
2. Memperoleh umpan balik yang sesuai. Tahapan ini terdiri dari 2 bagian:

  • Meminta umpan balik dan mendiskusikan area perubahan dengan rekan yang dipercaya, juga menjadi semacam latihan sebelum bertemu atasan untuk memperoleh umpan balik atas kinerja selama ini.
  • Berikutnya adalah proses perolehan umpan balik yang sesungguhnya, yaitu dengan atasan. Pastikan untuk bersikap netral selama menerima umpan balik dan ucapkan terima kasih setelahnya serta komitmen waktu untuk pertemuan selanjutnya dengan action plan berdasarkan masukan-masukan yang telah didiskusikan.

3. Menyerap umpan balik. Setelah melampuai proses di atas, endapkan seluruh informasi yang diterima dan ingatlah untuk selalu menyimpan reaksi yang muncul untuk diri sendiri terlebih dahulu, sehingga Anda mampu mengeluarkan bentuk-bentuk reaksi yang lebih dapat diterima.
4. Mengambil tindakan untuk berubah. Langkah terakhir adalah menyimpulkan seluruh informasi yang ada serta merumuskan tindakan selnajutnya. Ingatlah untuk selalu bersikap realistis dalam merencanakan perubahan yang akan dilakukan.

Saat seseorang meminta umpan balik dan berkomitemn atas perubahan yang akan dilakukannya, sebenarnya pada saat itu ia telah menyesuaikan diri dengan tujuan organisasi, dan pada saat yang sama ia telah mengubah dirinya menjadi seorang yang feedback-aversed. Saat perubahan telah dilakukan, dengan sendirinya hal tersebut juga membawa pengaruh positif dalam kehidupan pribadinya.

Semoga informasi dan tips mengatasi alergi terhadap umpan balik bisa bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda. 

Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Alergi Terhadap Umpan Balik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel