Resensi Buku “Every Business Needs an Angel”

Resensi Buku “Every Business Needs an Angel”, memang membuat penasaran, judulnya saja sudah membikin rasa ingin tahu karena munculnya misteri untuk mengerti bagaimana investor malaikat bekerja dan memberi dana.

Informasi Buku:

  • Judul buku: “Every Business Needs an Angel”.
  • Penulis: John May dan Carl Simmons.
  • Penerbit: Crown Business. New York.
  • Tahu terbit: 2001.
  • Tebal buku: 244 halaman.

Resensi Buku Non Fiksi “Every Business Needs an Angel”

Industri perbankan saat ini menghadapi persaingan yang semakin ketat, hal ini disebabkan datangnya investor malaikat (angel investor). Bahkan menurut buku ini sudah beredar dana investasi sekitar 30 milyar dilar AS pada tahun 1999.

resensi-buku-every-business-needs-angel
Foto: penguinrandomhouse.ca

Yang menjadi pertanyaan adalah kemana uang tersebut ditanamkan. Menurut para analis bisnis yang melacak aktivitas investasi, maka sekitar 60% dana tersebut dikucurkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi baru yang memerlukan modal awal sekitar 1 juta dolar AS.

Selain itu, apakah investor malaikat sudah beroperasi di Indonesia? Secara terorganisir memang belum terlihat kegiatan investasi dalam jumlah besar, namun terdapat indikasi yang sudah mengarah kesana.

Baca juga: Resensi Buku “Financial Revolution”.

Buku ini memang membuka wawasan, khususnya bagi mereka yang ingin berwiraswasta serta masih membutuhkan modal untuk menumbuhkan usahanya, tidak terkecuali bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.

Salah satu kelemahan wiraswastawan indonesia adalah dalam menjabarkan ide-ide menjadi sebuah proposal yang mudah dipahami oleh calon pemodal. Seharusnya wiraswataswan Indonesia bisa mengemukakan konsep-konsep ke dalam rencana bisnis, sehingga para pemodal ini bisa mengevaluasi bahkan ikut serta memikirkan strategi pengembangan apabila secara garis besar usaha tersebut sudah layak mendapat kucuran dana.

Yang menajdi pertanyaan adalah siapakah investor malaikat itu? Ternyata mereka bukanlah para investor profesional atau bukan juga para bankir, dan bukan juga para pemodal ventura. Kebanyakan mereka adalah masyarakat kebanyakan yang telah memperoleh sukses dalam dalam bidangnya dan ingin menanamkan investasi secara kreatif.

Menjadi suatu misteri bagi kita untuk mengerti bagaimana investor malaikat memutuskan memberikan dananya kepada perusahaan tertentu, tetapi buku ini memberikan uraian dimana terdapat sebuah grup investor pemula yang disebut dengan Dinnner Club. Dinner Club ini bukanlah seperti yang kita kenal sebagai kartu bayar, tetapi merupakan kumpulan enam puluh investor yang setiap bulan bertemu makan malam bersama, dimana pada saat itu mereka mendengarkan presentasi proposal bisnis dari para entrepreneur, yang kemudian mengevaluasi prospek proposal bisnis dan juga memutuskan jadi tidaknya berinvestasi.

Dalam buku ini juga diberikan tips-tips yang sangat bermanfaat untuk mereka yang ingin mendapatkan modal dari investor malaikat. Salah satunya adalah dalam menyiapkan presentasi. Lakukan pay attention to details, semua harus dipikirkan sekecil apa pun, mulai dari pemilihan busana, kabel harus cukup pajang untuk mendapatkan daya listrik, hingga jumlah executive summary yang yang harus dibagikan kepada kelompok investor yang menghadiri presentasi.

Selain itu juga dikupas kapan saat tepat bagi entrepreneur untuk presentasi mencari modal pengambangan usahanya, karena waktu bagi investor malaikat waktu adalah segalanya, seperti peatah time is money.

Rahasia untuk menemukan para investor juga dikupas dalam buku ini yang disertai sejarah investor malaikat yang ada di awal tahun 1980-an yang merupakan jaringan dari mulut ke mulut, dimana perkenalan dan kemampuan menjual ide akan memotivasi seseorang untuk menuliskan cek berjumlah ratusan ribu dolar.

Bagi yang bekerja dalam industri perbankan, maka buku ini akan membuka wawasan tentang adanya investor yang suatu saat akan menjadi pesaing atau sebaliknya bisa melihat adanya peluang menumbuhkan bisnis perbankan, karena hasil studi pada entrepreneur tahun 1991 mengenai sumber dana untuk modal awal perusahaan skala kecil tetapi mempunyai pertumbuhan tinggi menghasilkan angka 74% dari tabungan pribadi, 7% dari investor malaikat, 6% dari lembaga non keuangan, 5% dari keluarga dan sahabat, 5% dari modal ventura, 3% dari pasar modal dan 0% dari perbankan komersial.

Melihat angka-angka tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:

Pertama, para entrepreneur enggan berhubungan dengan bank karena sejumlah persyaratan yang harus dipenuhinya atau tidak adanya jaminan yang bisa mereka berikan untuk layak tidaknya menerima kredit.

Kedua, bank kurang bisa melihat prospek perusahaan kecil yang mempunyai pertumbuhan tinggi, sehingga mengabaikan peluang bisnis dengan mereka. 

Semoga resensi buku “Every Business Needs an Angel” ini bermanfaat untuk Anda.

Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku “Every Business Needs an Angel”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel