Apakah Hipertensi itu Darah Tinggi?

Ayuuk sehat yuk...Siapa bilang sehat itu mahal, justru orang yang sehat hampir tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk mengobati tubuhnya. Dan daya tahan tubuh yang baik membuat seseorang bahkan tidak perlu ke dokter. Di edisi kali ini, terdapat bahasan yang menarik yang memperjelas bahasan sebelunya dengan bahsan “Apakah hipertensi itu darah tinggi?”.

Apakah Hipertensi itu Darah Tinggi?
Gambar ilustrasi (Gambar: narayanahealth.org)

Tentu saja penyakit ini sudah cukup banyak didengar diketahui oleh masyatakat, namun belum semua memahaminya dengan baik. Bahkan tidak jarang kita mengacuhkannya, karena penyakit ini tidak diawali dengan gejala yang jelas.

Hipertensi adalah Keadaan dimana Dinding Arteri Mengalami Tekanan

Apa itu hipertensi? Hipertensi di kalangan masyarakat sering disebut dengan istikah “tekanan darah tinggi”. Dan secara sederhana, hipertensi bisa diartikan sebagai suatu situasi dimana dinding arteri atau pembuluh darah bersih mengalami tekanan dalam skala yang meningkat.

Tekanan darah bisa mengganggu tubuh, bahkan dalam tahap tertentu bisa membahayakan jiwa.

Mengapa hipertensi ini berbahaya? Hal ini disebabkan pembuluh darah memiliki peran yang sangat penting, yaitu menjadi jalan bagi darah hingga ke jantung yang kemudian disalurkan ke seluruh tubuh. Dan bisa dibayangkan bila jalan darah tersebut mengalami tekanan tinggi hingga pecah. 

Baca juga: Tips Mengatasi Hipertensi dan Rematik.

Maka penderita darah tinggi akan mengalami banyak penyakit yang lebih berat lagi seperti aneurisma (pelebaran pada pembuluh nadi yang tidak normal karena kondisi dinding pembuluh darah yang lemah), gagal jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan juga serangan jantung.

Oleh karena itu, tidak heran jika hipertensi memiliki julukan yang cukup menyeramkan, yaitu ‘pembunuh berdarah dingin’. Tidak ada gejala yang jelas, tapi tiba-tiba bisa merenggut nyawa.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana mengetahui adanya potensi hipertensi di tubuh kita? Satu-satunya cara adalah dengan mengukur tekanan darah atau biasa disebut dengan mengukur tensi.

Jika Anda mulai merasakan gangguan metabolisme terkait peredaran darah, maka segera periksa tekanan darah Anda, dan lakukan secara rutin. Pengukuran tensi saat ini sangat mudah dilakukan, karena sudah semakin banyak pihak yang bisa melayaninya dengan mudah dan murah, seperti di puskesmas, klinik atau apotek.

Hipertensi Disebabkan Oleh Banyak Hal

Terdapat dua penyebab hipertensi,yaitu

  • Hipertensi primer.
  • Hipertensi sekeunder.

Hipertensi Primer

Yang menjadi penyebab utama dalam hipertensi belum ditemukan. Namun, paling tidak hipertensi memiliki pola penyebab yang menjadi panduan bagi kita untuk menghindarinya.

Terdapat beberapa penyebab hipertensi primer, antara lain:

  • Obesitas.

Tubuh yang memiliki berat badan yang berlebihan akan membuat metabolisme manusia bekerja terlalu keras. Hal ini disebabkan, berat tubuh yang besar membutuhkan oksigen dan nutrisi yang besar pula. Akibatnya tubuh membutuhkan volume darah yang besar pula. Padahal, volume darah yang besar bisa meningkatkan tekanan darah. Hal ini yang membuat metabolime rentan terhadap hipertensi primer.

  • Stress.

Stress bisa mengakibatkan rasa khawatir, panik yang berpotensi memicu peningkatan tekanan darah. Maka berhati-hatilah bagi Anda yang dalam sehari-harunya dipenuhi dengan tekanan, terutama yang tinggal di perkotaan.

  • Usia.

Menurunnya metabolisme tubuh karena bertambahnya usia akan membuat seseorang lebih rentan terhadap hipertensi.

  • Merokok.

Merokok tidak hanya akan membuat tubuh kekurangan oksigen (karena digantikan asap yang dihela oleh rokok) tapi juga membuat dinding arteri menyempit.

  • Kurang olahraga.

Kurangnya olahraga bisa menyebabkan buruknya metabolimse tubuh. Tubuh yang tidak digerakkan membut otot-otot jantung tidak mengembang. Sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Dan pembuluh darah sarat dengan kotoran-kotoran kolesterol yang berakibat munculnya tekanan darah.

  • Konsumsi garam tinggi.

Konsumsi garam tinggi secara terus menerus akan membuat tubuh bekerja terlaku keras dalam upayanya untuk mengeluarkannya melalui cairan. Hal ini berakibat, terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh yang bisa meningkatkan tekanan darah tinggi.

  • Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

Alkohol dalam jumlah sedikit dipercaya membuat tubuh menjadi lebih rileks. Namun faktanya, mereka yang mengonsumsi alkohol bisa kecanduan dan terus ingin mengonsumsinya dalam jumlah yang semain banyak. Padahal alkohol bisa memicu kerusakan pada organ jantung. Sedangkan fungsi jantung yang terganggu, bisa membuat aliran darah ke seluruh tubuh menjadi bermasalah.

  • Keturunan.

Umumnya kondisi fisik tertentu diturunkan dari orang tua kepada anak. Karena itu wajib waspada jika ada keluarga yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

Hipertensi Sekunder

Selain hiperteni primer, maka kita juga harus mewaspadai hipertensi sekunder. Jika hipertensi primer belum bisa dipastikan penyebabnya, maka hipertensi sekunder ini sudah jelas asalnya. 

Baca juga: Diet DASH, Dietnya Penderita Hipertensi.

Bahkan kurang lebih 10% hipertensi merupakan jenis sekunder.

Terdapat beberapa penyebab hipertensi sekunder, antara lain:

  • Penyempitan arteri. Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan darah ke ginjal.
  • Jaringan tubuh. Kondisi yang mempengaruh jaringan tubuh, misalnya lupus.
  • Penyakit ginjal.
  • Obat-obatan. Obat-obatan tertentu, misalnya pil kontrasepsi, analgesik, atau obat pereda sakit, obat pilek, serta dekongestan
  • Diabetes.
  • Gangguan hormon. Gangguan hormon dalam hal ini, khususnya tiroid.

Pengobatan Hipertensi

Saat tekanan darah mulai muncul, segeralah pergi ke dokter. Dengan tujuan, untuk segera dilakukan penanganan sebelum berimbas lebih parah pada tubuh. Penyakit yang terdeteksi dini bisa lebih mudah diatasi dari pada yang sudah parah.

Ukuran tingkat perawatan penderita hipertensi, antara lain:

  1. Jika tekanan darah sangat tinggi (160/100 mmHg atau lebih), harus dilakukan perawatan secepatnya.
  2. Jika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dan Anda dinilai memiliki risiko penyakit kardiovaskuler pada jangka waktu 10 tahun, maka Anda perlu mengonsumsi obat-obatan serta mengubah gaya hidup agar lebih sehat.
  3. Jika tekanan darah sedikit lebih tinggi dari 130/80 mmHg dan memiliki risiko penyakit kardiovaskuler yang rendah, Anda bisa menurunkan tekanan darah cukup dengan mengubah gaya hidup.
  4. Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya dalam beberapa minggu.

Selain itu, dalam kondisi yang bersifat kronis, penderita hipertensi harus segera ditangani. Misalnya saat sudah terjadi stroke atau serangan jantung. Namun dalam kondisi lainnya, pengobatan hipertensi bisa lebih murah dengan rawat jalan, yaitu selain menjalani pengobatan rutin dengan mengonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga dan juga tidur yang cukup.

Semoga sedikit catatan kesehatan dengan judul “Apakah hipertensi itu darah tinggi?” ini bermanfaat untuk Anda.

Belum ada Komentar untuk "Apakah Hipertensi itu Darah Tinggi?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel