Tips Mengatasi Hipertensi dan Rematik

Lebih baik menjaga daripada mengobati sepertinya menjadi jargon yang tepat. Saat ini begitu banyak orang yang mengeluhkan sakit secara tiba-tiba dan tentu saja saat diperiksa mengalami berbagai gejala yang mengarah pada hipertensi. Tentunya hipertensi yang dialami tidak hanya hipertensi saja, namun dibarengi dengan sakit lainnya, misalnya rematik. Tentunya Anda yang mengalami sakit tersebut pasti bingung apa yang harus dilakukan, apalagi kalau sudah mencoba berbagai pengobatan. Namun, diantara upaya yang telah dilakukan tersebut, maka tidak ada salahnya Anda mengikuti tips mengatasi hipertensi dan rematik dalam rubrik sehat yang diasuh oleh dr Tan Shot Yen dalam Tabloid Nyata.

Jadi, diantara berbagai pertanyaan dan informasi yang patut disampaikan adalah salah satu pertanyaan dari seorang ayah yang berusia 46 tahun, yang sudah mengikuti saran dari dokter untuk tidak makan sumber karbohidrat dari nasi, terigu dan umbi-umbian. Yang menarik adalah ayah tersebut mengganti nasi dengan mentimun, selada, tomat satu buah, ditambah dengan brokoli kukus 1 gelas dan putih telur 1 biji. Hal ini dilakukannya selama 13 minggu, hal ini juga dilakukan karena sang ayah tersebut memiliki masalah hipertensi, kolesterol, trigliserida dan asam urat.

Sebelum menjalankan diet seperti yang disampaikan di atas, setiap hari si ayah tersebut harus minum obat anti trigliserida dan allopurinol 300 mg untuk asam urat. Setelah menjalankan diet 2 minggu, terdapat perubahan positif, tekanan darah berkisar 120-130/80-90 yang sebelumnya 170-100 dan kadar asam urat saat ini 4.5 sebelumnya 9. Begitu juga dengan berat badan dari 89 kg sekarang stabil di angka 78 kg.

Tips Mengatasi Hipertensi & Rematik
Mengatasi hipertensi (Foto: inphedia.id)

Meskipun sukses menjalani diet sehat dengan berbagai hasil positif tersebut, si ayah masih menderita rematik, dan di musim hujan masih sering kambuh. Saat kambuh jug harus minum natrium diklofenak 50 mg dan dexamethasone 0,5 mg.

Hipertensi Emergensi dan Cara Sehat Mengatasinya

Keberhasilan melakukan diet dengan hasil positif seperti di atas, tentu menjadi kabar yang menyenangkan. Menurut dr Tan, “Saya selalu mengatakan kepada pasien saya, bahwa Anda ibaratnya adalah atlet olimliade. Saya hanya mentor, coach, pelatihnya. The coach knows how go win. Tentu saja. Tapi siapa yang mencetak medali dan nilai di papan skor? Atletnya!”.

Konsultasi di kamar praktek ibaratnya seperti mendapatkan coaching. Anda lalu kembali ke dalam kancah kehidupan masing-masing, berbelut, berdrama dan banyak sekali teriakan penonton di luar sana (termasuk anjuran kiri kanan untuk begini dan begitu) dan semua itu berpulang pada sang atlet sendiri. Petunjuk siapa yang didengarkannya. Dan feedback (umpan balik) terbaik adalah hasil pemeriksaan apa punn yang ada yang digunakan sebagai pantauan.

Hipertensi merupakan alarm tubuh yang menjerit karena ada yang salah dengan gaya hidup. Maksudnya adalah manusia sehat dengan pola makan sehat berimbang membutuhan karbohidrat, protein dan lemak.

Sumber karbohidrat terbaik berasal dari sayur mentah (apapun yang bisa dikombinasikan sebagai lalapan, dalam porsi yang cukup besar yang mengenyangkan) dan juga beberapa jenis buah segar (bagi Anda yang menderita kencing manis, tahan terlebih dahulu mengonsumsi buah sampai gula darah puasa kembali dalam kategori aman, berkisar antara 80-100 mg/dL).

Baca juga: Diet DASH, Dietnya Penderita Hipertensi.

Sayur lain yang dimasak (daun singkong, capcay, sayur bening bayam, sayur asem, tidak termasuk dalam hitungan sumber karbohidrat, dan anggap sebagai penambah serat dan masuk dalam kategori lauk).

Protein terbaik berasal dari ikan laut dalam, tempe, ayam, jamur yang diolah sebagai lauk tanpa ditumis dan tanpa digoreng. Sumber lemak terbaik bisa diperoleh dari alpukat yang dimakan begitu saja (dalam keadaan mengkal bisa dipotong-potong bercampur dalam salad) atau extra virgin olive oil yang dibubuhkan sebegai dressing atau tambahan minyak setelah sambal dibuat (seperti sambal balado, bajak atau sambal dabu-dabu). Kemiri pada bumbu ulek bisa digunakan sebagai pelengkap pepes yang perlu dihitung sebagai sumber lemak.

dr Tan juga menyarankan untuk tidak sekali-kali mengandalkan pola makan seimbang sebagai diet, hal ini kesannya Anda memiliki pantangan yang akhirnya menimbulkan celah godaan atau bahkan mengonsumsi makanan yang tidak seperti orang lain.

Pola makan sehat sudah seharusnya diterapkan sejak usia dini, saat seorang anak belajar menikmati setiap kunyahan makanan padatnya yang disesuaikan dengan umur dan kematangan alat cerna. Pola makan sehat itu ibarat suatu kodrat yang membuat manusia tetap pada kondisi kesehatan optimal, dan berumur panjang bebas penyakit.

Cara Mengatasi Rematik

Terdapat hal menarik setelah mengatasi hipertensi sesuai yang disampaikan si Ayah di atas, tentang rematik yang masih tersisa, hal ini menunjukkan bahwa yang disebut makanan, tidak terbatas pada apa yang masuk mengenyangkan fisik dan masuk melalui jalur pencernaan belaka. Namun juga makanan emosi (istilah emosi disini bukan berarti sekedar marah, namun semua gerak perasaan dalam benak) yang masuk melalui jalur pikiran, yang dikenali sebagai kecemasan (anxiety), ketidakpastian (uncertainty), perasaan tidak aman (insecurity), perasaan tidak membumi (non grounded) atau dalam istilah Jawa seakan-akan hidup tidak njejeg di atas bumi.

Tubuh fisik tidak akan pernah lepas dari tubuh emosi. Rasa kaku, sendi, nyeri, seperti halnya gejala rematik tidak hanya berhubungan dengan kemungkinan faktor rheumatoid yang memang ada dalam darah.

Rematik secara emosional adalah cetusan perasaan terkorbankan, harapan terhadap kasih sayang dan cinta yang lebih ditekan oleh perasaan pahit akan pengalaman-pengalaman masa lalu, amarah yang tak terlampiaskan (atau terasionalisasi, dengan kebanyakan bahasa orang Asia, yang mikul nduwur mendhem jero alias memendam hal-hal yang dianggapnya tak sopan, tak layak dicetuskan dan diterima saja sebagai kebesaran hati padahal hati seringkali tidak dapat diajak kompromi).

Baca juga: Stroke di Usia Muda.

Rematik juga merupakan peradangan sendi yang disebabkan oleh pertikaian dalam tubuh. Maksudnya, Anda menghasilkan antibodi terhadap sendi Anda sendiri, yang disebut dengan autoimmune disease.

Namun, bila Anda kembali seimbang, baik pola makan maupun kondisi emosional, tubuh akan mampu mengatasinya dengan mengeluarkan hormon kortisol (anti-stress hormon) yang diproduksi oleh kelenjar anak ginjal atau adrenalin. Steroid yang ditambahkan dari luar sebagai obat malah hanya memperburuk masalah.

Rematik yang dininabobokan dengan steroid, sama saja seperti kita meredam gejalanya, seakan nyeri menghilang sementara pada saat sekarang, tapi penggunaan obat steroid akan menyebabkan celah kemungkinan pengeroposan tulang dan memperburuk kondisi rematik di kemudian hari.

Pengobatan Rematik

Tahukah Anda bahwa obat anti nyeri dan anti peradangan bekerja secara membabi buta menekan hormon eikosanoid (baik yang pro-peradangan maupun yang anti-peradangan). Bahkan self healing yang seharusnya berjalan dengan baik, akhirnya dihambat oleh sebuah bom yang sebenarnya hanya diperintahkan untuk menghambat kerja cytokines (protein radang).

Inilah penjelasan mengapa obat-obatan rematik atau anti nyeri pada akhirnya bisa merusak dinding dalam lambung sehingga menyebabkan tukak lambung. Obat-obatan steroid membuat insulin lebih mudah resisten (dengan akibat risiko diabetik) dan tekanan darah meningkat. Penekanan kekebalan tubuh dengan obat-obatan (yang dimaksud adalah agar tubuh tidak membuat zat antibodi terhadap sendinya sendiri atau meredakan radang) yang malah membuat seseorang justru mudah terkena infeksi bakteri, jamur dan virus.

Mengapa rematik kumat saat cuaca mendung dan hujan? Jawaban rasional dan sederhana adalah saat tekanan atmosfer menurun, maka sel jaringan sendi melakukan kompensasi dengan mengembungkan diri sendiri hingga menyita ruang sendi dan mendesak area yang meradang, yang mengakibatkan rasa nyeri muncul.

Itu dia, sedikit informasi dan tips mengatasi hipertensi dan rematik, yang diasuh oleh dr Tan Shot Yen dalam Rubrik Konsultasi Kesehatan yang dimuat dalam Tabloid Nyata. Semoga bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda.

Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Hipertensi dan Rematik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel