Program Detoksifikasi ala dr Tan Shot Yen

Jaman semakin berganti, di era yang semakin berubah, apalagi sejak meredanya wabah pandemi Covid-19 yang hampir setahun ini, membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat. Buktinya, semakin banyak masyarakat yang memulai memilih hidup sehat, misalnya dengan berbagai pertanyaan yang juga dibahas dalam program detoksifikasi ala dr Tan Shot Yen.

Program Detoksifikasi Tubuh yang Simpel

Uraian dan berbagai jawaban tentang program detoksifikasi ini sebenarnya adalah hasil kesimpulan tanya jawab yang pernah dimuat dalam Tabloid Nyata yang diasuh oleh dr Tan Shot Yen.

Detoksifikasi;Detoksifikasi Tubuh
Detoksifikasi (Gambar: biogenesismedicalcenter.com)

Adapun pertanyaan tersebut, sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara melakukan detoksifikasi yang simpel?
  2. Bagaimana cara menurunkan kadar trigliserida yang cukup tinggi.
  3. Apakah gula low atau non calorie dan gula diabetic sehat untuk dikonsumsi, sehubungan sang ayah yang diabetes dan mengonsumsi gula khusus diabetes?
  4. Sang penanya sudah mengikuti diet sehat tanpa nasi dan gula, tetapi mengapa bisa lemas sekali ya.

Ulasan dr Tan Shot Yen

Detoksifikasi dalam bahasa awam diartikan sebagai ‘men-de-aktivasi racun’. Atau membuat racun menjadi tidak lagi menjadi racun, dengan cara yang sangat murah dan mudah.

1. Cara Mendetoksifikasi yang Simpel.

Racun banyak diasup secara sengaja, melalui rokok, pengawet, zat warna makanan, ‘perasa’ (yang katanya alami, padahal buktinya tidak jelas), racikan makanan yang juga tidak jelas asalnya dan sudah melalui proses pabrik, pengharum WC dan mobil, pembasmi serangga, pembersih lantai, pelembut pakaian (yang sering diselewengkan dengan istilah yang terdengar alami dengan menyebut namaa buah atau nama bunga) dan lain-lain.

Bagi tubuh manusia yang hidup dan organik (masih hidup), semua benda itu dikenali sebagai benda asing.

Semua hal asing yang tidak dikenal tubuh tapi masuk dengan cara apapun (dihirup, diserap kulit, dimakan, diminum) akan di detoksifikasi karena dianggap racun.

Detoksifikasi melibatkan kerja hati (liver).

Liver bekerja mengolah racun yang juga kita produksi sebagai hasil sampingan metabolisme. Namun hasil sampingan atau buangan metabolisme ini masih dianggap normal dan membiarkan liver Anda bekerja, apabila makanan yang Anda metabolisme berupa asupan yang disenangi tubuh, bukan cuma disukai lidah.

2. Cara menurunkan kadar trigliserida yang cukup tinggi.

Trigliserida merupakan bahan baku kolesterol. Trigliserida dan kolesterol bersumber dari semua bahan makanan yang mengandung lemak dan hasil metabolisme karbohidrat. 

Namun, celakanya, trigliserida mudah meningkat bukan dari lemak asli (seperti kacang dalam bentuk alaminya, yaitu kacang mete sangrai, kacang merah, kemiri, dan lain-lain, asalkan dimakan tidak lebih dari satu genggam per hari) melainkan peningkatannya diakibatkan minyak yang telah melalui proses, seperti minyak goreng atau tiruan mentega dalam bentuk apa pun.

Saat ini dr Tan tidak lagi membicarakan lemak tidak jenuh berantai panjang seperti yang disampaikan para ahli yang disebut dengan jenis minyak yang sehat.

Masalahnya, lemak tidak jenuh berantai panjang ini diproduksi dengan cara apa? Semua minyak tumbuhan yang diproses melalui pemanasan (karena ini cara yang paling murah) susunan kimianya berubah.

Semua minyak goreng melalui proses ini dan ditambah proses lain yang membuatnya menjadi bland-tasting (rasanya bersahabat di lidah ) dan menjadi odorless (tidak berbau, tidak seperti minyak klethik pada zaman dahulu) membuat nilai kesehatannya berubah. Malah salah-salah bisa menjadi penyebab penyakit kanker (karsinogen) dan penyempitan pembuluh darah, terutama pembuluh darah jantung.

Jadi bukan hanya minyak goreng yang dipakai berkali-kali yang bisa menyebabkan  gangguan kesehatan. Semua minyak goreng menurut dr Tan tidak sehat. Bukan karena kandungan kolesterolnya (kolesterol hanya diproduksi mahluk hidup yang punya bayi) tapi karena sifat kimia minyak yang sudah berubah.

Istilah salah kaprah ini dengan mencanangkan diperkaya omega3, omega6, omega8, membuat tanda tanya besar bagi dr Tan.

Penelitian terakhir dibuktikan omega3 rusak dengan pemanasan. Begitu pula dengan omega6, tidak lagi dianjurkan untuk diasup, karena di era ini rasio omega 3:omega 6 = 1:21. Omega6 sudah menjadi racun akibat berlebihan mengonsumsi kacang-kacangan dalam bentuk yang tidak sehat dari minyak goreng, sehingga yang perlu didongkrak justru omega 3, yaitu Omega 3 yang diasup dengan dosis benar.

Pola makan yang benar akan menstabilkan kadar trigliserida Anda. Satu-satunya minyak tumbuhan sebagai lemak tidak jenuh berantai panjang yang bisa dipakai adalah extra virgin olive oil (minyak zaitun perasan pertama) karena cara produksi tetap menjaga agar lemaknya tidak rusak dengan mengekstraksi minyak zaitun melalui proses bertekanan tinggi namun bersuhu rendah. Itulah sebabnya minyak zaitun dijual dalam botol gelap (agar tidak mudah terpapar cahaya dan panas) yang membuat kualitas minyaknya bisa diandalkan.

Dan menurut dr Tan, sudah saatnya konsumen mulai kritis dan terdidik agar produsen mempetanggungjawabkan produknya secara legal dan sesuai pembaharuan, ilmu penbaharuan yang tidak ditunggangi oleh investasi atau kepentingan ekonomi belaka.

Banyak orang yang salah kaprah dan mengira trigliserida dan kolesterol akibat semua lemak yang mereka asup dalam makanan. Justru kualitas karbohidrat, memegang peranan penting. Karbohidrat ini dikonsumsi 70% dari porsi makanan manusia Indonesia.

Karbohidrat buruk (gula, terigu, beras, pati yang mudah diserap sebagai gula dalam darah) diperintah insulin untuk distok sebagai lemak, kolesterol buruk LDL dan radikal bebas (inilah racun yang memberatkan kerja hati).

3. Tentang pertanyaan apakah gula low atau non calorie dan gula diabetes sehat dikonsumsi?

Menurut dr Tan semua gula yang disampaikan sesuai di atas semuanya tidak ada yang cukup sehat.

Seorang pakar dan dokter HJ. Roberts, MD, FACP, FCCP, menuliskan bahwa Aspartame Disease: an FDA-Approved Epidemic, hal ini membukikan bahwa label sugar free yang menggunakan Aspartam melibatkan FDA (Balai pengawasan obat dan makanan di Amerika Serikat), yang setengah menutup mata dengan kenyataan banyaknya risiko yang ditimbulkan, belum lagi dengan rasa manis itu sendiri (tanpa melibatkan kalori) membuat insulin seseorang naik drastis.

Tentu sangat rugi bila meminimalisir asupan kalori dengan masih mengonsumsi gula seperti itu. Untuk itu, buang semua karbohidrat dengan glikemik indeks tinggi, maka berikan tubuh karbohidrat yang baik (terutama sayur), buang pemanis apa pun kalau ingin serius melakukan detoksifikasi. Karena produk sugar free tidak dikenali tubuh, dan liver harus bekerja keras untuk itu.

4. Sudah melakukan hidup sehat tanpa nasi dan gula, tapi mengapa jadi lemas.

Menurut dr Tan, harus dilihat lagi apa yang Anda makan, berapa banyak sayur yang diasup? Mentah atau dimasak? Hal ini sangatt penting, karena apabila sayuran dimasak tentu tidak ada energi valuenya.

Coba beli dua ikat selada segar, iceberg lettuce dikenal sebagai selada yang menopang kekuatan tulang. Dan juga tambahkan tomat, timun, paprika, serutan wortel mentah, dan lalap jika suka. Dan jangan lupa lauk.

Tentu saja sebagai penutup, hidup sehat adalah hal nyata yang harus dijalani. Life is not a knowledge. It is experience process. Orang Indonesia banyak yang pandai dan memiliki koleksi banyak buku. Bahkan siapa dokter yang tidak tahu bahwa rokok itu membunuh? Tapi nyatanya banyak dokter yang masih merokok.

Begitu pula dengan detoksifikasi, detoksifikasi bukanlah teknik, metoda atau juga membeli kecanggihan teknologi. Detoksifikasi adalah selaras dengan alam, mengonsumsi makanan yang sebagaimana diciptakan, berpikir jernih dan hanya pada porsinya, selalu berakar dan kembali pada keberlimpahan, selalu terbuka pada perubahan dan segala kemungkinan dan tidak menanam apa yang tidak ingin Anda tuai.

Semoga informasi tentang ‘Program Detoksifikasi ala dr Tan Shot Yen” ini bermanfaat untuk kita semua.

Belum ada Komentar untuk "Program Detoksifikasi ala dr Tan Shot Yen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel