Tips Mencegah Kekeringan dengan Menabung air
Menabung air? Istilah ini sampai sekarang masih terasa asing, apalagi Indonesia yang memiliki dua musim, yaitu musim kering dan musim penghujan, dimana saat musim hujan, air yang datang sering sangat lebat bahkan menyebabkan banjir. Hal inilah yang membuat istilah menabung air menjadi teramat asing. Namun, siapa sangka ada tips mencegah kekeringan dengan menabung air yang tentunya membuat kita penasaran, tentang cara ini.
Cara Menabung Air
Dalam sebuah pesan yang tertera di sebuah papan pancang di tepi Danau Lido menuju Pusat Pendidikan Pelestarian Alam Bodogol di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun, Bogor, terdapat pesan menarik, yaitu “Satu pohon bisa menyimpan 10 liter air. Jagalah kelestariannya.”
Ilustrasi (Gambar: homeselfe.com) |
Semua orang tahu bahwa air merupakan unsur utama kehidupan manusia di bumi. Dan kita bisa tahan hidup berminggu-minggu tanpa makan, namun tanpa air maka akan mati dalam beberapa hari saja. Air ini juga menjadi hal penting dalam budidaya pertanian, pembangkit tenaga listrik, industri dan juga alat angkutan.
Dari jumlah air, bisa dilihat bahwa air menjadi zat yang paling banyak di bumi. Volumenya diperkirakan 1,4 miliar km3 yang meliputi 70% permukaan bumi. Dan hanya sekitar 3.000 km3 per tahun yang dimanfaatkan.
Baca juga: Tips menghadapi musim pancaroba.
Gambaran tersebut di atas sepertinya sangat ideal, dan mencerminkan semua bisa teratasi dengan air tersebut.
Namun faktanya, pada musim kemarau, air menjadi masalah yang selalu dihadapi, air di sumur mengering, bahkan penduduk yang tinggal di kota harus siap-siap menghadapi air PDAM yang tersendat mengalir, karena PDAM sulit mendapatkan bahan baku.
Bahkan pada musim penghujan masyarakat seperti di Jakarta harus siap menghadapi banjir. Penduduk di lereng bukit yang dulunya memiliki hutan yang lebat kini harus bersiap terhadap bencara tanah longsor dan juga banjir bandang.
Tentu saja penyebabnya sangat jelas, yaitu terjadi kekurangan pohon penangkap air, tidak ada celah bagi air untuk meresap, karena permukaan tanah sudah ditempati rumah, jalan dan halaman yang diplester dengan semen. Dan yang menyedihkan sungai sudah dianggap sebagai jamban dan tempat sampah.
Tentu saja kita harus melakukan langkah preventif dan reaktif, yaitu dengan tetap menggunakan prinsip reduce-reuse-recycle (berhemat, menggunakan kembali dan daur ulang). Saat kemarau penggunaan air harus dihemat, caranya seperti saat musim kemarau dengan tidak memutar keran sampai maksimal, tidak mandi dengan pancuran, memanfatkan air bilasan terakhir cucian untuk mengepel lantai, dan masih banyak hal positif yang bisa dilakukan.
Sedangkan di musim penghujan, kita harus mukai menabung air. Pada masa ini kita membutuhkan bantuan si penangkap air alami, yaitu tanaman. Jadi daripada harus diplester atau malah dipasangi dengan ubin, malah lebih baik halaman rumah ditutup rumput atau bisa dengan kerikil agar terdapat celah air untuk meresap. Kalau halaman agak luas bisa ditanami dengan berbagai pepohonan.
Air hujan terrnyata bisa ditabung dengan membuat sumur resapan. Hal ini seperti yang dilakukan di Sleman, Yogyakarta. Sumur dengan kedalaman 3 meter ini kemudian ditutup pada bagian atasnya dengan beton cor dengan garis tengah sekitar 80cm dan dilubangi pada bagian tengahnya. Bagian dalam sumur tersebut dilengkapi dengan ijuk, kerakal, dan tanah untuk menyaring dan meningkatkan mutu air.
Bahkan untuk mengurangi aliran air permukaan karena turunnya hujan, maka bisa menggunakan tanaman dalam pot. Sepertinya hal ini tidak berarti. Namun bayangkan, bila tiap pot bisa menahan segelas air hujan, dan bayangkan bila tiap rumah tangga memiliki sejumlah pot, maka jumlah air hujan yang tidak terserap bumi dan mengalir di permukaan tanah akan berkurang, dan hasilnya akan menurunkan risiko banjir.
Itu dia sedikit tips mencegah kekeringan dengan menabung air. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mencegah Kekeringan dengan Menabung air"
Posting Komentar