Aqiqah

Ada satu yang membahagiakan setelah sebuah pernikahan dilangsungkan, yaitu hadirnya si kecil atau bayi dalam sebuah keluarga. Kelahirannya tentu akan membawa sebuah kebahagiaan. Dalam Islam terdapat suatu rangkaian penting yang harus dilakukan untuk menyambut kelahiran si kecil, yaitu dengan aqiqah.

Aqiqah adalah Wujud Syukur atas Lahirnya Bayi

Istilah ini sangat sering kita dengar, khususnya bagi pemeluk agama Islam yang merupakan suatu wujud syukur kepada Allah SWT Sang Pencipta Alam atas lahirnya bayi mungil sebagai penerus keturunan. Aqiqah dalam sebuah Kitab Nailul Authaar V:224 disampaikan bahwa aqiqah merupakan kambing yang disembelih untuk mensyukuri anugrah atas kelahiran sang bayi.

Hukum Aqiqah

Hukum melaksanakan aqiqah adalah Sunnah Muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Aqiqah ini dahulu dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Bahkan Al-Laitsi dan Daud Az-Zahiri justtu menyatakan bahwa aqiqah adalah hal wajib khususnya bagi mereka yang diberikan kelapangan rezeki. Syarat hukum aqiqah sama seperti syarat hukum hewan qurban, kecuali unuk aqiqah tidak diperbolehkan patungan.

aqiqah
Ilustrasi aqiqah (Foto: parhlo.com)

Dalil tentang adanya aqiqah ini diriwayatkan dari Samurah, dari Nabi Muhammad SAW, yang bersabda, bahwa “Setiap anak yang lahir itu terpelihara dengan aqiqohnya, yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, kemudian si bayi dicukur dan diberi nama.”

“Anak tergadai dengan aqiqah yang disembelih pada hari ketujuh dan rambutnya dipotong dan diberi nama.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan disahihkan oleh Hakim).

Dari Salman bin Amir Adh Dhabiey, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Untuk anak laki-laki aqiqahnya, tumpahkanlah atasnya darah dan hilangkanlah dari padanya kotoran dan najis”. (HR. Al-Khamsah)

Aqiqah Kewajiban Siapa?

Kewajiban meng-aqiqohi bagi anak yang baru lahir adalah tanggung jawab orang tua yang memikul nafkah si anak dari harta sendiri, bukan dari harta si anak.

Namun hal tersebut dapat ditunaikan oleh orang lain atas kehendaknya sendiri. Rasulullah SAW, menyembelih aqiqoh cucunya Hasan dan Husen masing-masing 2 (dua) ekor. (Hadist riwayat Nasa’i)

Waktu Dilakukannya Aqiqah

Tentang pelaksanaan aqiqah, terdapat pertanyaan, termasuk pertanyaan apakah bisa aqiqah dilaksanakan setelah dewasa.

Menurut Hadist Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Baihaqi, dikatakan, bahwa “Disembelih pada hari ketujuh, dan pada hari keempat belas dan pada hari kedua puluh satu.”

Baca juga: Tahun Baru Hijriah, Makna dan Sejarahnya.

Dalam kitab I’anathuth-tholibin (syarah fathul mu’in, Juz 2, halaman 336) disampaikan bahwa orang dewasa pun boleh melaksanakan aqiqah.

Aqiqah tidak harus pada hari ketujuh, boleh sesudah anak berumur satu tahun atau sesudah tidak menyusui. Demikian pendapat Ar-Rafi’i berdasarkan riwayat Nabi Muhammad SAW menyembelih aqiqah untuk dirinya setelah waktu kenabian (di atas umur 40 tahun).

Dan tidak ada larangan, anak meng-aqiqahkan orang tuanya, tentu hal ini lebih baik jika anak lebih mampu dibandingkan orang tuanya.

Jumlah dan Jenis Hewan Aqiqah

Tentang pertanyaan berapa hewan yang harus disembelih dan bolehkah menyembelih selain kambing atau domba. Dan juga syarat-syarat hewan untuk aqiqah, jantan ataukah betina?

Dari Aisyah berkata, “Rasululkah SAW memerintahkan kita agar menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan seekor kambing.” (HR. At-Turmudzi dan Ibn Majah).

Berdasarkan hadist dari Umi Karzim, sabda Nabi SAW, “Anak laki-laki (aqiqahnya) dua ekor kambing dan anak perempuan seekor kambing.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Persyaratan binatang untuk aqiqah sama dengan syarat binatang untuk qurban, yaitu binatang yang baik, gemuk dan tidak cacat. Tidak ada perbedaan jantan atau betina, dengan meedasarkan pada dalil, riwayat Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia berkata aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Binatang, qurban yang paling bagus adalah jadza’ kambing.”

“... tidak memberatkanmu apakah kambing itu jantan atau betina.” (HR. Ahmad)

Sedangkan menurut Hanafi, Jadza’ adalah kambing atau domba yang sudah berumur beberapa bulan, sedang menurut AsySyafi’i yang berumur satu tahun dan ini yang tershahih.

Muslim meriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasululkah SAW bersabda, “Janganlah kalian mengqurbankan binatang, kecuali yang berumur satu tahun ke atas, jika itu menyulitkanmu, maka sembelihlah yang Jadza’ domba.”

Dari kedua hadits di atas, maka sangat jelas bahwa dalam aqiqah atau juga qurban tidak ada syarat hewan yang jantan, akan tetapi yang Jadza’ satu tahun atau kurang dari satu tahun.

Dalam kitab I’anathuth-tholibin yang tercantum pada risalah aqiqah dalam pandangan Islam yang disebutkan bahwa sah dan boleh mewakili saat penyembelihan qurban dan aqiqah dan boleh pula mewakili untuk menyembelihnya walau pun pemiliknya di luar negeri.

Pembagian Daging Aqiqah

Disebutkan dalam kitab Kifayatul Akhyar, bahwa daging aqiqah dibagikan dalam keadaan masak, tidak dalam keadaan mentah, dan menghadiahkannya pada kerabat, tetangga, dan dishodaqohkan pada fakir miskin, anak yatim (panti asuhan).

Dan sebagian boleh dimakan sendiri (dianjurkan maksimal sepertiga bagian saja). Dalam Al-Quran surah 22, Al-Hajj ayat 36, disebutkan:

“... Maka bila mereka telah roboh pada sisinya (setelah disembelih), makanlah sebagian dari padanya dan beri makanlah kepada orang yang meminta-minta...”

Prosesi dalam Aqiqah

Prosesi aqiqah yang berurutan adalah dengan memberi nama yang bagus, mencukur rambutnya, kemudian bersedekah seberat timbangan rambutnya dengan perak, jika hal itu memungkinkan. Hal ini berdasar pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Muhammad SAW sewaktu meng-aqiqahkan Hasan dan berseru...

“Hai Fatimah, cukurlah rambutnya dan bersedekahkah dengan perak kepada orang-orang miskin seberat timbangan rambutnya.”

Mereka berdua kemudian menimbangnya, timbangannya waktu itu seberat satu dirham, dan kemudian disedekahkan.

Untuk anak yang baru lahir disunatkan, memberi makanan yang manis (seperti madu), dibacakan adzan, sabda Nabi Muhammad SAW:

“Siapa yang kedatangan anak laki-laki yang baru lahir, maka hendaklah ia mengadzankannya di telinga kanan dan meng-iqamahkannya di telinga kiri. Maka anak itu, tidak akan terkena bahaya setan.”

Doa Saat Menyembelih Hewan Aqiqah

Ada pun doa yang dilafadzkan saat menyembelih, sebagai berikut:

“Bismillah Allohu Akbar. Allahumma minka walaka, hadzihi aqiqotu...” (Dengan menyebut nama Alloh, Allah Maha Besar, Ya Allah dari Engkau dan untuk Engkau, inilah aqiqah si... (HR. Abu Ya’la dan Al Bazzar).

Hikmah Melakukan Aqiqah

Mengutip apa yang disampaikan DR. Abdullah Nashih Ulwan, dalam bukunya Tarbiyatul Fi Al-Islam, disebutkan bahwa hikmah aqiqah, antara lain.

  1. Aqiqah merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah di masa awal ia menghirup udara kehidupan.
  2. Aqiqah merupakan tebusan bagi anak dari berbagai macam musibah, sebagaimana Allah telah menebus Ismail AS, dengan hewan sembelihan yang besar.
  3. Sebagai pembayaran hutang orang tua terhadap anak agar kelak di hari kiamat ia dapat memberikan syafaat kepada orang tuanya.
  4. Merupakan media untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan melaksanakan syariat Islam dan bertambahnya generasi mukmin.
  5. Mempererat tali persaudaraan di antara sesama anggota masyarakat, dalam hal ini aqiqah bisa menjadi semacam wacana bagi berlangsungnya komunikasi dan interaksi sosial yang sehat.

Itu dia sedikit informasi tentang aqiqah. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Aqiqah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel