Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 12”

Siapa mengira hal baik yang dialami Chinmi juga membawa hal buruk, hal ini terbukti dengan “penghargaan prestasi kenegaraan” yang diterimanya dan juga telah melambungkan namanya membuat orang-orang ada yang berpikiran negatif bahkan sampai ingin membunuhnya. Resensi buku “Kungfu Boy Legends 12” akan memberikan sedikit ringkasan cerita pada edisi 12 ini.

Identitas Buku:
Judul: Kungfu Boy Legends 12.
Judul Asli: Tekken Chinmi Legends 12.
Penulis: Takeshi Maekawa.
Alih Bahasa: M. Gunarsah.
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo.
ISBN: 979-27-1239- dan 978-602-00-0100-9

Resensi Buku Fiksi “Kungfu Boy Legends 12”

Cerita sebelumnya:

Di hari dimana Chinmi mendapat “penghargaan prestasi kenegaraan” yang ternama, desa diserang oleh banjir yang tiba-tiba. Hujan mengakibatkan longsor sehingga sungai pun meluap.

Dedikasi Yan untuk menyelamatkan bayi. Keberanian Chinmi untuk melompat tanpa memperlihatkan rasa takut sedikitpun. Koordinasi Kuil Dairin yang memperlihatkan support yang terkendali. Tindakan penyelamatan yang tak akan terwujud bila salah satu saja dari unsur tadi tak ada. Renka yang melihat semua itu, merasa terharu oleh ikatan yang dipupuk oleh Chinmi.

Chinmi dan teman-temannya dari Kuil Dairin semuanya mengadakan pengawasan, akan tetapi Yan yang berusaha menyelamatkan bayi yang terlambat di bawa, tertelan oleh arus berlumpur. Chinmi yang mendengar hal itu dari Renka segera melompat ke dalam sungai... “Yan, aku akan menyelamtkan nyawamu.”.

Berkat perjuangan mati-matian Chinmi, Yan berhasil diselamatkan dan banjir pun berlalu tanpa ada satu pun korban jatuh.

Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 12”
Komik “Kungfu Boy Legends 12”

Terdapat 6 chapter pada edisi 12 ini, antara lain:

  • Chapter 48 - Kisah Kepahlawanan.
  • Chapter 49 - Gosip.
  • Chapter 50 - Kemampuan Kuil Dairin.
  • Chapter 51 - Penantang.
  • Chapter 52 - Perangkap.
  • Chapter 53 - Pembunuh Bayaran.

Baca juga: Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 11”.

  • Chapter 48 - Kisah Kepahlawanan.

Kisah ini diawali dengan hal menarik, dimana Renka juga mau membantu hingga penanaman bibit padi selesai. Renka pun mengatakan, “Aku akan kembali saat musim gugur, aku juga ikut membantu panen.”

Akhirnya Renka berhasil menyelesaikan kisah perjalanan Chinmi, namun dalam benak Renka yang menjadi pertanyaan adalah “Apakah Chinmi dan Yan itu pacar sahabat? Tapi tak perlu ditanya, tanpa ucapan sekaligus aku bisa merasakan ikatan yang dalam antara Chinmi dan Yan.”

Hasil tulisan Renka pun dipuji oleh ayahnya Jenderal Ourin. Bahkan ayahnya mengatakan kalau Kaisar mendengar Renka menulis catatan ini dan beliau ingin membacanya kalau sudah selesai.

Dan benar saja hasil tulisan Renka dipuji oleh Kaisar bahwa tulisannya mudah dibaca dan langsung kepokoknya.

Di kejadian lain, dengan prestasi Chinmi dan Kuil Dairin. Banyak yang termotivasi setelah melihat latihan militer di Kuil Dairin. Hingga ada usulan untuk mengundang Chinmi menjadi pelatih bela diri tentara negara.

Menurut Jenderal Ourin, setelah pertandingan beladiri, sang jenderal pernah diam-diam mengajukan tawaran itu padanya tapi ditolak begitu saja, Chinmi tidak berniat untuk bertugas pada pemerintah atau pun datang ke ibukota. Dia pria yang pulang begitu saja tanpa menerima hadiah atas usahanya menghentikan rencana pembunuhan Kaisar. Semangat yang bebas tanpa terikat nafsu duniawi. Kepercayaan kaisar yang dalam kepada Chinmi bukan karena kemampuan kungfunya saja.

Penghargaan prestasi kenegaraan bidang ilmu bela diri yang diterima Chinmi. Selain menjadikan nama Chinmi tenar, orang-orang menangkapnya sebagai penghargaan tertinggi dari kaisar  Cina kepada kungfu Kuil Dairin.

Namun ketenaran yang diterima Chinmi ternyata tidak hanya membawa hal baik saja. Tanpa diketahui Chinmi, pada akhirnya mengundang bencana baru bagi Chinmi.

  • Chapter 49 - Gosip

Sejak terkenalnya Chinmi, semakin banyak yang datang ke Kuil Dairin untuk belajar ilmu bela diri.

Terdapat 3 jenis orang yang datang ke Kuil Dairin, antara lain:

  1. Orang yang ingin masuk perguruan.
  2. Orang yang ingin melihat.
  3. Orang yang ingin menantang bertarung.

Dan dari ketiga jenis orang tersebut yang paling mengkhawatirkan adalah orang yang ingin menantang bertarung.

  • Chapter 50 - Kemampuan Kuil Dairin

Dan pada akhirnya terjadi pertarungan yang sebenarnya, padahal sebelumnya sudah sangat dihindari.

Yang menjadi pertanyaan antara kungfu Kuil Dairin dengan kungfu aliran lain, meskipun pada akhirnya Gunte tetap bertahan dan tidak menyerang dan penantang pun memilih mundur.

  • Chapter 51 - Penantang

Di sebuah kedai pun perbincangan tentang pertandingan siang tadi juga menjadi topik menarik, dari hanya Gunte murid Chinmi yang diremehkan malah bisa mengalahkan si penantang, yaitu si kepala jamur.

Bahkan ada gosip yang didengar beberapa orang di kedai, ada orang yang sengaja mengancam nyawa Chinmi. Perlahan orang yang radikal makin bertambah, bahkan Ryukai yang melarang pertarungan dengan Kuil Dairin juga diserang.

  • Chapter 52 - Petarung

Ditengah jalan setelah apa pun yang terjadi, Chinmi merasa ada yang mengikutinya.

Bahkan menurut yang menguntit, “Padahal dia tak berjaga-jaga tapi dia segera beraksi begitu ada hawa membunuh. Insting bagus yang hanya dimiliki orang yang telah melewati berbagai pertarungan.”

Di saat Chinmi berjalan, ternyata ada yang berpura-pura bertanya arah kuil Dairin, namun ternyata malah menyerang Chinmi dengan tongkat pedang, namun orang itu kemudian melarikan diri.

  • Chapter 53 - Pembunuh Bayaran

Kasus penyerangan Chinmi oleh seseorang menimbukkan kegelisahan dihati setiap biksu dan pelajar Kuil Dairin.

Yang pasti, penting bagi seluruh Kuil Dairin untuk memiliki kesadaan akan bahaya sehubungan dengan kasus penyerangan Chinmi.

Dengan adanya penghargaan terhadap Chinmi, menurut Ryukai, Chinmi justru ingin menampilkan dirinya dan memancing penjahatnya keluar.

Bahkan menurut Touza (penyerang Chinmi), padahal sampai sesaat sebelumnya dia sama sekali tidak berjaga-jaga, begitu merasakan hawa membunuh, saat aku mencabut pedang dia langsung melompat dari jarak serangan, dengan kemampuan sehebat itu tidak heran bayaran membunuhnya besar.

Semakin penasaran dengan cerita Chinmi?

Semoga resensi buku “Kungfu Boy Legends 12” ini bisa menghibur dan membuat Anda tertarik untuk memiliki komik legends ini.

Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 12”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel