Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 11”

Perjalanan hidup Chinmi memang selalu menarik, tidak ada sesuatu yang tidak bisa menjadi bahan cerita, begitu pula saat sampai di Kuil Dairin, setelah menerima penghargaan dari negara, terjadi sesuatu yang tidak diduga.. Apa itu? Simak kisahnya di resensi buku ”Kungfu Legends 11”.

Identitas Buku:
Judul: Kungfu Boy Legends 11.
Judul Asli: Tekken Chinmi Legends 11.
Penulis: Takeshi Maekawa.
Alih Bahasa: M. Gunarsah.
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo.
ISBN: 979-27-1239-1 dan 978-602-00-2612-8.

Resensi Buku Fiksi “Kungfu Boy Legends 11”

Cerita sebelumnya: 

Jenderal Orin, kepala militer tertinggi, datang mengunjungi tempat dimana Chinmi sedang berlatih keras di Kuil Dairin. Dia mengatakan bahwa dia datang untuk memberikan “penghargaan pengabdian terhadap negara” kepada Chinmi. 

Di barisan paling belakang rombongan tentara tersebut, terlihat sosok Renka, putri jenderal satu-satunya.

Pada saat seperti itu, hujan berkepanjangan di luar musim yang sedang terjadi semakin bertambah parah, dan bahaya banjir pun semakin mendekati desa.

Renka yang ingin memastikan hubungan Yan dengan Chinmi, malah jadi tinggal di rumah Yan. Meskipun Renka merasa canggung dengan hubungan segitiga yang membingungkan ini, Yan dan Chinmi menerima dia dengan wajar seakan-akan itu adalah hal yang sudah seharusnya.

Renka kemudian dengan cepatnya berbaur dengan murid-murid Chinmi. Dirinya yang telah menyaksikan dari dekat aksi Chinmi saat menjadi juara dalam kejuaraan bela diri Tenran dan menggagalkan pembunuhan kaisar, menganggap dirinya fans no1 dan bahkan mengetahui semua nama murid Chinmi, tapi hanya satu orang nama saja yang baru pertam kali dia dengar, yaitu Yan.

Terdapat 5 bab dalam Kungfu Boy Legends 11 ini, antara lain:

Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 11”
Komik ”Kungfu Legends 11”

  • Bab 43 - Bencana banjir.
  • Bab 44 - Banjir.
  • Bab 45 - Nyawamu, akan aku lindungi.
  • Bab 46 - Hanyut.
  • Bab 47 -Bersatu

Baca juga: Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 10”.

  • Bab 43 - Bencana Banjir

Saat itu terdengar tanda bahaya yang menandakan akan ada banjir, bukan karena sungainya yang meluap, tetapi karena ada sesuatu yang longsor, yang membut airnya jadi terhenti. Air dalam jumlah besar yang tertahan itu, tidak lama lagi pasti menerobosnya.

Di rumah Yan, Chinmi tertegun saat mengetahui Renka ingin membuat tulisan tentang dirinya. Apalagi menurut Renka, diumur yang semuda itu, Chinmi telah menerima penghargaan pengabdian pada negara dan juga seorang guru bela diri. Dan hal tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya.

Tiba-tiba Chinmi mendengar suara tanda pemberitahuan keadaan darurat dan sepertinya sungainya meluap. Di saat Chinmi dan Yan berlari menuju sungai, Renka turut berlari menyusul mereka berdua.

Chinmi bertemu dengan penduduk yang mengungsi, Ryukai dan Jintan juga turut menuju ke tempat itu. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, banjir besar akan datang.

Di saat Yan memanggil ibu kepala desa bersama si kembar, datanglah aliran lumpur dengan kekuatan luar biasa.

  • Bab 44 - Banjir.

Di saat itu, Chinmi segera kembali ke rumah Yan dan hanya menemukan sang kakek. Kakek mengatakan tidak lama setelah Chinmi pergi, Yan dan Renka juga menyusul Chinmi. Chinmi pun segera mencari Yan dan Renka.

Saat ibu kepala desa, Yan dan Sama sedang berlari, Koku dan Gaku si bayi kembar terjebak di ranting pohon. Yan pun segera menolong si kembar yang terjebak, di saat itulah datang Renka membantunya, setelah bayi diserahkan ke Renka, tidak lama Yan terbawa arus yang kuat.

Chinmi yang mencari Yan dan Renka, mendengar suara teriakan Renka, kalau Yan terseret arus sungai. Renka pun berteriak, “Yan turun ke sungai demi menolong dua bayi.”

Di tengah sungai terdapat pohon besr yang membuat Yan bisa tersangkut di tengah pohon tersebut. Chinmi pun berteriak ke orang-orang untuk melempar tali padanya.

  • Bab 45 - Nyawamu akan kulindungi.

Mendengar Yan hanyut di sungai, Chinmi pun berusaha menyelamatkan, maka semua berupaya dengan cepat dan mencari tali yang panjang dan kuat.

Yan yang pingsan, berusaha diraih oleh Chinmi, di tempat lain semua berupaya menyambung tali untuk menolong Chinmi.

Sambil berupoaya menolong Chinmi, dengan dipimpin Ryukai, sebagian diinstruksikan berjaga dibagian hilir sungai seandainya mereka hanyut.

Chinmi berupaya menaiki pohon yang masih kokoh dari terjangan air dan lumpur itu.

Dalam benak Renka mengatakan, ‘Sungguh mustahil memanjat pohon sambil menggendong orang yang pingsan . Darimana kekuatan Chinmi?”

Selama ini Chinmi selalu seperti itu, meski dalam keadaan terdesak sekalipun, dia selalu berjuang sampai akhir tanpa kenal menerah. Asalkan demi orang lain selain dirinya, Chinmi mampu mengeluarkan kekuatan sampai melampaui batasnya.

Namun di saat Chinmi berhail memanjat pohon, ada kayu apung besar yang mengarah pada pohon yang dinaiki Chinmi.

  • Bab 46 - Hanyut

Chinmi berhasil naik di atas pohon dengan menggendong Yan, tetapi naas potongan kayu besar yang menabrak pohon membuat Yan terlepas dari gendongan Chinmi.

Di saat Yan terjatuh, Yan sempat dipegang oleh Chinmi hingha Yan siuman. Chinmi berkata dengan keras, “Yan, aku akan melindungimu.”

Di saat sedang ditarik ketepi dengan keras, batang bambunya patah, yang membuat mereka terhanyut di sungai. Saat terhanyut tersebut, tubuh mereka berdua tertahan dengan perahu yang tersangkut di kayu apung.

Inilah kelebihan Chinmi, dengam perencanaan matang dan perkiraan penuh dan disaat terdesak, Chinmi masih bisa menggunakan Kungfu Peremuk Tulang.

  • Bab 47: Bersatu.

Yan sudah bisa ditolong, namun Chinmi masih belum bisa kekuar dari air. Hal ini disebabkan seluruh kayu apungnya mulai bergerak, hingga membuat tempat pijakannya menjadi tidak stabil. Beruntung semua selamat.

“Dua hari kemudian, akhirnya hujan pun berhenti. Lumbung padi, rumah-rumah di tepi sungai, termasuk rumah kepala desa semuanya terendam air. Kerugian pada hewan ternak dan sawah begitu besar tapi untungnya tidak ada korban.”

Tentu saja membereskan sisa-sisa setelah banjir memerlukan banyak tenaga dan waktu. Kuil Dairin memberikan banyak tenaga, dalam perbaikan dan upaya mereka yang penuh pengabdian itu telah menarik perhatian-perhatian orang-orang di daerah sekitarnya.

“Selama ada kehidupan, disanalah terdapat harapan.”

Semoga resensi buku ”Kungfu Legends 11” ini bisa memberikan informasi tentang kisah Chinmi yang menarik.

Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 11”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel