Resensi Novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang)

Andrea Hirata dan Tetralogi Laskar Pelangi seolah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Membaca keempat buku atau novel tetralogi tersebut seolah mengikuti perjalanan sang penulis dalam mengobarkan semangat dalam meraih impiannya, apalagi dengan gaya menulis Andrea Hirata yang bertipe realis bertabur metafora, menempatkan Andrea Hirata menjadi sosok penulis yng sangat disegani saat ini. Buku atau novel keempat Andrea Hirata memiliki sensasi yang menarik yang membuat penasaran para pembacanya. Oleh karena itu, resensi novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang) ini mencoba memberikan sedikit pembahasan tentang isi dan daya tarik novel Maryamah Karpov ini.

Maryamah Karpov sebagai novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi ini mengisahkan tentang perempuan dari satu sudut yang jarang diekspos penulis Indonesia, yang disampaikan dengan satire yang khas, ironi yang menggelitik dan juga intelegensia yang meluap-luap namun masih membumi.

Resensi Novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang)
Novel “Maryamah Karpov”

Identitas Buku:

  • Judul: “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang).
  • Penulis: Andrea Hirata.
  • Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.
  • Tahun terbit : Cetakan pertama November 2008, Cetakan keenam Maret 2009.
  • Tebal buku: viii + 504 halaman
  • ISBN: 978-979-1227-45-2.

Resensi Buku “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang)

Novel terakhir dari Tetralogi Laskar Pelangi ini sepertinya memberikan sebuah konsep kilas balik perjalanan seorang Ikal, yang dimulai dari kehidupan masa kecil Ikal, dengan sebuah keluarga yang sederhana dan bersahaja, bahkan hanya sekedar berita naik pangkat sudah menjadi sebuah media penghiburan yang luar biasa, setelah puluhan tahun Ayah Ikal bekerja membanting tulang, meskipun pada akhirnya undangan naik pangkat tersebut salah alamat.

Perjalanan kehidupan Ikal saat melanjutkan studinya di Paris, Prancis, dan berita tentang kelulusan di Universitas Sorbonee, tetap diulas meskipun tidak mendetail seperti pada novel ketiga. Pada novel keempat ‘Maryamah Karpov’ ini lebih menceritakan kisah kehidupan Ikal setelah selesai dari menyelesaikan studinya dari Prancis.

Kisah kehidupan Ikal pada novel keempat dimulai dari cerita Ikal menuju Belitong  dengan naik kapal. Dengan perjalanan yang penuh suka duka, mulai dari terombang ambing dilautan sampai dengan perjuangannya untuk bisa sampai ke Belitong. Pada kisah selanjutnya sepertinya mimpi Ikal untuk bisa mendapatkan A Ling sepertinya menjadi sebuah kisah tak berujung.

Baca juga: Resensi Novel “Edensor”.

Meskipun di tengah cerita terdapat selingan tentang kisah seorang dokter gigi muda yang mengabdikan hidupnya di Belitong. Dan kisah ini dibumbui dengan Ketua Karmun yang berusaha mengubah pola hidup sehat masyarakat dari tradisional ke kehidupan yang sehat secara modern, salah satunya dengan memeriksakan kesehatan gigi pada dokter Diaz.

Disela kisah yang menegangkan, bagaimana Ketua Karmun membujuk Ikal untuk mau mencabut giginya pada Dokter Diaz, ditambah lagi kisah Arai yang romantis dan manis, dengan Zakiah Nurmala yang mulai menerima cinta Arai , dan pada episode selanjutnya Arai menikah dan memboyong Zakiah Nurmala turut serta diboyongnya ke Inggris untuk melanjutkan studinya ke Inggris.

Rupanya mimpi dan cinta pertama Arai pada A Ling tersulut kembali apalagi setelah ditemukannya mayat-mayat di laut, apalagi di salah satu korban tersebut Ikal mengenal rajah kupu-kupu di lengan kanan mayat dengan rajah yang sama dengan yang dimiliki A Ling. Hal ini yang membuat Ikal termotivasi untuk melanjutkan dan bersemangat untuk mencari A Ling.

Mimpi dan semangat ditambah dorongan cinta pertama yang tiada akir pada A Ling membuat segala halangan dan rintangan serasa tidak ada artinya. Meskipun dihalangi oleh Eksyen dan kelompoknya, hal ini tidak mematahkan Ikal, bahkan IKal memutuskan untuk membuat sendiri perahunya untuk berangkat ke Batuan. Bersama Lintang dengan kejeniusannya dengan kekuatan ilmu dan sains (fisika) menjadikan perahu yang diharapakan Ikal bisa terbangun meski hampir tujuh bulan. 

Impian menuju Batuan untuk mencari A Ling bisa terlaksana, bersama Mahar, Kalimut dan Cung Fa, Ikal memulai perjalannya, dengan segala lika liku perjalanan di laut yang penuh resiko. Bahkan Ikal sempat singgah ke Pulau Karimata untuk bertemu dengan Tuk Bayan Tula dan Daeng Kaw untuk bisa mendapatkan saran untuk bisa mencapai ke Batuan.

Untuk mencapai harapan dan impian pasti tidak semudah yang dibayangkan, begitu pula keinginan Ikal untuk bisa menemukan A Ling. Setibanya di Batuan, Ikal harus berhadapan dengan Tambok seorang ketua lanun (bajak laut) yang memiliki ratusan anak buah. Dan baru pada hari terakhir yaitu hari ketiga Ikal berhasil menemukan A Ling dan membawanya pulang ke Belitong.

Baca juga: Resensi Novel “Sang Pemimpi”.

Namun, keberhasilan Ikal tidak semanis harapan. Kisah sedih menjadi harapan yang bertolak belakang dengan semangat dan perjuangan Ikal, karena Ayah Ikal diam seribu bahasa dan menangis pertanda tidak setujunya hubungan Ikal dan A Ling.

Kelebihan Novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang)

"Kuberi tahu satu rahasia padamu, Kawan

Buah manis dari berani bermimpi

Adalah kejadian-kejadian yang menakjubkan

Dalam perjalanan menggapainya"

Terdapat tiga tema utama, yang bisa dilihat dalam novel ini, yaitu tentang mimpi, pengorbanan demi cinta dan kehidupan sosial masyarakat Melayu.

Novel ini memiliki kelebihan yang patut diacungi jempol tentang sebuah motivasi dalam menggapai mimpi, bahwa mimpi tersebut harus diperjuangkan.

Kekurangan Novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang)

Secara umum, tidak ada yang kurang dengan cerita yang disampaikan dalam novel keempat dari Tetralogi Laskar Pelangi ini. Kekurangannya hanya pada sisi akhir cerita yang tidak menunjukkan kisah happy ending, namun, sedikit berlainan dengan novel atau cerita yang ditulis para penulis biasanya. Kisah pada Maryamah Karpov ini menunjukkan kesedihan yang dihadapi Ikal akibat tidak setujunya Ayah Ikal tentang kelanjutan hubungan cintanya dengan A Ling.

Itu dia sedikit resensi novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang) karya Andrea Hirata, semoga bermanfaat, menghibur dan menginspirasi kita semua. 

Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel