Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”

Anda sudah membaca buku karya Andrea Hirata sebelum dwilogi Padang Bulan ini? Ya benar, Tetralogi Laskar Pelangi, untuk bisa memahami tentang alur cerita dalam Dwilogi Padang Bulan, alangkah sebaiknya bila Anda membaca keempat buku dalam tetralogi tersebut. Inilah yang menunjukkan kejeniusan Andrea Hirata dalam menceritakan kisah yang menggabungkan antara kisah nyata dan kisah di dalam fantasinya. Untuk itu, agar bisa menggambarkan kisah selanjutnya dari tetralogi Laskar Pelangi, maka resensi novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas” sengaja disampaikan untuk mempermudah Anda memahami sebelum membaca secara detail novel dwilogi ini.

Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”
Novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”

Dwilogi Padang Bulan ini memiliki dua tema inti, yaitu kisah tentag Enong dan Ikal dalam memperjuangkan hidupnya dengan segala liku-liku hidupnya. Tema kekuatan perempuan dan kekuatan cita-cita yang diimpikan Enong sekilas memunjukkan sebuah harapan bagi seorang wanita Melayu tradisional dengan ekonomi di bawah rata-rata dengan latar budaya Melayu di Pulau Belitung. Cerita yang menarik yang diselipi dengan cerita konyol dan lucu ditambah motivasi untuk kuat menghadapi hidup yang sebenar-benarnya.

Identitas Buku:

  • Judul: Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”.
  • Penulis: Andrea Hirata.
  • Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.
  • Tahun terbit : Cetakan pertama Juni 2010, Cetakan kedua Agustus 2010.
  • Tebal buku: xiv + 253 halaman (Padang Bulan); viii + 265 halaman (Cinta di Dalam Gelas)
  • ISBN: 978-602-8811-09-5.

Resensi Buku “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”

Kisah  dalam Novel "Padang Bulan" ini diawali dengan kisah seorang gadis kecil berusia 14 tahun, Enong namanya, yang sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris, namun harus berhenti sekolah mendadak dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga yang disebabkan ayahnya, Zamzani, meninggal dunia mendadak karena tertimbun saat menggali tanah saat mencari timah.

Resensi Buku “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”
Novel "Padang Bulan"

Sejak saat itulah, peran seorang ayah beralih pada diri Enong dengan membantu ibu dan adik-adiknya untuk menyambung hidup. Namun tidak mudah, semuanya dilakukannya untuk bisa mendapatkan pekerjaan, mulai dari melamar pekerjaan sebagai pelayan toko dan berbagai pekerjaan lainnya dilamarnya, namun tidak ada yang bersedia menerima Enong sebagai karyawan, karena menganggap Enong anak kecil. 

Baca juga: Resensi Novel “Maryamah Karpov” (Mimpi-mimpi Lintang).

Pada akhirnya, tidak ada jalan lain, kebutuhan hidup terus berjalan, hal ini membuat Enong mencoba menambang timah dan menjadi seorang penambang wanita pertama di Belitung. Saat Enong lelah setelah aktivitas menambang, Enong akan membuka Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar Kata yang pernah dibelikan Zamzani, ayahnya. Tidak ada teman setia yang menemaninya, hanya kamus bahasa Ingris satu miliar itu.

Sacrifice, honesty dan freedom”

Tiga kata tersebut telah memukau Enong, meskipun tidak tahu artinya dan makna tersiratnya kekuatan kata-kata tersebut, namun sanggup memberikan kekuatan untuk menjalani hidup.

Dibalik kisah enong, juga terdapat kisah lucu, konyol, dan mengasyikkan, yaitu kisah Ikal, dan bagi Anda yang telah membaca Tetralogi Laskar Pelangi akan memahami bagaiman sifat dan karakter seorang Ikal, yang juga merupakan identitas diri seorang Andrea Hirata dalam novel yang ditulisnya ini. Kisah Ikal tidak jauh dengan harapan dan impian dalam kisah cintanya yang merupakan cinta pertamanya pada sorang gadis, A Ling. Bahkan hanya sekedar salah informasi dari orang yang dikenalnya yaitu Detektif M. Nur membuat Ikal harus melakukan sesuatu yang tidak waras. 

Bahkan kecemburuannya pada Zinar yang dianggapnya merebut A Ling, membuat Ikal sampai harus membeli alat peninggi badan yang di tengah cerita malah membuat dirinya celaka, tidak hanya celaka bahkan bisa membunuh dirinya sendiri. Dan yang membuat lucu dan Anda akan tergelak setelah mengetahui bahwa Zinar hanyalah sahabat pamannya, dan juga kisah perjodohan A Ling dan Zinar itu tidak benar, bahkan A Ling lah yang bekerja sebagai karyawan di toko milik Dinar.

Di Edisi Kedua atau Novel Kedua dalam Dwilogi Padang Bulan “Cinta di Dalam Gelas”, akan memberikan kisah yang unik dan sangat memotivasi, selain juga penggambaran atas budaya Melayu Belitung yang senang menikmati waktu sambil nongkrong di warung kopi dan juga bermain catur, yang juga dilakukan sambil menjelek-jelekan Pemerintah, juga mengkritik dan mengenang masa lalu. Nongkrong di warung kopi juga menjadi media rekreasi setelah seharian penuh bekerja.

Resensi Buku “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”
Novel Kedua “Cinta di Dalam Gelas”

Cinta dalam gelas juga menjadi tema tentang perjalanan cinta Enong atau Maryamah, yang perjalanan cintanya gagal di tengah jalan karena buruknya sifat sang suami. Dari kisah ini, Enong memiliki semangat dan niat untuk menegakkan martabat dan juga ingin membalas sakit hatinya dengan mengalahkan sang jura bertahan yang juga mantan suaminya yaitu Matarom. Kisah ini berlanjut dengan segala kisah konyol Ikal, Detektif M. Nur, Preman Kontet dan pada akhirnya Enong bisa menguasai catur dengan bantuan Grand Master Noncha Stronovsky.

Dan pada akhirnya Enong berhasil menjuarai catur dan mengalahkan Matarom, dan Enong punmendapatkan julukan baru “Maryamah Karpov”.

Kelebihan Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”

Selain memberikan hiburan yang mengasyikkan, kisah dalam Dwilogi Padang Bulan ini juga memberikan pelajaran hidup yang tersirat dalam berbagi kisah pada para tokohnya, seperti:

  • Enong atau Maryamah, yang memiliki sifat yang sabar, pekerja keras, dan pantang menyerah. Enong pun terus bekerja tanpa hasil di awal prosesnya di awal mencari timah, dan Enong adalah sebuah inspirasi.
  • Secara umum, novel ini memberikan sebuah nilai moral tertinggi yaitu untuk mencapai kesuksesan, dibutuhkan belajar, sabar, dan juga menghargai proses. Dengan cita-cita yang kuat dan usaha pantang menyerah.

Kekurangan Novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”

Pada intinya tidak terlalu banyak kekurangan dalam novel yang ditulis Andrea Hirata. Namun bagi Anda yang langsung membaca buku ini akan menjadi kurang terlalu paham apabila tidak membaca buku Tetralogi Laskar Pelangi yang berjumlah 4 buku tersebut.

Itu dia sedikit resensi novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di dalam Gelas” karya Andrea Hirata, semoga bermanfaat, menghibur dan menginspirasi kita semua. 

Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel