Merpati yang Setia

Merpati yang Setia - Burung dara atau merpati adalah salah satu burung yang tidak asing bagi kita. Burung ini sangat sering dan banyak dipelihara oleh masyarakat. Sering juga dilihat di berbagai taman kota atau bahkan alun-alun kabupaten dengan sarang disalah satu sudut alun-alun. Tentunya sebagai burung yang sering dilihat, banyak yang menganggap merpati adalah burung biasa karena sudah biasa ditemui. Namun dibalik itu semua, ternyara merpati adalah salah satu burung yang setia, bahkan banyak yang mengatakan merpati sebagai simbol kesetiaan dan cinta kasih. Tidak itu saja, bahkan jargon kesetiaan cinta disampaikan dalam jargon “merpati tidak ingkar janji”, hal ini menunjukkan sikap setia merpati pada pasangannya.

Bahkan tidak itu saja, dalam berbagai tulisan, salah satunya yang disampaikan Machmud Yunus, yang pernah dimuat dalam Tabloid Intisari Edisi No. 544, menyampaikan bahwa merpati adalah burung yang tidak kenal poligami. Berbicara tentang poligami tentu hal ini selalu menjadi hal yang masih tabu di Indonesia, apalagi kalau berbicara poligami di depan ibu-ibu, bisa membahayakan.

Merpati juga melambangkan simbol perdamaian, tidak hanya itu, merpati juga menjadi inspirasi kehidupan. Dari kisah merpati, kita bahkan bisa belajar banyak tentang konsep mencintai, kesetiaan dan keikhlasan berbagai beban dan tanggung jawab dengan pasangan. Tidak hanya itu, merpati bahkan melewati semuanya dalam hubungan melewati masa demi masa dengan kondisi selalu berdua. Bersama dalam mengerjakan tugas suami-istri, dan satu sama lain saling mendukung.

Merpati dan Kesetiaan dalam Membangun Sarang

Merpati atau biasa disebut dengan burung dara masuk dalam family Columbidae atau bisa disebut dengan burung berparuh dari ordo Columbiformes. Dalam istilah umum, “burung dara” atau “merpati” merupakan istilah yang bisa saling menggantikan. Namun dalam praktik ornitologi, “dara” digunakan untuk spesies yang lebih kecil, sedangkan merpati digunakan untuk penyebutan spesies yang lebih bear. Namun penyebutan ini biasanya tidak baku, kadang-kadang disebut sama.

Dalam kehidupannya, merpati saat sudah beranjak dewasa, dirinya mulai mencari pasangan lawan jenis yang dilakukan oleh semua burung, berbagai cara digunakan untuk menarik perhatian para calon pasangannya. Biasanya merpati jantan akan mengibas-ibaskan sayapnya, dengan tujuan untuk memamerkan keindahan bulu yang dimilikinya, dan akan terus berusaha mendekati ke manapun betina yang diincarnya. 

Yang menarik, apabila cintanya diterima si betima, maka perilaku si jantan menjadi semakin agresif, dengan berusaha mencium si betina. Cara merpati dalam berciuman ini sangat unik, karena mirip dengan cara manusia saat berciuman, yaitu dengan saling mematuk dengan patukan yang lembut.

Begitu pula dalam mencari pasangan, merpati adalah burung yang setia dan tidak suka bergonta ganti pasangan. Apalagi dengan memiliki banyak pasangan atau poligami. Jadi memilih pasangan untuk seumur hidup, kecuali, apabila ada salah satu pasangan mati terlebih dahulu, atau bisa juga dikarenakan pisah kandang oleh pemiliknya, apabila merpati tersebut adalah merpati piaraaan.

Setelah menemukan pasangan yang saling suka, pasangan merpati tersebut segera akan membuat sarang. Aktivitas membangun sarang tersebut dilakukan dengan merajut lembar demi lembar rumput kering. Sarang tersebut dibuat di atas pohon yang rimbun untuk menghindari tetesan air hujan dan juga terik sinar matahari. Proses membangun sarang ini memang sangat berbeda dengan jenis burung lainnya, kalau pada burung lain sarang hanya dibangun oleh si pejantan, namun hal berbeda pada merpati, si betina juga turut membantu si pejantan dalam membangun sarang. Setelah sarang yang diinginkan sudah selesai dan siap huni, baru merpati melakukan perkawinan.

Merpati dan Masa Bulan Madu

Sama halnya dengan manusia, begitu pula dengan merpati, maka masa terindah dalam kehidupan burung merpati adalah masa-masa bulan madu. Merpati yang sedang berbulan madu akan bersuka ria sepanjang hari dan melakukan aktivitas seksual, sebelum akhirnya sang betina memasuki masa bertelur. 

Saat bertelur dan menghasilkan telur pola dalam bertelur pun berbeda dengan jenis burung atau bangsa unggas lainnya, merpati hanya menghasilkan dua butir telur saja, namun dalam kondisi tertentu terkadang bisa bertelur sampai tiga butir.

Merpati yang Setia
Foto: wallpapersshare.com

Yang menjadi pertanyaan adalah “mengapa telur yang dihasilkan merpati ini hanya dua butir”? Ternyata dari berbagai referensi diketahui bahwa telur yang dihasilkan hanya dua butir tersebut dalam satu masa produksi adalah strategi yang dilakukan oleh merpati, mengingat keterbatasan akan kemampuan dalam merawat dan membesarkan anak-anak.

Pasangan merpati ini sepertinya tahu dan sangat menyadari bahwa setelah masa bulan madu yang indah, terdapat masa sulit yang sudah menunggu di depan mereka, yaitu masa penuh pengorbanan dan perjuangan untuk mempertahankan hidup dan mempertahankan garis keturunan.

Beban hidup yang berat pun dimulai saat pasangan merpati mulai memasuki masa pengeraman, maka telur merpati yang hanya dua butir tersebut harus bisa menetas semuanya, hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki cadangan telur lagi. Oleh karena itu, telur merpati harus mendapatkan panas yang cukup dengan suhu stabil. Aktivitas mengerami telur ini dilakukan oleh pasangan merpati secara bergantian. Hal ini sangat berbeda dengan burung lainnya, yang aktivitas pengeraman hanya dilakukan si betina saja.

Baca juga: Mutiara Si Permata dari Laut.

Dalam proses pengeraman, pasangan merpati akan membagi menjadi dua shift dalam sehari, masing-masing akan mendapatkan jatah mengerami selama 12 jam per hari. Pada proses aktivitas ini, mereka akan berpuasa selam 12 jam, oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan energi selama masa berpuasa tersebut, merpati akan memanfaatkan lemak yang terdapat dalam tubuhnya. Dan aktivitas untuk makan baru bisa dilakukan saat merpati memasuki jam bebas dari mengeram, waktu ini juga dipergunakan untuk istirahat dan juga memulihkan energi.

Aktivitas ini merupakan beban yang harus dihadapi sepasang merpati tersebut, dan mengakibatkan berat badan menjadi turun secara drastis, aktivitas puasa yang dilakukan selama masa mengeram termasuk aktivitas yang menguras cadangan lemaknya. Namun meskipun aktivitas mengeram yang sangat membutuhkan kemak yang banyak, namun kondisi tubuh merpati tersebut terlihat bertambah gemuk, karena menjelang pengeraman buku-bulu akan tumbuh dengan sangat lebat. Aktivitas mengeram ini akan berlangsung selama 20 hari.

Kesetiaan dan Dua Anak Merpati

Saat pengeraman, sepasang merpati ini hanya menetaskan dua telur saja. Setelah telur menetas, ternyata pekerjaan tersebut belum selesai, karena proses kehidupan baru akan dimulai lagi. Apalagi merpati termasuk dalam tipe burung artifisial, yaitu jenis burung yang merawat anak-anaknya setelah menetas, sebelum mereka mampu mencari makanannya sendiri. Oleh karena itu, agar anak merpati ini bisa bertahan hidup, maka kedua induknya akan menyuapinya dengan makanan yang halus.

Anak merpati yang baru menetas tentunya belum bisa mencerna makanan dalam bentuk biji. Makanan yang diberikan pun berupa makanan cair berwarna putih kekuningan yang dikeluarkan dari paruh induknya. Para ilmuwan mengatakan bahwa cairan tersebut disebut dengan susu merpati. Padahal selama ini susu hanya dihasilkan oleh bangsa mamalia, namun yang mengejutkan anak merpati ini juga minum susu juga. Sama halnya dengan susu lainnya, maka susu merpati ini juga memiliki kandungan protein yang tinggi, selain itu yang menarik dengan susu merpati ini, anak merpati ini hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk melipatduakan badannya.

Baca juga: Buah Naga si Kaya Khasiat.

Pasti terdapat pertanyaan, darimana susu merpati ini bisa dihasilkan, padahal merpati tidak memiliki kelenjar susu? Ternyata yang memiliki fungsi sebagai kelenjar susu merpati adalah organ tembolok. Pada kondisi normal, tembolok memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan, dan fungsi ini akan beralih saat merpati masuk masa mengeram dan menyusui. Itulah yang menyebabkan merpati akan berpuasa saat mengeram, karena perubahan fungsi tembolok dimulai saat memasuki masa pengeraman. Hal ini juga menjadi sebuah penjelasan, mengapa merpati tidak bisa menyimpan cadangan makanan dalam tembolok saat masa pengeraman, yang mengakibatkan penurunan berat badan secara drastis.

Proses terbentuknya susu merpati ini dimulai setelah merpati melihat terdapat telur di dalam sarang. Secara otomatis, informasi tersebut dikirim ke otak, yang selanjutnya otak akan merespons dengan memerintahkan tubuh untuk mensekresi hormon prolaktin dalam darah. Kandungan prolaktin dalam darah ini yang selanjutnya bertanggung jawab terhadap pembentukan susu merpati.

Tahap pembentukan susu merpati dalam tembolok dimulai dengan terdapatnya penebalan lapisan pembentuk dinding tembolok. Tembolok yang berfungsi menyimpan cadangan pada bagian dalamnya yang berbentuk kantong atau lumen. Penebalan lapisan dinding tembolok menyebabkan kantong tembolok menjadi semakin sempit. Ketebalan akan mencapai maksimal menjelang telur merpati tersebut menetas.

Merpati Jantan pun Turut Menyusui

Pada hakikatnya susu merpati ini merupakan hasil meluruhnya lapisan paling atas dari beberapa lapisan penyusun dinding tembolok yang mengalami penebalan. Lapisan yang meluruh tersebut mengalami perubahan yang menjadi cairan yang terkumpul dalam rongga tembolok dan siap untuk disuapkan pada anak merpati yang baru menetas.

Selain dengan cara disuapkan, anak merpati yang mengalami kelaparan akan mengambil sendiri susu merpati dari paruh indunya. Pembentukan susu merpati tidak hanya terjadi pada merpati betina saja, namun juga terdapat pada merpati jantan, yang membuat pekerjaan menyususi tidak hanya dilakukan merpati betina saja, melainkan juga dilakukan oleh merpati jantan yang bisa dilakukan secara bergantian. Susu merpati ini diberikan selama hampir satu bulan.

Setelah lapisan paling atas dari dinding tembolok ini diluruhkan, maka luar rongga tembolok akan berangsur-angsur kembali berfungsi seprti semula. Pada tahap selanjutnya fungsi tembolok berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Dan fungsi hormonal yaitu perubahan kandungan estrogen dalam darah yang semula mengalami peningkatan berangsur menurun, begitu pula kadar prolaktin dalam darah akan mengalami penurunan. Pada masa tersebut, anak merpati biasanya sudah mandiri dan bisa makan biji-bijian sendiri.

Menarik bukan kisah perjalanan hidu merpati, mulai dari mencari pasangan dan menghidupi anaknya yang semuanya dilakukan berdua? Semoga informasi tentang kehidupan merpati yang setia ini memberikan pelajaran pada kita untuk selalu setia pada pasangan dan menjaga komitmen cinta sampai ajal menjemput.

Belum ada Komentar untuk "Merpati yang Setia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel