Infeksi, Pemicu Lain Penyebab Stroke
Selama ini banyak orang yang mengira bahwa penyebab stroke adalah kolesterol. Namun dengan berbagai kejadian yang terjadi dan menimpa banyak orang, diketahui bahwa penyebab stroke tidak hanya kolesterol. Terdapat hal lain, yaitu infeksi, pemicu lain penyebab stroke yang mengagetkan banyak orang.
Ilustrasi (Gambar: Photo courtesy of HealthDay News) |
Banyak sekali pembahasan yang membahas tentang stroke dan penyebabnya. Tentu saja pembahasan tentang penyakit stroke dan jantung ini tidak jauh-jauh dari kolesterol dan lemak jahat. Hal yang sama juga disampaiakn oleh M. Sholekhudin yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 547.
Penyebab Stroke adalah Kolesterol, Namun Bisa Dipicu Infeksi
Anda mungkin pernah mendengar seorang artis dan komedian, Leysus, yang meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dokter yang merawatnya menduga bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah infeksi gigi. Pada awalnya hanya sakit gigi biasa, kemudian infeksi gigi ini menjadi kronis dan memicu serangan stroke.
Yang menjadi pertanyaan bagaimana infeksi tersebut bisa memicu stroke?
Stroke merupakan gangguan saraf akibat kerusakan pembuluh darah di otak. Berdasarkan tipe penyebabnya, serangan stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke karena perdarahan dan stroke karena penyumbatan
Stroke Hemoragik
Stroke karena perdarahan, dalam bahas kedokteran disebut sebagai stroke hemoragik. Stroke ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan perdarahan lokal, yang mengakibatkan, aliran darah ke sel-sel saraf otak terganggu. Darah, yang seharusnya menyuplai nutrisi dan oksigen ke sel otak, malah mengalir ke tempat lain.
Stroke Iskemik adalah Stroke karena Penyumbatan.
Stroke karena penyumbatan pembuluh darah otak dalam bahasa kedokteran disebut stroke iskemik, atau disebut dengan stroke nonhemoragik karena tidak dijumpai adanya perdarahan.
Menurut dr. Alfred Sutrisno, Sp.BS., penulis buku “Stroke, You Must Know Before You Get It”, terbitan Gramedia tahun 2008, menyebutkan bahwa sekitar 80% kasus serangan stroke merupakan jenis stroke ini. Dengan kata lain, sebagian besar kasus stroke terjadi karena penyumbatan pembuluh darah otak, dan sebagian kecil karena perdarahan.
Baca juga: Tips Menyehatkan Jantung dan Menghindarkan Stroke.
Serangan stroke nonhemoragik ini sangat mirip dengan serangan jantung koroner. Sama-sama terjadi penyumbatan pembuluh darah, yang membedakan hanya lokasinya. Yang satu terjadi di pembuluh darah otak, yang lain di pembuluh koroner jantung. Keduanya sama-sama berbahaya dan bisa mematikan karena menyerang organ yang sangat penting.
Stroke Diawali Dengan Penyempitan Pembuluh Darah
Stroke dan serangan jantung koroner memiliki faktor risiko yang sama, yaitu hipertensi, diabetes, tinggi kolesterol, tinggi lemak, obesitas (kegemukan), merokok dan kurang olahraga.
Kedua penyakit tersebut juga dimulai oleh proses yang sama, yaitu pengerasan dan penyempitan pembuluh darah, yang biasa disebut dengan aterosklerosis.
Dalam keadaan sehat, pembuluh darah seperti pipa yang elastis, bagian dalamnya tidak berkerak sehingga cairan darah bisa mengalir dengan lancar. Bila seseorang memiliki faktor-fakor risiko di atas (hipertensi, tinggi kolesterol, dan sebagainya), secara perlahan-lahan bagian dalam pembuluh darah ini berkerak. Kerak ini menyebabkan dinding dalam pembuluh darah mengalami penebalan dan penyempitan.
Kerak ini dikenal dengan istilah plak ateroma. Pembentukannya terjadi secara pelan-pelan dan kronis, dalam jangka waktu lama, tanpa disadari. Kerak plak ateroma ini yang menjadi penyebab stroke jika seseorang menderita infeksi kronis.
Pada tahap ini infeksi bisa berhubungan dengan penyumbatan pembuluh darah. Menurut Prof. dr. Harmani Kalim, MPH, Sp.JP (K), mekanismenya melalui inflamasi kronik dengan rendah (low grade chronic inflammation).
Baca juga: Tips Mencegah Stroke Mata.
Pada awalnya, infeksi menyebabkan inflamasi (peradangan). Peradangan ini selanjutnya menyebabkan kerak di dinding pembuluh darah mudah retak dan mengalami erosi, lepas dari dinding pembuluh. Kerak yang lepas ini menyebabkan terjadinya penggumpalkan darah di pembuluh yang memang sudah mengalami penyempitan.
Selanjutnya gumpalan darah ini menyebabkan penyumbatan aliran darah. Jika lokasinya di pembuluh darah otak, penyumbatan ini menyebabkan serangan stroke. Jika terjadi di pembuluh darah kororner jantung, penyumbatan ini menyebabkan serangan jantung.
Menurut Prof Harmani, infeksi ini tidak begitu saja bisa menyebabkan stroke. Infeksi ini tidak berdiri sendiri dalam menyebabkan stroke, jadi hanya memicu.
Infeksi kronik hanya akan memicu stroke kalau pembuluh darah sebelumnya sudah mengalami atrosklerosis (penebalan dan penyempitan).
Sebagai catatan:
- Jika seseorang mengalami infeksi, bukan berarti ia berisiko tinggi terkena serangan stroke.
- Infeksi bisa memicu stroke kalau memang terdapat faktor risikonya, seperti hipertensi, diabetes, tinggi kolesterol, tinggi lemak, merokok, obesitas, dan kurang olahraga.
Jenis-jenis Infeksi
Selain berbagai mekanisme di atas, ternyata infeksi kronis juga bisa mempercepat terjadinya aterosklerosis. Atau bisa dikatakan, lemak dan kolesterol akan lebih mudah menempel menjadi kerak di pembuluh darah kalau seseorang mengalami infeksi kronis.
Terdapat banyak jenis infeksi kronis yang sudah terbukti berkaitan dengan stroke, antara lain:
- Infeksi di rongga mulut.
Seperti infeski yang menyerang gigi dan gusi. Pada awalnya seperti sakit gigi biasa. Namun jika dibiarkan terus dan menjadi kronis, infkesi bisa mempercepat terjadinya aterosklerosis, yang memicu terjadinya stroke.
- Infeksi di lambung
Infeksi Helicobacter pylori. Bakteri ini biasa menyebabkan infeksi di lambung kemudian menyebabkan tukak (luka) dan kanker lambung. Helicobacter pylori ini tergolong bakteri yang cukup tangguh karena bisa bertahan hidup di dalam cairan lambung yang asam.
- Infeksi di saluran napas.
Infesi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia pneumoniae, yaitu penyebab infeksi saluran napas, misalnya pneumonia (radang paru-paru). Gejala penyakit ini diantaranya batuk, demam, dan kesulitan napas. Jika berlangsung dalam jangka waktu lama, infeksi bakteri ini berpotensi menjadi pemicu stroke pada penderita yang memiliki faktor risikonya.
Lokasi infeksi pemicu stroke juga tidak terbatas di gigi, paru-paru dan lambung. Infeksi kronis di ginjal dan saluran kemih bisa berkaitan dengan stroke.
Pencegahan
Seperti halnya berbagai saran kesehatan dan medis, maka saran yang bisa dilakukan adalah dengan:
- Mencegah dan kontrol hipertensi dan diabetes. Kurangi konsumsi lemak dan kolesterol. Jauhi rokok, lakukan olahraga secara rutin.
- Jika sudah memiliki faktor risiko, berarti harus ekstra hati-hati bila terkena infeksi. Jika sakit gigi atau mengalami gejala radang paru-paru, segeralah ke dokter. Semakin cepat ke dokter, semakin kecil kemungkinan infeksi menjadi kronis.
Terdapat pencegahan yang mengurangi risiko stroke yang disebabkan infeksi, yaitu dengan pemberian obat golongan statin. Obat ini biasanya diresepkan dokter untuk penderita tinggi kolesterol.
Pada hubungan infeksi ini, statin tidak berkaitan dengan kolesterol melainkan dengan hs-CRP (highly sensitive C-reactive protein). Hal ini adalah paremeter dalam darah yang menunjukkan derajat inflamasi akibat infeksi kronis.
Bila seseorang menderita infeksi kronis, maka nilai hs-CRP meningkat di atas normal, kadar hs-CRP dianggap tinggi jika lebih dari 3 mg/dl. Penelitian membuktikan, orang dengan hs-CRP tinggi, mka risiko serangan jantung dan strokenya juga tinggi.
Jika hs-CRP ini berhasil diturunkan, maka diharapkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke juga turun.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah kolesterol harus diwaspadai, dan jangan pula meremehkan infeksi.
Itu dia sedikit informasi tentang “infeksi, pemicu lain penyebab stroke”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Infeksi, Pemicu Lain Penyebab Stroke"
Posting Komentar