Analisis Kebutuhan dan Kelayakan Pembiayaan dalam Proses Pengajuan Pembiayaan di Bank Syariah

Setelah beberapa waktu lalu membahas tentang berbagai hal penting, khususnya kemampuan finansial calan nasabah pembiayaan. Maka tahapan selanjutnya yang harus dilakukan oleh Account Officer adalah melakukan analisis kebutuhan dan kelayakan pembiayaan dalam proses pengajuan pembiayaan di bank syariah.

analisis-kebutuhan-pembiayaan-proses-pengajuan-pembiayaan-di-bank-syariah
Ilustrasi (Gambar: beritasatu.com)

Tahapan ini bisa dikatakan menjadi tahapan penting, hal ini disebabkan pada tahapan inilah dilakukan penentuan jumlah pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan calon nasabah dan juga memenuhi kaidah penghitungan yang berlaku secara umum, wajar dan bisa dipertanggungjawabkan.

Proses Analisis Kebutuhan dan Kelayakan Pembiayaan Konsumer dalam Proses Pengajuan Pembiayaan/Pinjaman di Bank Syariah Indonesia

Pembiayaan konsumer merupakan pembiayaanyang diberikan untuk keperluan konsumsi pribadi. Sedangkan objek yang dibeli adalah barang-barang yang dibutuhkan nasabah untuk memenuhi kebutuhannya.

Untuk menghitung jumlah pembiayaan yang diberikan, maka bank tidak menetapkan metode penghitungan kebutuhan kredit yang rumit.

Untuk kebutuhan konsumtif, maka bank akan memberikan pembiayaan sebesar nilai jual objek yang dibeli dikurangi dengan dana nasabah yang tersedia. Artinya adalah bank tidak membiayai 100% sebesar harga objek,sehingga calon nasabah harus memiliki dana pribadi untuk membeli. Biasanya bank sudah menetapkan batasan maksimal yang bisa diberikan untuk membiayai pembelian suatu objek consumer.

Baca juga: Analisis Keuangan Calon Nasabah dalam Proses Pengajuan Pembiayaan di Bank Syariah.

Untuk menilai kelayakan pembiayaaan consumer, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lian:

  • Bila objek pembiayaan sekaligus menjadi satu-satunya agunan yang diserahkan pada bank, maka pertimbangkan nilai likuiditasnya. Nilai likuiditas jaminan ini harus mengcover nilai pembiayaan, minimal sebesar 100% atau tergantung pada kebijakan internal bank. Bila nilai likuiditas jaminan kurang dari 100% terhadap nilai pembiyaaan, maka nilai pembiayaaan harus diturunkan atau calon nasabah memberikan tambahan agunan sehingga rasio kecukupan agunan minimal menjadi 100%.
  • Pembiayaan consumer termasuk pembiayaan jangka panjang, dengan masa angsuran lebih dari satu tahun. Kecuali dtetapkan lain, pembiayaan ini diprioritaskan untuk nasabah dengan penghasilan tetap, yaitu berupa gaji. Dalam proses pemberiannya dikenal rasio untuk mengukur  batasan maksimal dari penghasilan yang bisa digunakan untuk membayar angsuran, yang disebut dengan DSR (Debt to Service Ratio), batasan maksimal DSR adalah 40% dari penghasilan nasabah.
  • Bonafiditas perusahaan tempat penohon bekerja pun harus dipertimbangkan. Bank wajib meyakini bahwa perusahaan tersebut masih tetap survive di masa akan datang, minimal selama pembiayaan.
  • Masa kerja, jabatan, dan status karyawan perlu diketahui sebagai pelengkap informasi.
  • Sebagai penjamin kontinuitas pembayaran angsuran maka diperlukan dokumen Standing Instruction, yaitu surat kuasa dari nasabah kepada perusahaan tempat nasabah bekerja untuk melakukan pembayaran gaji nasabah melalui rekening bank pemberi pembiayaan.
  • Pada suatu kondisi dimana sumber pembayaran berasal dari joint income penghasilan suami dan istri, maka masing-masing sumber pembayaran tersebut dianalisis dan diberlakukan layaknya sebagai satu sumber pembayaran.

Proses Analisis Kebutuhan dan Kelayakan Pembiayaan Produktif dalam Proses Pengajuan Pembiayaan/Pinjaman di Bank Syariah Indonesia

Pembiayaan produktif merupakan pembiayaan yang diberikan untuk membiayai kebutuahn usaha atau bisnis nasabah.

Terdapat kebutuhan nasabah untuk bisnis yang dijalankannya, antara lain:

  • Kebutuhan modal kerja adalah kebutuhan pembiayaan untuk penambahan modal kerja usaha nasabah, seperti:
    • Modal kerja pelaksanaan proyek.
    • Pengadaan bahan baku produksi.
    • Pembelian persediaan barang dagangan.
    • Biaya transportasi
    • Biaya tenaga kerja.
    • Biaya sewa tempat usaha.
    • Dan pengeluaran lain yang berhubungan dengan usaha nasabah di luar investasi.
  • Kebutuhan investasi, merupakan pembiayaan yang digunakan untuk pendirian, pembangunan, pengembangan, perluasan sarana dan prasarana usaha.

Dalam melakukan analisis kebutuhan modal kerja maupun investasi, bank menggunakan ukuran-ukuran yang dipraktikkan dan diterima secara umum dalam dunia perbankan.

Pengukuran tersebut didasarkan pada analisis daya keuangan nasabah dan pendekatan-pendekatan dan juga asumsi-asumsi.

Olah karena itulah seorang account officer dituntut kemampuannya dalam memperkirakan kebutuhan calon nasabah secara wajar, akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Selain menguasai tools (perangkat pengukuran) analisis pembiayaan, seorang account officer setidaknya juga harus memiliki wawasan yang memadai mengenai nature bisnis nasabah, tren usaha di masa mendatang dari usaha yang dijalankan, serta kondisi makro dan mikro terhadap usaha nasabah.

Apabila hal-hal tersebut sudah dikuasai maka dari analisis yang dilakukan akan diperoleh hasil berupa usulan keputusan pembiayaan yang tepat, tidak berlebihan (over financing)  atau pun lebih kecil dari yang dibutuhkan (under financing).

Modal Kerja Perdagangan/Manufaktur

Masih ingat dengan siklus usaha? Dalam bisnis perdagangan atau pun manufaktur dikenal siklus usaha yang disebut degnan asset conversion cycle, yaitu suatu siklus yang menggambarkan perputaran asset usaha.

Asset conversion cycle, bermula dari adanya uang tunai (cash) yang digunakan sebagai modal usaha untuk kemudian digunakan menjadi persediaan. Kemudian persediaan akan menjadi sumber penghasilan bagi usaha nasabah yaitu dengan cara menjualnya, dan penjualan yang dilakukan biasanya tidak secara tunai, sehingga akantimbul piutang.

Dengan penghitungan asset conversion cycle kita bisa mengetahui berapa lama dana tunai nasabah berputar menjadi persediaan, piutang dagang, dan pada akhirnya menjadi dana tunai kembali.

Oleh karena itulah, asset conversion cycle ini disebut juga dengan cash to cash cycle. Jumah hari yang dibutuhkan dalam asset conversion cycle bisa digunakan sebagai pendekatan dalam menghitung kebutuhan modal kerja nasabah.

Metode penghitungan modal kerja untuk usaha perdagangan/manufaktur, dapat dilakukansebagai berikut:

1. Harus diketahui TOP (Turn Over Period).

Yaitu jumlah hari yang dibutuhkan dalam siklus perputaran asset usaha. TOP ini dihitung dengan menggunakan pendekatan rasio aktivitas, dengan rumus:

  • Perputaran uang tunai = (Saldo kas/Penjualan) x 365 hari   = xxx hari.
  • Perputaran persediaan = (Persediaan/Penjualan) x 365 hari = xxx hari.
  • PerputAran piutang = (Piutang/Penjualan) x 365 hari          = xxx hari +
          Turn Over Period                                                                = xxx hari

Data yang digunakan dalam penghitungan TOP adalah data realisasi keuangan tahun terakhir.

2. Diketahui jumlah kebutuhan modal kerja yang wajar

Dengan mengetahui berapa hari TOP, akan dapat diketahui jumlah kebutuhan modal kerja yang wajar sesuai dengan kondisi usaha nasabah dan proyeksi peningkatan penjualan yang diharapkan dengan rumus:

KMK = (HPP X TOP) : 365

  • KMK = Kebutuhan Modal Kerja.
  • HPP = Harga Pokok Produksi atau Harga Pokok Penjualan dari proyeksi penjualan setelah adanya pembiayaan bank.

3. Ditentukan jumlah pembiayaan yang bisa diberikan

Yang terakhir, bank akan menentukan jumlah pembiayaan yang bisa diberikan yang besarnya ditetapkan dengan maksimum persentase tertentu dari KMK setelah dikurangi utang lancar.

Pembiayaan Bank = N% x (KMK – Utang Lancar)N% = Persentase maksimum pembiayaan bank, yang ditentukan sesuai kebijakan bank.

Itu dia sedikit informasi tentang “analisis kebutuhan dan kelayakan pembiayaan dalam proses pengajuan pembiayaan di bank syariah”. Semoga sedikit informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Analisis Kebutuhan dan Kelayakan Pembiayaan dalam Proses Pengajuan Pembiayaan di Bank Syariah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel