Benda Seni untuk Investasi, Bisakah?

Beberapa waktu lalu saat kumpul bersama dengan teman-teman di salah satu warung kopi, terdapat pembahasan menarik tentang investasi. Namun ada yang menarik saat membahas investasi ini, yaitu celetukan seorang teman dengan pertanyaan,”benda seni untuk investasi, bisakah?”. Pertanyaaan tersebut meskipun singkat, namun membuat kami berpikir tentang jawaban pertanyaan tersebut.

benda-seni-untuk-investasi;investasi-jangka-panjang
Keris (Gambar: catawiki.com)

Selama ini kita menganggap investasi dilakukan pada surat-surat berharga, seperti saham, obligasi atau reksadana, investas pada aset tetap dan juga emas. Namun melakukan pilihan investasi pada benda seni tentu menjadi pertanyaan besar yang membuat kami harus mencari referensi tentang hal ini.

Salah satu referensi menarik tentang benda seni sebagai investasi kami temukan di Majalah Intisari yang ditulis oleh Bapak Dharnoto dengan berbagai pembahasan tentang benda seni tersebut.

Memilih Benda Seni Sebagai Salah Satu Instrumen Investasi Jangka Panjang

Dalam catatannya tentang benda seni ini, Dharnoto, menuliskan, “jangan menganggap enteng benda seni, karena jika dijaga keutuhan dan keasliannya, kelak harganya bisa berlipat”. Disini bisa diartikan, bahwa benda seni bisa menjadi salah satu instrumen investasi.

Salah satu benda seni yang bisa menjadi contoh adalah keris, menurut Haryono Haryoguritno, yang merupakan seorang pecinta keris, keris itu sendiri mengandung aspek sejarah, tradisi, falsafat dan mistik.

Baca juga: Berinvestasi Saham, Mengapa Tidak?

Bahkan berkat usulan Haryono, keris ini diterima daalam program The Third Proclamation of Marterpiese of the Oral and Intangible Heritage of Humanity UNESCO pada November tahun 2005.

Menurut Haryono, terdapat beberapa kriteria dalam menilai keris tersebut berkualitas, antara lain:

  • Visual. Gunakan rumus tuh-si-rap-puh-mor-jo-ngun-guh. Wutuh-nya berapa persen. Wesi-nya harus wasuhan, bersifat heterogen, berserat seperti kayu, bagus untuk keris. Garap menunjukkan tingkat kemahirang sang empu. Sepuh, jika kalah tua, maka kalahlah nilainya. Pamor, bagaimana pula dan materialnya, serta seberapa berhasil sang empu memasang pamor dalam bilahnya. Wojo, harus ada baja dalam bilah, agar tidak lentur, sebab keris asalnya senjata tusuk. Wangun adalah kesan elegan yang ditimbulkannya. Adapun tangguh berupa perkiraaan tahun dan daerah pembuatan.
  • Emosional (gebyar, greget, guwoyo, wingit, wibowo).
  • Spiritual (angsar, sejarah, tayuh). Angsar: pembawaan jiwa si keris, misalnya keris panas, keris pendtang rezeki, keris bikin naik pangkat, dan sebagainya. Tentu saja hal ini membutuhkan kemantapan jiwa dan tidak bisa dibuktikan. Sejarah: keris milik raja atau tokoh tertentu yang memiliki nilai tinggi. Tayuh: hasil dialog secara spiritual antar pemilik dan kerisnya, melalui mimpi.

Sedangkan dari peringkat nilai keris dibedakan menjadi: 

  • duwung ingkang mahanani (keris yang menciptakan suasana).
  • duwung sekeco (keris yang enak disandang)
  • duwung prayogi (keris yang dianjurkan untuk dipakai)
  • duwung sae (keris yang bagus)
  • duwung cekap (keris yang memadai)
  • duwung kirang (keris kurang bermutu secara teknis)
  • duwung awan (keris yang jelek)
  • duwung cacat (lebih rendah nilainya)
  • duwung-duwungan (keris dari kuningan)

Berbicara tentang keris sebagai investasi, tentu saja keris ini tidak bisa disamakan dengan tanah atau mata uang dolar AS. Untuk itu, kita harus senang pada keris itu, sehingga mau menyimpannya dalam jangkaa waktu panjang. Dan yang harus diketahui, jual beli keris dalam jangka pendek itu dilakukan oleh pedagang keris, bukan kolektor. Kalau ingin berinvestasi pada keris, alangkah lebih baik keris yang sangat istimewa sekali, yang mahal sekalian.

Selain keris, investasi benda seni juga terlihat pada koleksi lukisan. Menurut Ipong Purnamasidhi, sebelum melakukan transaksi, kolektor harus melakukan crosscheck terlebih dahulu ke ahlinya agar terhindar dari penipuan. Cukup aman jika membelinya di galeri, karena pihak gaaleri sebelunya telah melakukan seleksi dan verifikasi keaslian lukisan.

Cara yang paling aman adalah membeli saat si pelukis sedang melakukan pameran tunggal. Selain lebih murah, juga dijamin asli. Hal ini juga penting untuk menjalin relasi dengan para pelukis.

Pada dasarnya keris, lukisan dan benda seni lainnya yang tak pernah lekang dimakan waktu, asal dijaga keutuhan dan keorisinalitasnya, semakin berumur barang tersebut, semakin mahal harganya.

Itu dia sedikit informasi tentang “benda seni untuk investasi, bisakah?”. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi untuk Anda dalam berinvestasi.

Belum ada Komentar untuk "Benda Seni untuk Investasi, Bisakah?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel