Analisa Kredit

Anda pasti pernah mendengar istilah ‘analisa kredit’? Tentu pernah, atau malah sering mendengarnya, apalagi kalau Anda sudah menjadi debitur kredit di bank. Proses analisa kredit menjadi hal yang wajib dilakukan pagi para petugas perkreditan untuk menilai kelayakan usaha atas kredit yang dimohon oleh calon debitur.

analisa-kredit-kpr-bca;analisa-kredit;
Ilustrasi (Gambar: creditmanagementsite.wordpress.com)

Banyak juga yang mengatakan bahwa kredit yang dicairkan lama. Tentu hal ini, sering menjadi kendala bagi para pengusaha yang mengajukan permohonan kredit. Namun sebenarnya lama atau tidaknya proses analisa kredit juga bergantung pada data yang sudah dikumpulkan dalam proses analisa kredit.

Analisa Kredit 5C

Setelah beberapa waktu membahas tentang permohonan kredit dan proses pengumpulan data dalam rangka analisa kredit. Maka pada kesempatan ini akan dibahas berbagai hal yang berhubungan dengan proses analisa kredit.

Konsep 5C sebagai konsep dasar analisa kredit, antara lain:

1. Character (watak)

Pada tahap awal ini seorang AO harus mulai mencari tahu akan sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk meemnuhi kewajiban kreditnya.

Bank selalu ingin kredit yang disalurkan bisa dilunasi tepat waktu. Untuk itulah, bank akan berusaha untuk menyalurkan kredit hanya kepada debitur yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan yang telah dibuat.

Tanpa itikad yang baik dari debitur, alangkah lebih baik kredit tersebut tidak diberikan.

Pada tahapan analisa character ini, merupakan analisa kualitatif yang tidak bisa dibaca dengan angka-angka keuangan. Maka untuk mengenal watak calon debitur, seorang AO berusaha untuk mencari informasi sebanyak dan selengkap mungkin.

Baca juga: Pengumpulan Data dan Peninjauan Jaminan dalam Proses Pemberian Kredit.

Sumber informasi untuk mengetahui karakter, antara lain:

  • Dari sesama AO, baik dari bank yang sama maupun bank yang berbeda. Seringkali nasabah bercerita tentang pihak lain yang berhubungan dengan AO yang memegang accountnya.
  • Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan calon debitur.
  • Supplier atau mitra dagang dari calon ebitur. Dengan mencari informasi dari supplier, AO dapat mengetahui sistem pembelian yang diperoleh pemohon dan ketepatan membayar dari calon debitur. Pengecekan yang dilakukan bisa dengan mencari data di pasar (sesama pengusaha) yang disebut dengan trade checking.
  • Bank Indonesia atau BI Checking. Bank dapat mengetahui jumlah kredit yang dimiliki sseorang atau perusahaan melalui sistem informasi perkreditan Bank Indoensia. Dengan membandingkan hasil pengecheckan BI dengan apa yang disampaikan, seorang AO bisa mengetahui tingkat kebenaran atau kebohongan seorang calon debitur.

2. Capacity (kapasitas)

Pada analisa ‘capacity’ ini, bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen atau calon debitur dalam mengoperasikan perusahaannya sehingga bisa memenuhi segala kewajiban kredit secara rutin dan tepat waktu. 

Kapasitas ini menunjukkan kemampuan nyata dari perusahaan untuk merealisasikan rencana yang telah dibuatnya.

Yang menarik adalah sebagian dari aspek capacity ini bisa dibaca dari laporan keuangan, misalnya dari:

  • Kondisi likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban jangka panjang yang sudah jatuh tempo.
  • Rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk mencapai laba dari hasil operasi usahanya.
  • Aspek keuangan lain yang merupakan refleksi kemampuan manajemen.
  • Selain angka-angka tersebut, terdapat aspek kapasitas yang juga harus dianalisa secara kualitatif, misalnya umur, pengalaman dibidangnya, pendidikan dan lain-lain.

Untuk mengukur kemampuan ini AO sering meminta daftar riwayat hidup dari calon debitur atau manajemennya bila calon debitur adalah perusahaan.

3. Capital (modal)

Pada aspek capital ini analisa yang dilakukan, meliputi struktur modal yang disetor, cadangan laba dan laba ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Pada besarnya modal sendiri ini menunjukkan tingkat risiko yang akan dipikul debitur dalam pembiayaan suatu usaha.

4. Condition (kondisi)

Analisa terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel makro yang melingkupi perusahaaan, baik variabel regional, nasional dan internasional.

Variabel yang diperhatikan adalah seluruh aspek eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan calon debitur dalam memperoleh penghasilan.

5. Collateral (jaminan)

Penilaian pada collateral ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit. Penilaian tersebut meliputi kecenderungan nilai jaminan di masa depan, tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability) dan lain-lain.

Dari kondisi di atas dapat dipahami bahwa dalam melakukan analisa kredit, seorang AO tidak hanya mengurusi angka-angka yang tercermin dari laporan keuangan saja (analisa kuantitatif). Namun juga harus berurusan dengan masalah kualitatif yang tidak dapat dibaca dari angka-angka. Maka seorang AO harus selalu mengembangkan kemampuan analisa terhadap suatu situasi.

Analisa Rekening Koran

Selain analisa capacity, maka AO harus mengenal kondisi keuangan pemohon, oleh karena itu seorang AO haru memperoleh salinan ataa fotocopy rekening koran dari calon debitur.

Terdapat beberapa hal yang bisa diketahui dengan membaca rekening koran, antara lain:

  • Perputaran usaha calon debitur. Dengan menjumlah seluruh mutasi kredit (mutasi dari setoran) rekening koran, maka AO bisa mengetahui lebih kurang jumlah perputaran usahanya per bulan. Apabila dari hasil wawancara atau interview diketahui bahwa seluruh omzet usaha disetorkan ke bank, maka dengan membaca rekening koran seorang AO bisa memperkirakan omzet usahanya per bulan.
  • Dengan membandingan hasil wawancara dengan rekening koran, maka AO dapat memperkirakan tingkat kejujuran dari data yang diperoleh dari hasil wawancara.
  • Rekening koran juga mencerminkan jenis industri yang ditekuni pemohon kredit. Untuk mengetahui hal ini, maka AO harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri dari suatu industri. Setiap industri, karena memiliki ciri-ciri berbisnis yang berbeda, tentu akan memberi warna yang berbeda pula dalam rekening korannnya.
  • Dari rekening koran juga seorang AO bisa memperkirakan sifat dari pemohon kredit.
  • Seorang AO juga bisa mengetahui sifat dari giro-giro yang disetor oleh pemohon, sering ditolak atau tidak. Hal ini penting terutama untuk fasilitas diskonto yang jaminannya adalah giro mundur pihak ketiga.

Struktur Kredit

Apa itu struktur kredit? Struktur kredit atau credit/loan structure merupakan komposisi dari jenis, jumlah dan kondisi (persyaratan) kredit.

Baca juga: Kerangka Dasar Proses Pemberian Kredit.

Dari hasil analisa yang dilakukan, maka seorang AO bisa merekomendasikan strutur kredit yang paling sesuai dengan kebutuhan nasabah dan keuntungan bank.

Yang harus diingat adalah hal ini adalah dalam setiap keputusannya seorang AO harus selalu mempertimbangkan keadaan dua sisi, yaitu antara bank dengan nasabah.

Seorang calon debitur sering tidak mengetahui dengan detail fasilitas-fasilitas kredit yang ada di bank, yang diketahui pemohon adalah dia sangat membutuhkan kredit sebesar nominal rupiah yang dibutuhkan, maka seorang AO harus membantu nasabah untuk menyusun struktur kredit yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan struktur kredit, yaitu:

  1. Jenis industri dari pemohon kredit. Kebutuhan kredit sangat ditentukan oleh karakteristik industri.
  2. Tujuan penggunaan dana. Dimana masing-masing jenis kredit memiliki karakteristik yang berbeda dan ditujukan untuk keperluan tertentu.
  3. Struktur jaminan yang dimasukkaan oleh calon debitur. Struktur jaminan yang dimaksudkan disini adalah komposisi dari jenis, nilai dan kondisi lain dari jaminan.
  4. Tingkat kepentingan dari kebutuhan kredit.

Penentuan Kondisi Pinjaman Lainnya

Terdapat beberapa hal lain yang harus ditentukan AO, yang meliputi:

  • Jangka waktu kredit
  • Provisi dan biaya administrasi.
  • Cara pengikatan kredit atau jaminan.
  • Dalam menentukan kondisi tersebut maka AO tidak bisa melepaskan diri dari kondisi pasar.

Setelah memperoleh struktur yag sesuai dengan kebutuhan calon debitur, maka AO akan mengadakan negoisasi dengan calon debitur. Namun bila dirasakan tidak layak untuk diabiayai, maka AO akan mengadalam penolakan disertai dengan alasan yang logis.

Itu dia sedikit informasi tentang analisa kredit. Semoga sedikit informasi ini bermanfaat untuk Anda, khususnya Anda yang masih mengikuti mata kuliah perbankan atau Anda yang sedang mengajukan permohonan kredit.

Belum ada Komentar untuk "Analisa Kredit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel