Awas Narkoba!

Tema “Awas Narkoba!” sepertinya sudah menjadi bahan atau tema yang sudah biasa. Bahkan disetiap tempat banyak yang mengingatkan tentang obat berbahaya ini. Namun tidak ada salahnya kita sama-sama saling mengingatkan tentang bahaya narkoba yang bisa menghancurkan masa depan anak cucu kita.

Di berbagai referensi semua selalu memberikan informasi tentang bahaya narkoba, termasuk diantaranya penyebarannya yang saat ini mulai tahap membahayakan yang sudah diedarkan ke anak-anak. 

Awas Narkoba!
Ilustrasi (Gambar: redoakrecovery.com)

Bahkan referensi yang sangat menarik juga sempat disampaikan M. Sholekhudin yang disampaikan dalam Majalah Intisari Edisi No. 504 tentang ‘Waspada! Banyak Jalan Menuju Narkoba’.

Hati-hati dengan Obat Rumahan yang disimpan di Rumah

Sedikit tetapi menggelitik, yaitu sebuah tulisan tentang ‘obat-obatan rumahan’ ternyata bisa dipakai untuk teler, dan hal ini masih banyak orang tua yang belum memahaminya. Dan ternyata hal ini menjadi salah satu pintu masuk yang membuat seseorang menjadi rentan tergelincir menjadi pecandu narkoba.

Saat ini sudah sangat banyak peringatan yang disampaikan khususnya untuk orang tua agar selalu waspada terhadap anak-anaknya yang saat ini sudah mulai beranjak dewasa.

Bahkan menurut penelitian Asian Harm Reduction Network, AHRN, Indonesia, sekitar 15% para pengguna narkoba mengawali petualangannya dengan mencoba meminum obat-obatan yang biasa disimpan di lemari obat.

Yang sangat populer dan sering dicoba adalah obat tidur. Obat ini menjadi idola bagi para remaja. Biasanya obat tidur sering diresepkan oleh dokter untuk pasien yang memiliki masalah sulit tidur. Yang sering diresepkan, yaitu golongan benzodia-zepin dan barbiturat. Pada umumnya obat-obat ini memiliki efek mempengaruhi sistem saraf pusat di otak.

Baca juga: Mengenal Frenemy, Apa Itu?

Pada pemakaian normal, dosis pil yang diminum hanya satu tablet untuk sekali minum. Namun bagi para penyalah guna obat, obat yang diminum bisa sangat gila-gilaan, satu setrip atau satu blister  sekali minum.

Menurut Prof . Dr. dr. Dadang Hawari, “Apabila diminum sampai overdosis, obat-obat ini (seperti obat tidur) ini tidak meyebabkan orang tidur seharian atau dua hari, namun malah bisa membuat beringas atau bahkan teler.”

Semua Obat Bisa Membuat Teler

Bagi para penyalahguna obat, ternyata obat apa pun bisa dipakai untuk teler. Bila tidak mendapatkan pil koplo, mereka akan menggunakan obat-obat bebas (nonresep) sebagai pengganti.

Bahkan tidak ada obat tidur, obat batuk pun bisa digunakan untuk teler. Tidak mendapatkan benzodiazepin, metil-morfinan pun diembat mereka. Bila dilihat dari struktur kimianya, obat ini masih satu golongan dengan morfin. Cara kerjanya dengan menekan refleks batuk di otak. Namun, karena tidak menimbulkan efek adiksi (kecanduan) berat, seperti morfin, obat ini tidak termasuk golongan narkotika.

Untuk teler, selain obat batuk, mereka ini sering menggunakan obat antialergi yang mengandung antihistamin. Meskipun bukan pil tidur, namun obat ini juga memiliki efek yang menyebabkan ngantuk. Cara kerjanya dengan mempengaruhi sistem saraf pusat di otak. Efek ini yang kemudian dicari para pemakai drug, dengan meminum sepuluh kali lipat dari dosis normal, mereka bisa giting (getting high).

Selain obat antialergi, mereka juga menggunakan obat flu yang berisi dekongestan (pelega saluran nafas) yang juga termasuk OTC (over-the counter drugs). Sebagian yang lain menggunakan obat-obat antipsikosis yang seharusnya hanya digunakan oleh penderita skizofrenia. Yang lainnya lagi menggunakan obat penurun nafsu makan,

Yang harus dipahami seharusnya adalah dalam dosis salahguna, obat-obat tersebut di atas bisa merusak kemampuan berpikir. Padahal syarat utama berhenti dari pengaruh narkoba adalah berpikir.

Itulah sebabnya, sekali kena pengaruh drug, pemakai akan sulit berhenti. Sekalipun tahu itu tindakan koplo, mereka tetap saja ngoplo.

Meskipun sifat adiksinya tidak sehebat morfin, obat-obat itu tetap bisa membuat pemakainya kecanduan dan ingin mengulangi pengalamannya saat gitting. Dan tingkat kecanduannya jauh lebih hebat daripada rasa kangen terhadap nikotin tembakau. Bila disetop begitu saja, bisa timbul gejala putus obat yang membuat mereka akan tersiksa.

Pola Konsumsi Obat Murah Juga Terjadi Di Luar Negeri

Ternyata pola konsumsi obat-obat murah ini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang saja. Negara-negara maju dan ketat hukumnya pun mengalami masalah yang hampir sama.

Toxalert, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Maryland Poison Center, Amerika Serikat melaporkan, penyalahgunaan obat batuk yang terjadi di kalangan remaja di Amerika Serikat, Jerman, Australia, Swedia dan Kanada.

Food and Drug Administration (FDA) sampai mengeluarkan peringatan publik tentang bahaya penyalahgunaan ‘Vitamin D’.

Terdapat dua alasan yang membuat masalah ini perlu mendapat perhatian, yaitu:

  1. Obat-obatan tersebut peredarannya lebih luas dan jauh lebih mudah diakses daripada ganja.
  2. Harganya juga murah.

Itu sedikit informasi tentang  “Awas Narkoba!” dan waspadai juga tentang penggunaan obat-obatan rumahan. Semoga sedikit catatan tersebut bermanfaat untuk kita semua. 

Belum ada Komentar untuk "Awas Narkoba!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel