Mengenal Orang Jawa Purba

Ada pertanyaan menarik yang sering disampaikan anak-anak tentang asal-usul nenek moyang kita. Bingung? Pasti.. Karena berbagai hal yang membahas hal tersebut selalu diuraikan dengan panjang. Mau dijawab sekenanya, kasihan karena mereka benar-benar ingin tahu. Salah satu solusinya adalah memberikan informasi dari berbagai media tentang mengenal orang Jawa purba.

mengenal-orang-jawa-purba
Gambar ilustrasi (Foto: eastjava.com)

Ada banyak perkiraan menarik tentang asal usul nenek moyang manusia ini, bahkan banyak terjadi perdebatan atas munculnya nenek moyang manusia ini, ada pula yang mengatakan bahwa orang Jawa purba datang dari Afrika, apa ini benar? Untuk mengetahuiny ada catatan menarik tentang hal ini yang pernah ditulis oleh B. Soelist seorang ahli Arkeologi Publik dari Jakarta, yang tulisannya juga pernah dimuat di Majalah Intisari edisi no. 542.

Apakah Orang Jawa Kuno itu Orang Jawa Purba?

Terdapat teori yang disampaikan para ilmuwan yang beranggapan bahwa bumi dan manusia tercipta melalui proses panjang sejak jutaan tahun silam.

Bahkan menurut Dr. Tony Djubiantono, yang pernah menjabat sebagai Kepala Puslibtang Arkeologi Nasional, menyampaikan bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Maka jika dikatakan berasal dari proses evolusi, maka hal ini bertentangan dengan pengetahuan agama. Namun jika dijelaskan manusia berasal dari tanah, maka hal ini berlawanan dengan pengetahuan biologi.

Dalam spektrum yang luas, pertentangan dari mana asal manusia ini memuncak saat Charles Darwin mengeluarkan bukunya yang berjudul “The Origin of Spesies” pada tahun 1859. Saat itu Darwin beranggapan bahwa segala sesuatu bentuk kehidupan berawal dari proses. Darwin juga mengatakan bahwa manusia sekarang merupakan perkembangan bentuk dari makhluk sebelumnya, yaitu kera. Perubahan bentuk itu melalui proses jutaan tahun, melewati transisi yang saat ini masih terus dicari jawabannya oleh para ahli. Transisi yang di kalangan ilmiah disebut dengan “The Missing Link” atau mata rantai yang terputus.

Dari Sebuah Tepian Bengawan Solo

Siapa yang mengira dengan kegigihan Eugene Dubois, seorag ahli anatomi pemburu fosil dari Belanda, makhluk The Missing Link  ini bisa ditemukan di tepi Bengawan Solo, yaitu di Trinil, sebuah desa kecil di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891.

Dubois kemudian menyebut fosil tengkorak Pithecanthropus erectus atau manusia kera yang berjalan tegak, yang pada kemudian dikenal di dunia dengan nama “Java Men”.

Baca juga: Mengenal Ketam Tapal Kuda.

Hal ini membuat Pulau Jawa tidak bisa dibilang remeh lagi. Di sepanjang aliran Bengawan Solo purba, selain di Trinil (Jawa Timur), tenyata terdapat situs-situs lainnya, seperti di Ngandong, Kedungbrubus, Sambungmacan, Miri dan Sangiran (Jawa Tengah). Tidak sedikit fosil manusia purba yang ditemukan disana dan sudah terbukti menyumbangkan data berharga khususnya bagi dunia ilmu paleoantropologi.

Dari bukti fosilyang telah ditemukan tersebut, manus purba dari jenis Homo erectus diduga telah mendiami Pulau Jawa (Sangiran) sejak awal zaman pleistosen atau sekitar 1,8 juta tahun silam. Namun ada pertanyaan yang sangat sulit dijawab, darimana mereka ini berasal?

Berbagai temuan fosil baik di Asia maupun di Afrika sampai sekarang masih terus susul menyusul. Menurut Dr. Tony Djubiantono, manusia purba Jawa bisa disebut berasal dari Afrika yang berbondong-bondong meninggalkan Afrika, kemudia menyebar ke berbagai belahan dunia sekitar 2,5 juta tahun lalu. Sebagian menyebar ke Eropa, sebagian kedaratan Cina dan Indonesia setelah melewati India.

Proses penyebaran Homo erectus sampai ke Indonesia berlangsung jutaan tahun lamanya, mereka melewati Indonesia melalui jembatan darat yang terbentuk saat air surut pada periode glasial.

Kehidupan Manusia Jawa Purba

Manusia purba Homo erectus hidup di pangkalan terbuka secara berkelompok sekitar 20 sampai 40 orang, hal ini tergantung dari luas wilayah dan ketersedian sumber makann, dan disitu pula mereka beranak pinak, yang diduga angka kelahiran manusia purba juga cukup tinggi. Namun, karena kerasnya kehidupan, maka angka kematian juga tinggi, khususnya perempuan saat hamil dan saat melakukan persalinan.

Bayi yang lahir juga tidak semuanya bisa selamat. Jika ia terhindar dari kecelakaan, maka umur manusia tersebut bisa dijangkau sekitar 20 sampai 40 tahun, dan ini adalah umur rata-rata Homo erectus. Namun ini bukan sebagai pedoman, bagi mereka yang kuat, luput dari serangan penyakit, umurnya bisa mencapai 50 tahun.

Untuk bertahan hidup, mereka berburu binatang dengan alat yang tersedia di lingkungan sekitarnya, seperti dengan menggunakan bambu dan batu. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penemuan artefak batu di berbagai situs purba, seperti di Sangiran, Sambungmacan, Cekungan Soa dan Ngandong yang menunjukkan Homo erectus telah membuat dan menggunakan peralatan batu. Alat batu ini sangat vital untuk memukul, melempar atau menguliti binatang hasil tangkapan.

Fisik Homo erectus juga memperlihatkan perkembangan lebih sempurna dari mahluk pendahulunya yaitu Australopithecus yang hidup di Afika. Manusia Jawa diduga tdak hanya bisa berdiri sendiri, namun juga sudah mampu berlari, karena kakinyapanjang, lurus, dengan tungkai mirip manusia sekarang.

Dari fosil-fosil yang ditemukan, diperkirakan manusia purba Jawa lebih kuat dan lebih berotot daripada manusia Jawa sekarang, dengan tinggi sekitar 1,65 meter untuk perempuan dan sedikit lebih tinggi bagi laki-laki. Berat badannya sekitar 60 sampai 75 kg.

Berdasarkan fosil-fosil yang sudah ditemukan, maka Homo erectus memiliki ukuran pinggul yang besar, rahang yang kekar, tebal dan tidak d. Gigi taringnya menonjol, dan antara gigi satu dengan gigi lain jarang bersinggungan. Bentuk mukanya pendek dan lebar dengan hidung pesek tetapi prognatisma (mulutnya) menonjol atau mrongos.

Kebanyakan penyakit yang biasa diderita dalah penyakit yang berhubungan dengan berburu dan mengumpulkan makanan, seperti patah tulang, keseleo, luka berdarah dan penyakit kulit. Manusia purba ini diduga sangat akrab dngan penyakit kurang darah atau kekurangan salah satu zat makanan.

Homo erectus yang hidup di Indonesia ini sekitar 1,8 juta tahun hingga 300.000 ribu tahun silam. Selama 1,5 juta tahun lebih mereka mengalami proses evolusi fisik serta otak, menjadi manusia sejati atau yang disebut dengan Homo sapiens yang ada di muka bumi sekitar 40.000 tahun silam.

Proses Evolusi Manusia

Terdapat proses evolusi manusia yang bisa menjadi pedoman, antara lain:

  • Tahap 1: Australopithecus, masih pra manusia, hidup sekitar 5 juta tahun lalu, dengan rahang kekar dan berotak kecil (550 cc), dan fosilnya banyak ditemukan di Afrika Selatan.
  • Tahap 2: Homo habilis, volume otaknya sedikit berkembang menjadi 650 cc. Hidup di sabana Afrika.
  • Tahap 3: Homo erectus, mulai muncul di Indonesia sekitar 1,8 juta tahun lalu dan diyakini masih tetap ada hingga 300.000 tahun lalu, kapasitas tengkoraknya sekitar 900 sampai 1.000 cc.
  • Tahap 4: Homo sapiens (manusia modern) mempunyai kapasitas tengkorak 1.200 sampai 1.400 cc.

Itu dia sedikit informasi tentang “mengenal orang Jawa purba”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Orang Jawa Purba"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel