Mengenal Ketam Tapal Kuda

Siapa sangka hewan yang sering ditemui di pinggir pantai ini ternyata sudah berumur sangat tua sekali? Lebih dari 350 juta tahun, mengenal ketam tapal kuda menjadi menarik kali ini, apalagi hewan purba ini memiliki anatomi yang relatif tidak berubah sejak dulu kala. Bentuknya seperti mimi laut.

Banyak sekali referensi yang menjelaskan tentang keberadaan hewan laut ini. Salah satunya yang ditulis oleh Ir. Doan Shahreza Auditya yang dimuat juga dalam Majalah Intisari Edisi No. 542.

Apa itu Ketam Tapal Kuda?

Ketam tapal kuda termasuk anggota filum Arthropoda, yang berarti hewan beruas atau bersegmen. Yang menjadi anggota filum ini seperti kalajengking, laba-laba, udang, lipan dan juga beragam serangga.

mengenal-ketam-tapal-kuda
Ketam tapal kuda (Gambar: pbs.org)

Maka diperkirakan 90% dari total populasi hewan di dunia adalah Arthropoda, dan ketam tapal kuda termasuk dalam sub-filum Chelicerata dari kelas Merostomata.

Saat ini terdapat empat spesies ketam tapal kuda, yaitu Carcinoscorpius rotundicauda yang mendiami pesisir Samudera Hindia, Tachypleus tridentus dan Tachypleus gigas yang menghuni pesisir barat Samudra Pasifik, serta Limulus polyphemus yang mendiami pantai timur Amerika Utara-Tengah. Dan keempatnya sangat serupa dalam ekologi (yaitu habitat atau lingkungan hidup) dan juga morfologinya (bentuk tubuh).

Ketam Tapal Kuda Ternyata Memiliki 10 Mata

Ketam tapal kuda kalau dilihat sepintas hanya hewan biasa, yang tidak indah, tidak berbahaya dan juga tidak istimewa. Penyebutan tapal kuda ini disebabkan area tempurungnya yang menutupi badan berbentuk U atau mirip tapal kuda jika dilihat dari atas.

Baca juga: Hewan Coba.

Ketam tapal kuda ini memiliki tiga bagian tubuh utama, yaitu prosoma (kepala-dada), opisthosoma (perut), dan telsom (ekor). Ekor ketam tapal kuda disebut juga dengan xyphos atau pedang. Ekor ini ternyata digunakan untuk menggali pasir dan sebagai pengumpil saat dirinya terbalik.

Sedangkan saat berjalan, badannya yang pipih disangga oleh keenam pasang kaki. Pasangan pertama  (chelicera) memiliki fungsi untuk menempatkan makanan ke mulutnya. Empat pasang berikutnya yang pangkalnya menyatu disebut pedipalp, yang berguna untuk berjalan.

Pada ketam tapal kuda jantan dewasa beralih fungsi menjadi kaki penjepit saat induk betinanya bertelur. Pasangan terakhir berguna untuk mendorong ketam maju ke depan.

Mulut ketam ini berada di bawah tengah perut yang dikelilingi ujung keempat pedipalp. Ketam tapal kuda termasuk pemakan bangkai. Makanannya mulai dari kerang-kerangan, cacing, ikan mati sampai ganggang. Makanan ini kemudian dicacah menggunakan keempat pasang kakinya yang diselimuti dengan bulu-bulu keras. Setelah melewati kerongkongan, makanan akan ditimbun di perut dan dicerna. Sisa makanan dibuang melalui anus yang terletak di pangkal ekornya.

Meskipun memiliki bentuk yang kecil, ketam tapal kuda betina dewasa bisa mencapai panjang 60 cm dengan berat 5 kg, dan ketam ini juga dibekali dengan 10 mata yang tersebar di seluruh badan dan sebagian besar terdapat di bagian belakang atau pun samping.

Dua pasang mata lateral merupakan organ peka cahaya utama yang berguna khususnya untuk menemukan pasangan. Selain itu, juga terdapat mata median dan endopariental. Selain itu juga terdapat sistem sensor cahaya pada bagian atas dan pada sisi ekor yang menjaga agar otaknya tetap sinkron dengan siklus terang gelap harian.

mengenal-ketam-tapal-kuda
Ketam tapal kuda (Gambar: Danielle Brigida/USFWS at Cape May National Wildlife Refuge)

Pada bagian bawah tubuhnya masih terdapat sepasang mata ventral di dekat mulut yang membantu orientasi ketam tapal kuda ini saat berenang.

Karena berenang, maka ketam tapal kuda ini bernapas dengan menggunakan insang, selain untuk bernapas, insang ketam tapal kuda ini juga memiliki fungsi untuk membantu melejitkan ketam ke depan dengan menginjeksikan air ke belakang.

Organ pernapasan ini terletak di bagian bawah perut. Tidak jauh dari organ ini terdapat lubang kelamin tempat keluarnya sperma dan sel telur.

Ketam tapal kuda akan matang secara seksual setelah berumur sembilan sampai sebelas tahun. Ketam tapal kuda ini bisa berumur sampai 19 tahun.

Untuk musim kawin, berlangsung pada bulan purnama musim semi dan musim panas. Pejantan ketam akan menggunakan cakarnya untuk memeluk pasangannya. Betina yang sedang birahi kemudiam meletakkan 2.000 sampai 30.000 telur di sarang yang berada di pasir. Telur-telur ini kemudian dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan oleh pejantan ketam. Telur-gelur ini memiliki diameter 2 sampai 3 mm selalu menarik perhatian burung migran yang suka memangsanya.

Ketam Tapal Kuda Ternyata Mampu Bertahan Berabad-abad

Ketam tapal kuda ini ternyata diperkirakan sudah ada pada awal periode Karbon ( salah satu bagian penyusun Paleozoikum) 350 juta tahun silam, yang menyusul ditemukannya fosil-fosil.

Menjelang akhir Paleozoikum (periode perm), trilobita yang merupakan kerabat ketam tapal kuda punah, sebagaimana 50% spesies hewan, dan hampir 95% tumbuhan di muka bumi. Namun, ketam tapal kuda mampu bertahan hidup.

Baca juga: Ada Apa dengan “Kucing Rumahan”?

Pada zaman berikutnya, Mesozoikum yang dimulai 200 juta tahun yang lalu merupakan masa jaya dinosaurus. Adapun Mesozoikum ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Trias, Jura, dan Kretasius.

Pesisir daratan Mesozoikum yang saat ini sudah menjadi Eropa diyakini menjadi pusat penyebaran ketam tapal kuda ke perairan lain. Mesozoikum ini berakhir dengan punahnya dinosaurus secara massal dan juga hampir separuh hewan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang) laut, yang diperkirakan disebabkan karena tumbukan asteroid. Dan ketam tapal kuda ini ternyata bisa selamat dari kepunahan.

Pada akhirnya zaman paling muda, Kenozoikum yang berawal sekitar 65 juta tahun silam ini menyusul tamatnya Mesozoikum, dan keadaan bumi benar-benar stabil, dan mirip dengan masa kini. Kenozoikum ini juga dikenal sebagai abad mamalia. Pada periode Holosen spesies mamalia yang sangat populer adalah Homo Sapiens (manusia).

Ketam Tapal Kuda untuk Pengobatan

Meskipun bentuknya yang biasa, ternyata ketam tapal kuda memiliki manfaat yang luar biasa. Hal ini berkat penelitian yang dilakukan Dr. Frederik Bang di Laboratorium Biologi Laut Woods Hole, Massachusetts sekitar tahun 1960-an yang menemukan penggumpalan massal dalam sistem peredaran darah ketam tapal kuda yang dimasuki bakteri laut.

Meskipun tidak memiliki darah merah seperti manusia ternyata ketam memiliki plasma berwarna kebiruan yang disebut dengan hemolimfa (hemolymph), yang memiliki fungsi seperti darah pada manusia.

Penggumpalan ini disebabkan oleh endotoksin bakteri laut. Dan ternyata ketam tapal kuda memiliki zat khusus dalam sel darah yang disebut dengan amebosit yang mampu menyebabkan penggumpalan sehingga mencegah kontaminasi bakteri lebih lanjut.

Zat khusus ini kemudian diberi nama LAL (Limulus Amebocyte Lysate). LAL ini menjadi sumbangan yang sangat berharga dari ketam tapal kuda.

Yang menjadi pertanyaan mengapa LAL begitu penting? Hal ini disebabkan komponen darah ketam tapal kuda ini sangat vital bagi semua orang yang pernah menerima pengobatan dalam.

LAL digunakan oleh industri farmasi dan peralatan medis untuk memastikan produk mereka, seperti obat-obatan dalam, vaksin, jarum suntik, atau alat infus, yang bebas kontaminasi bakteri.

LAL juga menjadi instrumen utama dalam pengembangan antibiotik dan vaksin, maka tidak heran bila industri farmasi sangat menjaga agar produknya bebas bakteri dan mikroorganisme lainnya.

Itu dia sedikit informasi tentang “mengenal ketam tapal kuda”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Ketam Tapal Kuda"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel