Tips Melihat Debitur Dalam Pengajuan Kredit

Tips Melihat Debitur Dalam Pengajuan Kredit - Setelah kemarin membicarakan tentang pentingnya analisa kredit dalam proses kredit, sekarang saatnya kita membicarkan lebih lanjut lagi tentang proses awal dalam pemberian kredit.

Semua bankir dan yang mempelajari perbankan pasti sangat paham bahwa bank berperan sekali dalam proses perekonomian di Indonesia, dengan cara menarik dana masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Dana yang disalurkan tersebut berbentuk pinjaman (kredit) yang juga merupakan sumber pendapatan bank terbesar saat ini selain fee base income.

Proses penyaluran kredit memang menjadi hal yang utama dan penting bagi sebuah bank, selain menjadi sumber utama dalam pendapatan sebuah bank, penyalurannya pun harus hati-hati karena dana sumber kredit bersumber dari dana masyarakat yang telah dihimpun. Sehingga penyaluran kredit tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena menyangkut kesehatan bank yang bersangkutan.

Tips Melihat Debitur Dalam Pengajuan Kredit
Gambar ilustrasi
Begitu pula dengan petugas kredit atau yang biasa disebut sebagai PKL (Pejabat Kredit Lini), di lini terbawah adalah AO (Account Officer) atau RM (Relationship Manager), dalam menyalurkan kredit harus memiliki sikap dan sifat yang hati-hati, diibaratkan bahwa uang yang disalurkan adalah uang mereka sendiri, sehingga bank tidak akan sembarangan dalam memberikan pinjaman dana.

Dalam memberikan pinjaman atau kredit, dengan posisinya sebagai kreditur, bank adalah sebagai investor, pihak bank harus selektif dalam menyalurkan dananya. Di lini terbawah, seorang marketing harus memiliki kejelian dalam melihat calon debitur, karena kita tidak bisa melihat secara total tentang debitur ini, baik secara kehidupan pribadi atau pun dari kehidupan usahanya.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara melihat debitur dalam proses pengajuan kredit kepada bank atau lembaga pembiayaan?

Pada intinya pada saat calon debitur mengajukan pinjaman atau pun pada saat marketing mendapatkan calon debitur pinjaman, terdapat hal-hal yang harus dipahami dan diketahui oleh Accout Officer di awal proses. Hal ini bisa dilihat pada bagan di bawah ini:

Tips Melihat Debitur Dalam Pengajuan Kredit
  • Setelah calon debitur mengajukan permohonan kredit, maka langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mempelajari permohonan yang telah disampaikan. 
  • Namun terkadang yang terjadi pada umumnya, pada saat calon debitur mengajukan permohonan kredit, sebelum surat permohonan kredit diajukan kepada pimpinan, apabila calon debitur yang mencari adalah AO, sebelum mengajukan surat permohonan, AO sudah mendapatkan beberapa dokumen pendukung untuk dipelajari kelayakannya berdasarkan dokumen pendukung saja.

Agar diperoleh keyakinan dalam proses kredit, maka diperlukan informasi yang mendalam dan data yang lengkap, hal ini dikarenakan Account Officer belum mengenal secara detail tentang kepribadiaan (karakter) dan usaha dari calon debitur.

Untuk mengenal dan melihat  calon debitur terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, setelah surat permohonan diajukan, hendaknya Account Officer meminta kelengkapan dokumen, antara lain:

1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang belum jatuh tempo, apabila yang mengajukan kredit berbentuk Peseroan Terbatas (PT) atau Pesero Komanditer (CV), agar diserahkan semua fotocopy atas seluruh pengurus dan pemegang saham.

Mengapa hal ini harus dilakukan agar kita mengetahui secara detail tentang kondisi calon debitur yang mengajukan kredit, sehingga kita tidak akan tertipu apabila ada calon debitur yang nakal. 

2. Setidak-tidaknya mintalah foto terakhir (4 x 6) kalau yang mengajukan pinjaman adalah perseorangan (suami istri), begitu juga kalau yang mengajukan pinjaman berbentuk badan usaha mintalah foto atas semua pengurus dan pemegang saham. 

Hal ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari yang mengajukan kredit.

3. Mintalah fotocopy semua akte perusahaan mulai dari awal, akte pendirian perusahaan beserta semua perubahan (termasuk didalamnya akta terakhir) dan juga surat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM (apabila yang mengajukan badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas). Dan mintalah juga fotocopy semua akta apabila merupakan bagian dari grup perusahaan lainnya. 

Kenapa saya menganjurkan untuk meminta akta grup perusahaan lain? Hal ini selain untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar grup perusahaan, juga untuk mengetahui kewenangan dalam pinjam meminjam kepada pihak lain, serta untuk mengetahui kertekaitan dalam kepengurusan, modal dan tanggung jawab keuangan antar perusahaan.

4. Dokumen lain yang sangat penting yang harus diminta dalam proses pengajuan di awal ini adalah “Nomor Pokok Wajib Pajak”  atau NPWP. Baik NPWP Perorangan apabilba yang mengajukan perorangan dan NPWP Perusahaan, apabila yang mengajukan kredit berbadan hukum. 

NPWP ini sangat penting karena untuk meminta informasi dari Bank Indonesia dalam bentuk SID (Sistem Informasi Debitur) diperlukan adanya NPWP. Dalam SID ini memuat segala informasi tentang semua pinjaman debitur (histori semua pinjaman selama 2 tahun) termasuk didalamnya kartu kredit dan aset yang menjadi agunan pinjaman, sehingga AO akan sangat terbantu dengan informasi ini. Minimal sebagai EWS (Early Warning System) dalam proses kredit.

5. Fotocopi dokumen perijinan dari Dinas Pemerintahan terkait, misalnya Surat Ijin Usaha Perdagangan, Surat Izin Perindustrian, Tanda Daftar Perdagangan, atau pun surat ijin gangguan. Surat ijin memiliki banyak macamnya tergantung usaha calon debitur yang mengajukan pinjaman.

6. Dokumen lain yang diperlukan dalam proses permohonan pinjaman adalah “Laporan Keuangan”.

Pada beberapa bank ada yang mengisyaratkan minimal perusahaan sudah berjalan dan profit minimal 2 tahun. Dan upayakan untuk meminta laporan keuangan 3 tahun terakhir apabila perusahaan sudah establish. Hal ini sangat penting untuk mengetahuoi perkembangan usaha calon debitur, ingat kita memberikan pinjaman bukan berdasarkan pertemanan namun berdasarkan kelancaran usaha calon debitur. Karena putusan kredit didasarkan atas kemampuan bayar debitur dan hal ini tercermin pada laporan keuangan debitur.

Mintakan juga Lap. Konsolidasi jika merupakan calon debitur adalah group usaha dari perusahaan lain. Hal ini sangat penting dalam proses pemberian kredit, karena terkadang usaha yang dimintakan pembiayaan adalah usaha yang masih sangat bergantung pada induk perusahaan.

7. Untuk menunjang informasi tentang calon debitur, upayakan meminta informasi debitur atau curriculum vitae atas pengurus perusahaan dan pemegang saham.

8. Mintalah profil perusahaan atau company profile dari calon debitur, terkadang perusahaan perorangan jarang membuat hal seperti ini, nah tugas Account Officer untuk mengarahkan pembuatan Company Profile. Informasi ini sangat membantu AO dalam membuat proposal kredit. Karena Proposal kredit yang diajukan kepada pemutus tidak hanya sekedar berisi kemampuan pembayaran yang terangkum dalam angka-angka, namun juga deskriptif debitur dalam mengelola usahanya.

Gambaran perusahaan tersebut minimal berisi, beberapa hal sebagai berikut:

1. Riwayat usaha perusahaan.
Minimal riwayat perusahaan berisi tentang sejak kapan usaha tersebut mulai didirikan. Kapan usaha mulai berkembang dan apabila mengalami perkembangan, siapa saja yang berperan dalam perkembangan usaha.

Ceritakan lebih detail tentang riwayat usaha ini, agar pada saat membuat proposal kredit, anda lebih mudah dalam menyusun proposal tersebut.

2. Arahkan untuk menceritakan tentang kondisi bisnis dari calon debitur, bisa sampaikan, antara lain:
  • Strategi didalam bisnis, yaitu strategi yang digunakan sehinggga barang atau pun jasa yang dihasilkan disukai oleh pembeli dan yang utama sejak kapan strategi untuk meraih kesuksesan tersebut dipakai.
  • Aspek pemasaran, bisa disampaikan tentang produk yang dihasilkan, juga sampaikanlah jenis dan kualitas produk, strategi dalam mempertahankan produk, dan cara menetapkan harga jual produk; bisa juga anda ceritakan tentang saluran distribusi untuk produk yang dihasilkan; promosi penjualan yang digunakan agar produk yang dihasilkan laku di pasaran, dan kondisi persaingan serta strategi dalam menghadapi para pesaing (sampaikan juga nama pesaing dalam proses bisnis dijalankan).
  • Aspek operasional dan proses produksi; bisa juga diceritakan tentang proses produksi yang dilakukan; termasuk juga kapasitas produksi dalam pembuatan produk bisa dalam per bualan atau per tahun termasuk juga bagaimana kapasitas mesin yang terpasang dan berapa kapasitas mesin yang sudah terpakai, serta proses pemenuhan sumber bahan baku (dari mana bahan baku didapatkan, siapa saja penyuplai barang tersebut, serta bagaimana strategi untuk memperoleh bahan baku dan bagaimana termin pembayarannya. 

3. Jangan lupa untuk menggambarkan tentang kondisi organisasi perusahaan, mulai dari struktur organisasi, susunan manajemen dalam perusahaan, berapa jumlah karyawan dan informasi tentang kondisi manajemen perusahaann.

4. Khusus untuk company profile dalam rangka pengajuan kredit ini, berikan informasi tentang rencana penggunaan kreditnya, misalnya karena adanya pengembangan pasar dan adanya potensi pasar yang akan dituju.

Company profile dalam rangka pengajuan kredit ini hendaknya dibuat lebih lengkap agar mempermudah tugas anda dalam menyusun prososal kredit, minimal tambahkan juga informasi tentang:
  • Strategi yang diambil perusahaan dalam mengatasi pesaing dan strategi dalam mempertahankan penyedia barang (supllier) atau pembeli.
  • Dan sampaikan juga tentang rencana-rencana bisnis dimasa yang akan datang termasuk pengawasan bisnisnya.

5. Dikarenakan fokus bisnis bank adalah memberikan pinjaman dana kepada calon debitur, maka selain mengenal debitur dari beberapa dokumen di atas, cara yang lain adalah dengan meminta dokumen keuangan debitur, mintalah laporan keuangan minimal 2 tahun terakhir. Mengapa diminta laporan keuangan 2 tahun terakhir karena bank tidak akan membiayai usaha yang baru berdiri, 2 tahun diasumsikan bahwa usaha debitur sudah berjalan dan menghasilkan profit. Dan bank atau pun lembaga pembiayaaan pada intinya tidak akan membiayai usaha yang belum memiliki prospek.

Prospek usaha dalam fokus ini lebih dilihat pada laporan keuangan dan perputaran usaha yang tercermin dalam rekening koran. Oleh karena itu mintalah dokumen keuangan yang lengkap, antara lain:
  • Laporan keuangan minimal dalam kurun 2 tahun terakhir (diupayakan mintalah 3 periode laporan keuangan) untuk mengetahui perkembangan usaha, yang dilengkapi dengan laporan penjualan per bulan, berdasarkan data per item barang, berdasarkkan pembeli dan jumlah yang dibeli. Lengkapi juga laporan keuangan tersebut dengan daftar suplier dan daftar pembeli beserta nilainya.
  • Mintalah perkiraan proyeksi penjualan dari sudut pandang debitur, dengan menyampaikan dasar dalam menyebutkan proyeksi tersebut.
  • Mintalah semua rekening koran yang dimiliki debitur, dan kalaupun nanti ada yang menanyakan mengapa tidak yang digunakan untuk usaha saja?, karena terkadang debitur ada yang tidak sengaja menyalurkan dana transaksi usahanya ke rekening pribadinya, dan kita bisa melukan checking atas rekening koran tersebut apakah ada yang dobel buku atau hanya perpindahan yang semu yang ditujukan hanya untuk mengajukan kredit ke bank.

    Terkadang calon debitur atau debitur juga sudah mempersiapkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik), namun sebagai petugas bank, anda pun harus berhati-hati dalam membaca laporan keuangan ini, karena KAP ini hanya mempersiapkan laporan dan tidak mempertanggungjawabkan laporan keuang tersebut (bisa dilihat pada pendapat atas laporan keuangan yang dibuat KAP).

    Sehingga anda harus melakukan pengechekan dan melakukan recasting juga atas laporan keuangan ini. (Untuk recasting atas laporan keuangan akan dibicarakan pada bab tersendiri).

    Setelah beberapa dokumen tersebut di atas, yang perlu diminta adalah foto copy atas asset baik bergerak atau pun yang tidak bergerak, yang akan dijadikan agunan kredit. Mintalah aset pertama atau pembelian pertama oleh debitur, misalkan rumah tinggal yang pertama dan aset yang digunakan sebagai tempat usaha, sebagai jalinan atau ikatan psikologis, sehingga kalau nasabah menunggak, dia akan berusaha untuk melunasinya, karena debitur pastinya tidak akan mau asset yang memiliki nilai historis tersebut dilelang.

    Kesimpulan
    Untuk memilihat debitur dalam mengajukan krdit tidaklah mudah, kita harus berpegang teguh bahwa bank berbisnis tentang uang. Dan keyakinan atas nasabah didasarkan atas banyak hal terutama dalam kemampuan bayar debitur. Dan untuk melihat kemampuan bayar dilihat dari banyak aspek seperti diatas. Semoga kita bisa selalu berhati-hati dalam menyalurkan dana untuk pinjaman kepada debitur, dan debitur selalu lancar dalam bisnis dan pembayaran kewajibannya.

    Belum ada Komentar untuk "Tips Melihat Debitur Dalam Pengajuan Kredit"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel