Mengenal Personal Branding

Masih ingat dengan sosok motivator yang dengan aksinya naik kuda di jalanan protokol Kota Jakarta beberapa tahun lalu? Dan tentu saja dengan aksinya membuat penjualan bukunya mengalami sukses besar. Ya... Tung Desem Waringin sukses menaikkan citra dirinya. Dan hal inilah yang membuat personal brandingnya naik. Mengenal personal branding menjadi penting saat ini, apalagi di tengah banyaknya kompetitor.

mengenal-personal-branding
Ilustrasi (Gambar: kalpins.co)

Ternyata yang disebut personal branding tidak hanya dilakukan oleh motivator saja, banyak pesohor seperti artis yang melakukannya. Tentunya apa yang dilakukan motivator Tung Desem Waringin memang ingin membuatnya berbeda dibanding yang lain.

Personal Branding dan I-Branding, Strategi Meningkatkan Citra Diri

Tentunya strategi yang dilakukan oleh selebriti dan orang biasa tentu berbeda, meskipun tujuannya sama, yang akan melekatkan dengan kuat nama dan sosok tersebut di benak masyarakat.

Ciri khas dan perbedaan kuat yang dimunculkan seseorang, khususnya sosok para pesohor inilah yang akan menciptakan persepsi, pendapat, atau kesan masyarakat terhadap mereka (personal branding).

Cara memasarkan diri itulah yang membuat sosok mereka melekat dengan kuat dalam benak masyarakat.

Baca juga: Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume Penjualan.

Branding yang kuat ternyata bukan monopoli kaum selebriti saja, menurut Amalia E. Maulana, Ph.D., seorang brand consultant berpendapat, bahwa personal branding sengaja digunakan untuk membentuk seserang menjadi figur publik, ahli atau tokoh tertentu.

Namun di luar itu, dalam kehidupan sehari-hari, baik di dunia kerja maupun di lingkungan sosial, dikenal juga dengan istilah branding yang lebih berorientasi pada diri sendiri yang sebut dengan I-Branding.

Masih menurut Amalia, “Setiap orang bisa memiliki I-brand, dengan melakukan strategi pembinaan diri untuk menjadi seseorang yang punya nilai tinggi di mata stakeholders.

Gary C. Sain pada tahun 2005 meperkenalkan I-Brand dengan lima caranya, yaitu:

  1. Punyakah Anda keunikan atau diferensiasi yang bernilai di mata target audience? (Unik).
  2. Selain Anda, ada berapa orang lagi yang bisa meberikan kontribuso dengan nilai yang sama? (Relevan).
  3. Anda selalu siap memberikan yang terbaik? (Kredibel).
  4. Anda pribadi yang bisa diandalkan dan layak dipercaya? (Esteem).
  5. Seberapa luas pengetahuan Anda tentang apa yang sedang digeluti, dan mengertikah Anda apa yang terjadi di tingkat konsumen, serta di tingkat perusahaan dan industrinya? (Knowledge).

Maka untuk meraih tempat atau posisi yang diinginkan selain kerja keras, maka perlu juga merencanakan dan mengatur strategi, mengemas diri dan melakukan branding dengan baik. Tentunya target audiens, intensitas dan cara berkomunikasi dalam I-Brand berbeda dengan personal branding.

Bila personal branding orientasinya pada audiens yang bersifat massif, sedangkan dalam I-Brand yang ditargetkan biasanya sudah tersegmen, karena mencakup lingkungan tertentu dari kehidupan seseorang.

Dan persamaan antara personal branding dan I-Brand adalah keduanya harus digarap secara serius dan fokus, walaupun tidak menggunakan media massa, seseorang bisa mengkomunikasikan siapa dirinya dan memproyeksikan kemauan, keunikan, dan diferensiasi personalnya melalui kontak langsung dengan target audience.

Harus Menciptakan Brand yang Kuat

Dalam hal ini seseorang dikatakan memilkiki brand yang kuat apabila brand-nya sudah dikenal luas.

Menurut Amalia E. Maulana Ph.D, terdapat lima langkah utama membangun I-Brand, namun sebelum membangun I-Brand harus ditentukan dulu akan jadi apa lima atau sepuluh tahun mendatang dan apa yang dibutuhkan untuk mencapai terget itu? dan bagaimana cara sampai ketujuan itu?

  1. Identifikasi siapa target audience dalam kelompok stakeholders, buatlah ranking kepentingan mulai target utama hingga sampingan, pahami pula kebutuhan dan aspirasi mereka, dan pelajari juga siapa yang menjadi pesaing Anda.
  2. Posisikan I-Brand Anda di tempat yang unik, relevan, dan punya diferensiasi tertentu.
  3. Desain diri Anda agar sesuai dengan positioning I-Brand tersebut.
  4. Implementasikan nilai yang telah Anda janjikan dengan konsisten memberikan kontribusi terhadap target audiensce. Juga ciptakan brand experinece yang menyenangkan.
  5. Evaluasi keberadaan I-Brand Anda, seberapa meleset kenyataan dari target, sesuaikan langkah dan arah bila terjadi perubahan eksternal yang di luar kendali.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa untungnya, memiliki brand yang kuat? Dengan memiliki keunggulan kompetetif, akan membuat bargaining powernya menjadi lebih tinggi. Dan juga tidak akan tergantung pada brand yang lain.

Itu dia sedikit catatan tentang “Mengenal personal branding”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Personal Branding"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel