Tips Bisnis “Saat Bisnis Mengalami Kejenuhan”

Berbicara tentang bisnis memang menarik, bahkan ada yang mengatakan bisnis adalah ‘seni’. Mengapa dikatakan seni? Karena dunia bisnis adalah dunia yang dinamis, apalagi saat ini dimana semua pengaruh dan faktor dalam bisnis sudah sangat tidak bisa diprediksi, hal ini berbeda sebelum terjadinya wabah pandemi Covid-19 yang semua sepertinya bisa diperkirakan. Bahkan saat pasar sudah mulai jenuh para pebisnis bisa dengan cepat berputar haluan untuk mengatasinya. Namun setelah wabah pandemi Covid-19 ini mereda suasananya menjadi berbeda. Untuk itulah pada kesempatan ini akan disampaikan tips bisnis “Saat Bisnis Mengalami Kejenuhan”.

Tips Bisnis “Saat Bisnis Mengalami Kejenuhan”
Gambar ilustrasi (Foto: pixabay.com)

Mungkin banyak pertanyaan yang muncul dibenak kita, ada apa dengan pereknomian kita saat ini, terlepas dari banyak faktor penyebab, mulai dari perang Rusia-Ukraina, kenaikan suku bunga, hingga kenaikan BBM yang berimbas dengan naiknya berbagai bahan, namun satu yang membuat para pelaku bisnis khawatir, yaitu adanya penurunan kuantitas pembelian dari komsumen, banyak yang mengira disebabkan jenuhnya pasar dan ada pula yang mengatakan karena turunnya nilai uang, yang membuat para konsumen dan calon konujmen tidak sekonsumtif dulu.

Tips Bisnis Sukses dengan Mengatasi Bisnis yang Mulai Jenuh

Semua bisnis, baik sebelum pandemi atau sesudah pandemi pasti pernah merasakan titik jenuh, bahkan yang sampai saat ini masih aman-aman saja, bisa jadi suatu saat akan mengalami kejenuhan. Ada suatu titik dimana bisnis yang dikelola saat di awal mengalami tumbuh dan berkembang dan bisa mencali puncak, namun lama-kelamaan mengalami decline atau penurunan, dan jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka bisnis yang sudah didirikan dan dibangun dengan susah payah bisa-bisa tinggal sejarah dikemudian hari.

Sebenarnya hal ini bisa terlihat sejak wabah pandemi Covid-19 ini mereda, bisnis yang sebenarnya mulai tumbuh, terkena efek domino karena banyak hal, contohnya karena harus menerapkan prokes (protokol kesehatan), menjaga jarak, atau harus take away, membuat banyak tempat kuliner yang harus tutup untuk sementara, tentunya hal ini akan mengurangi pemasukan harian, entah dari sisi kuantitas pengunjung dan juga para pembeli yang biasa nongkrong. 

Dalam hal tersebut membuat pengusaha harus berani dan berusaha mencari terobosan untuk mengatasi hal ini, salah satunya memasukkan atau menjalin kerjasana dengan ojol (ojek online) seperti Go-Food, Grabfood, Shopee-food agar para pembeli loyal tetap bisa menikmati sajian makanan. Kalau dahulu banyak yang enggan bekerjasama, dengan kondisi tersebut membuat mereka seperti dipaksa untuk mengikuti trend.

Banyak hal yang membuat bisnis jenuh, salah satu contoh yang paling mudah adalah pada bisnis kuliner, tempat kuliner yang selalu ramai tiba-tiba menjadi sepi. Mengutip apa yang disampaikan DR. Krisna Wijaya, seorang pemerhati usaha kecil dan mikro, pernah menyampaikan:

Dalam bisnis sering dijumpai suatu fenomena yang terkadang sulit dimengerti akal sehat”

Meskipun sudah banyak restoran yang dikemas dengan konsep modern dan higienis, namun banyak pelanggan yang ingin menikmati makanan di warung pinggir jalan sederhana, dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan datang ramai-ramai bersama keluarga.

Atau satu contoh lagi tentang fenomena tersebut, sebuah rumah makan yang awalnya sangat sederhana, dengan bentuk bangunan atau rumah yang sangat sederhana dengan segala keterbatasannya, tetapi memiliki citarasa yang enak, ternyata lebih banyak pengunjungnya. Tetapi begitu diubah menjadi rumah makan berkelas, dengan segala atribut modern malah justru ditinggalkan pelanggannya.

Atau suatu produk yang terlihat laris, namun tiba-tiba menghilang dari pasaran tanpa diketahui alasannya.

Fenomena tersebut bisa dikatakan sulit untuk dijelaskan, karena hal-hal sebagai berikut:

  1. Pada dasarnya setiap entrepreneur dan para pelanggannya selalu memiliki sisi unik tersendiri. 
  2. Pelanggan mengalami rasa bosan sehingga beralih pada produk yang baru atau penyedia jasa lainnya.
  3. Atau bisa dikatakan dengan alasan yang spesifik, karena setiap produk memiliki siklus waktu (PLC - Product Life Cycle) baik dari sisi desain atau atributnya.

Tentang siklus produk atau bisa disebut dengan siklus waktu dari suatu produk sangat penting bagi para pebisnis, karena jika para pebisnis tidak memahami hal ini, dan tidak segera melakukan reformasi bisnis secara cepat, maka lambat laun bisnis akan mengalami kemelorotan dan yang mengerikan bisnis akan ditinggalkan para pelanggannya.

Memahami Konsep PLC untuk Mengatasi Kemerosotan Bisnis

Secara teori, siklus waktu suatu produk umumnya dimulai dari masa perkenalan atau introduction, kemudian pertumbuhan atau growth, kemudian mencapai puncak dan mengalami kestabilan bisnis atau maturity, selanjutnya mengalami penurunan atau decline.

Teori tersebut sangat penting dan menjadi pondasi bisnis yang harus dipahami para pebisnis untuk bisa menciptakan bisnisnya berada pada tahap yang terus bertumbuh dengan melakukan perubahan secara terus menerus, sehingga bisnissnya bisa terus berkembang dan tumbuh, serta tetap bisa eksis sepanjang waktu. Eksis dalam hal ini tidak hanya satu tahun, dua tahun, lima tahun atau sepuluh tahun saja, namun bisa bertahan dalam waktu yang lama dan bahkan bisa diwariskan.

Tips Mengatasi Bisnis yang Berada di Titik Jenuh

Berbicara tentang kehidupan bisnis maka bisa disamakan dengan siklus suatu produk yang bisa diartikan sama dengan siklus kebosanan atau kejenuhan.

Rasa bosan ternyata juga memiliki skklus, mulai dari keinginan untuk mencoba-coba suatu produk, kemudian tertarik dan menyukainya, kemudian menjadi pelanggan yang loyal, kemudian mulai bosan dan akhirnya meninggalkannya.

Karena merupakan suatu siklus, maka bisa dikatakan baik produk atau pun rasa bosan juga mengalami evolusi. Nah yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara mengatasi kebosanan atas produk pada para pelanggaan?

Terdapat beberapa solusi yang bisa dilakukan, antara lain:

  1. Melakukan pengemasan ulang atas produk yang dirasa sudah membosankan, hal ini bisa membuat daya tarik kembali pada para pembeli untuk mencobanya. Kebosanan memang tidak akan terjadi selamanya, dengan catatan selama ada intraksi dan inovasi pasti akan terjadi suatu perubahan. 
  2. Siklus tersebut selalu terjadi dan tidak bisa dihindari, maka diperlukan suatu proses percepatan atau revolusi agar bisa mempercepat atau memperpendek masa siklusnya.
  3. Pebisnis harus mengetahui dengan tepat kapan suatu produk harus direformasi kembali, jangan sampai kebosanan pelanggan datang lebih awal.

Seorang pebisnis memang dituntut untuk selalu melakukan revolusi dan juga reformasi bisnis, dan juga harus meningkatkan kreativitasnya secara terus menerus, sehingga para pelangganya merasa nyaman dan terus bergantung kepadanya. Semoga sedikit tulisan tentang tips bisnis “Saat Bisnis Mengalami Kejenuhan” ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Tips Bisnis “Saat Bisnis Mengalami Kejenuhan”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel