Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 14”

Bukan kisah perjalanan seorang Chinmi bila tidak menarik. Terus terang, mengikuti kisah perjalanan guru muda dari Kuil Dairin ini memang sangat menantang. Resensi buku “Kungfu Boy Legends 14”, seolah memberikan informasi atas apa yang terjadi dengan Chinmi di episode 14. Lepas dari masalah satu, tiba masalah lain yang harus dipecahkan, namun itulah Chinmi yang menganggap semuanya harus dihadapi.

Identitas Buku:
Judul: Kungfu Boy Legends 14.
Judul Asli: Tekken Chinmi Legends 14.
Penulis: Takeshi Maekawa.
Alih Bahasa: M. Gunarsah.
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo.
ISBN: 979-27-1239-1 dan 978-602-02-2543-2

Resensi Buku Fiksi “Kungfu Boy Legends 14”

Cerita Sebelumnya:

Kuil Dairin meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi pembunuh bayaran yang mengincar nyawa Chinmi.

Ryukai memutuskan untuk mengamati orang mencurigakan yang bersembunyi di kota. Yang pertama adalah Jiban, pria bertato yang menutup rapat kebengisannya. Kedua, Fukko yang meninggalkan perguruannya dan kini tinggal di kota. Dan juga beberapa ahli seni bela diri yang berkumpul untuk mengadu kemampuan. Di luar iu masih ada Touza si tongkat pedang, pria misterius pengasah senjata yang bersembunyi dan menunggu “saat yang tepat’.

Saat para ahli bela diri yang berkumpul di alun-alun kota mulai berselisih lidah, Touza pun bergerak. Chinmi yang mengejarnya dipancing ke alun-alun dan mulai memprovokasi terjadinya perkelahian bersama para ahli bela diri.

Para ahli bela diri yang kemampuannya tak diketahui ini menantang Chinmi lebih dulu, dan membuat keributan yang segera meledak ke sebala penjuru alun-alun. Chinmi pun segera saja terkurung di tengah-tengah lautan perkelahian yang penuh hawa permusuhan. 

Situasi imi menyulitkannya untuk mengenali hawa pembunuh dari pembunuh bayaran yang bersembunyi... Di saat itulah, sebuah senjata pembunuh terhunus tanpa menimbulkan suara sedikitpun!!!

Menarik bukan?

Terdapat 6 bab dalam Kungfu Boy Legends Edisi 14 ini, antara lain:

Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 14”
    • Bab 61 - Huru hara
    • Bab 62 - Dalam incaran dua pedang.
    • Bab 63 - Nyaris.
    • Bab 64 - Hasil pendapatan perang.
    • Bab 65 - Pertukaran informasi.
    • Bab 66 - Tanda

Baca juga: Resensi Buku “Petualangan Tintin - Tintin di Amerika”.

  • Bab 61 - Huru hara

Dan terjadilah kerusuhan di alun-alun yang semuanya ingin bertarung dengan Chinmi. Dan juga mustahil mencari pembunuh bayaran dalam situasi kacau. Dan di tengah keriuhan yang terjadi, diantara mereka terdapat seorang pembunuh bayaran.

Dan diantara mereka juga, ada yang berkata di dalam hati, “Akan merasakan dinginnya ujung pedang kesayanganku, yang dibenamkan masuk kedalamnya.”

Setelah beberapa orang yang berusaha menyerang Chinmi, ada satu rombongan yan berusaha bertarung dengan Chinmi. Dan sesuai tebakan, Chinmi lansung merobohkan mereka semua.

  • Bab 62 - Dalam incaran dua pedang.

Karena yang berkumpul disana kebanyakan orang-orang yang berdarah panas semua, maka tidak mengejutkan kalau berujung pada perkelahian masal di akhir-akhir dan yang menjadi pertanyaan, adalah mengapa Chinmi ada disana?

Ryukai masih terus mengamati Jiban, apalagi saat Jiban menuju tengah pertarungan. Ternyata Ryukai salah paham dengan Jiban, ternyata Jiban fokus pada seorang anak kecil yang baru ditinggal mati orang tuanya dan Jiban sedangmencari tempat yang bisa menerimanya,

Dan maksud Jiban adalah menitipkan Shen di Kuil Dairin. Jiban ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri apakah Kuil Dairin bisa dipercaya sesuai dengan reputasinya.

Ryukai sangat terkejut, begitu tahu bahwa yang dirahasiakan Jiban adalah untuk membawa Shen ke Kuil Dairin dan Shen adalah keturunan adik perempuan Jiban dari ibunya. 

Begitu Jiban dekat dengan Ryukai, Jiban segera berteriak, “Chinmi, waspada di belakangmu, Touza si tongkat pedang sedang mengendap-endap.”

Dan Touza terkaget dengan apa yang dilakukan Jiban. Dan tangan kanan Touza yang menghunus pedang, ditahan Chinmi dengan tendangan ke belakang dengan cepat.

Menurut Jiban, menyerang balik, tanpa mengelak dalam waktu secepat itu, nyali yang besar, yang dimiliki Chinmi.

  • Bab 63 - Nyaris.

Dan dengan satu tendangan ke belakang membuat lengan kanan Touza patah, meskipun tangan kanannya patah, Touza dengan tangan kiri masih bisa menyabetkan pedangnya. Namun sayang, karena Touza mengayunkan seluruh tubuhnya, punggungnya menjadi terbuka lebar, dan membuat Chinmi bersiap dengan Kungfu Peremuk Tlang.

Namun itu adalah trik pembunuh bayaran, yang bersiap dengan jurus ketiga setelah jurus kedua. Sayang, pedang itu luput mengenai Chinmi dan Touza terkena serangan jurus peremuk tulang.

Semua terpesona dengan jurus kungfu peremuk tulang yang baru dilihat dalam pertarungan sebenarnya.

Dari semua yang terjadi, Chinmi bisa waspada karena bantuan Jiban. Dan Jiban berharap bisa menitipkan Shen keponakannya di Kuil Dairin.

Sayang, di saat Jiban lengah ada seorang bernama Senryo yang menusuk lengannya, dan begitu akan menusuk yang kedua kalinya, orang ini segera dilumpuhkan oleh Ryukai.

  • Bab 64 - Hasil pendapatan perang.

Keributan di alun-aun kota telah menimbulkan gangguan besar pada penduduk kota dan tertangkapnya pelaku penyerangan adalah satu hasil yang besar dan situasinya mengalami kemajuan yang lebih cepat dari dugaan.

Berkat Chinmi yang bergerak agresiflah yang membuat hal ini bisa berhasil, meskipun di balik itu sebenarnya Chinmi terhindar dari situasi berbahaya yang nyaris merenggut nyawanya.

Touza, akhirnya ditawan di Kuil Dairin. Dan Touza mengatakan alasan mengapa ingin membunuh Chinmi, yaitu nyawa Chinmi dihargai dengan sangat mahal, dan si pemberi dana itu berada di suatu tempat.

  • Bab 65 - Pertukaran informasi.

Dari yang disampaikan Touza, Ryukai akan mencari orang yang menyewa pembunuh bayaran, dan juga berniat menemukan keberadaan orang yang merencanakan pembunuan terhadap Chinmi.

Di saat itu juga bersama Jintan dan beberapa murid Riki, mereka menuju tempat seperti yang disampaikan Touza.

  • Bab 66 - Tanda

Besok adalah hari penentuan sebelum ada pembunuh bayaran baru yang diperintahkan membunuh Chinmi. 

Para murid Kuil Dairin berusaha menangkap si perantara dan menemukan siapa dalang yang menginginkan kematian Chinmi. 

Di balik sandiwara Touza, ternyata ada rencana tersembunyi yang akan dilakukan. Dan tentu saja para murid Dairin ini tidak percaya dengan apa yang dikatakan Touza.

Saat mereka menuju ke tempat yang dituju, ternyata ada bendera yang dinaikkan, yang berarti berita kegagalan Touza sudah didengar dan itu adalah tanda bahwa mereka mencari pembunuh bayaran berikutnya.

Akhirnya para murid Dairin membuat rencana baru, yang pertama, Jintan dan Bikei akan melamar menjadi pembunuh bayaran dan bertemu dengan si perantara. Sedangkan Men, Chia, dan Shu mereka ditugaskan untuk menjaga Touza dan bersiap saat diperlukan kapan pun. Sedangkan Touza diikat di pohon dan juga diawasi agar tidak lari.

Tiba-tiba setelah dua orang menyusul Jintan dan Bikei, Shu diserang anjing dan beberapa orang lainnya.

Bagaimana kelanjutan kisah pencarian pembunuh bayaran ini? Simak kelanjutannya di edisi berikutya. Semoga Resensi buku “Kungfu Boy Legends 14” ini bisa memberikan informasi tentang kelanjutan kisah menarik Chinmi si kungfu boy legends.

Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 14”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel