Resensi Buku "Kungfu Boy Legends 13"
Siapa yang mengira perolehan penghargaan prestasi kenegaraan dengan usia termuda, dilanjutkan drama penyelamatan saat banjir justru membuat Chinmi mendapatkan masalah dengan hadirnya orang-orang yang penasaran dengan Chinmi dan kuil Dairin. Resensi buku “Kungfu Boy Legends 13” akan memberikan sedikit nukilan komik legends terbaik ini.
Identitas Buku:
Judul: Kungfu Boy Legends 13.
Judul Asli: Tekken Chinmi Legends 13.
Penulis: Takeshi Maekawa.
Alih Bahasa: M. Gunarsah.
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo.
ISBN: 979-27-1239-1 dan 978-602-02-1600-3
Resensi Buku Fiksi “Kungfu Boy Legends 13”
Cerita sebelumnya:
Berkat perolehan penghargaan prestasi kenegaraan dengan usia termuda, dilanjutkan drama penyelamatan saat banjir, nama Chinmi menyebar ke seluruh daratan China.
Tertarik oleh nama besar Chinmi, para ahli bela diri berbondong-bondong mendatangi kuil Dairin. Ada yang ingin mencoba kemampuannya, ada yang ingin mengangkat nama alirannya, dan ada yang karena ingin tahu saja.
Akan tetapi juga beredar gosip bahwa ada yang bermaksud membunuh Chinmi. Kemudian pada suatu hari, Chinmi diserang oleh lelaki dengan tongkat pedang. Kuil Dairin menjadi tegang mengetahui bahwa ada orang yang menyerang bukan untuk menguji kemampuannya tapi untuk membunuh.
Lelaki dengan tongkat pedang, Touza. Lelaki bertato yang nampaknya mengetahui sesuatu, Jiban. Pemuda yang bangga pada kekuatannya, Fukkou...
Diantara orang-orang kuat dengan tampang mencurigakan itu, ada beberapa orang yang merupakan pembunuh bayaran. Dan apa tujuan mereka?
Di balik keramaian dalam rangka mengunjungi Chinmi ini, dimulailah pertarungan antara para ahli bela diri dunia hitam melawan kuil Dairin.
Terdapat 7 chapter pada Kungfu Boy Legends 13 ini, antara lain:
Komik "Kungfu Boy Legends 13" |
- Chapter 54 - Pencarian.
- Chapter 55 - Pengejaran.
- Chapter 56 - Serius dan bercanda.
- Chapter 57 - Seperti biasanya.
- Chapter 58 - Semua berkumpul.
- Chapter 59 - Menyebutkan nama.
Baca juga: Resensi Buku “Kungfu Boy Legends 12”.
- Chapter 54 - Pencarian
“Bisa-bisanya di dekat pusat Kuil Dairin, ada yang mengincar nyawa Guru Chinmi.”
Ditambah lagi pelakunya masih di sekitar Dairin. Pria usia setengah baya dengan tongkat pedang, tubuhnya pendek tidak ada rambutnya.
Pencarian dilakukan para murid kuil Dairin. Dan di saat itu juga terpetik kabar bahwa Touza (si tongkat pedang) mendapatkan informasi bahwa Yan sangat dekat dengan Chinmi, tentu saja hal ini membuat khawatir para murid Kuil Dairin yang mengetahuinya.
Di saat itulah mereka langsung menuju ke rumah Yan dan menceritakan bahwa Chinmi telah diserang dengan senjata tajam. Tidak disangka, tiba-tiba Touza berjalan di depan rumah Yan dan tentu saja Gunte bisa menebak bahwa orang tanpa rambut itu adalah Touza, yaitu orang yang menyerang Chinmi.
Pengepungan segera dilakukan, namun karena Touza menganggap bahwa pertarungan ini tidak akan menghasilkan apa-apa maka Touza segera mundur.
- Chapter 55 - Pengejaran
Di kuil Dairin, para murid mengatakan bahwa pelakunya berhasil lolos dan naik perahu.
Untuk sementara Yan dititipkan di rumah kepala desa. Di kuil Dairin pun terjadi pembicaraan diantara mereka dan pada akhirnya, Chinmi memutuskan untuk tetap beraktivitas dan memancing keluar mereka yang ingin membunuh Chinmi.
Siapa sangka ternyata di antara para pembunuh bayaran itu pun saling bunuh agar bisa membunuh Chinmi terlebih dahulu.
- Chapter 56 - Serius & Bercanda
Setelah Chinmi memutuskan untuk beraktivitas seperti biasa, Gunte juga berlatih di sungai seperti biasa. Saat Gunte berlatih di sungai tersebut, ternyata ada seseorang yang bersembunyi di dalam celah batu.
Ternyata yang bersembunyi adalah Fukoka, yaitu yang ingin belajar bela diri di Kuil Dairin, namun sayang Fukoka sedikit bercanda, yang membuat Gunte segera menyerangnya yang mengatakan bahwa dirinya adalah pembunuh bayaran. Dan tanpa ampun dan tanpa menunggu waktu lama Gunte segera menyerang Fukoka.
Dan saat itulah Gunte mengatakan, bahwa saat ini para murid perguruan kini dalam kondisi tegang, bila kau ingin masuk kuil Dairin dan menjadi adek seperguruanku, pertama, kau harus bisa membedakan antara canda yang boleh diucapkan dan tidak boleh diucapkan.
- Chapter 57 - Seperti Biasanya.
Seperti biasa Chinmi mulai berlatih dengan para murid kuil Dairin. Dan tanpa sepengetahuan Chinmi, Touza, si tongkat pedang, sudah menunggunya, namun sayang persembunyiannya diketahui Goku.
- Chapter 58 - Semua Berkumpul
Goku masih terus berteriak dan mengikuti Touza, hingga Chinmi segera datang. Tentu saja Touza segera melarikan diri untuk memancing Chinmi agar seera mengejarnya.
Touza menuju ke arah kota, dimana mulai banyak orang-orang yang datang untuk menuju kuil Dairin.
- Chapter 59 - Menyebutkan Nama
Tiba-tiba datanglah orang dalam jumlah banyak dengan jumlah sekitar 100 orang. Ternyata rombongan dengan jumlah banyak itu adalah mereka yang menyebut dirinya dengan “Bazzanguiten” yang merupakan aliran baru yang berbeda dengan aliran kungfu lainnya.
Di lain tempat, Chinmi masih mengejar Touza. Dan benar saja, tujuan Touza adalah memancing Chinmi ke tempat yang menguntungkan dan pada akhirnya bisa membunuh Chinmi.
“Dia bermaksud menebasku, begitu aku meloncat turun. Aku tak akan bisa mengelak dari serangannya saat berada di udara.”
Dengan kelicikannya Touza bisa memancing orang-orang di alun-alun dan membuat banyak orang yang berkerumun menunggu Chinmi.
- Chapter 60 - Orang yang Berbahaya.
Dari sekian banyak orang yang maju bertarung dengan Chinmi, semua terkaget-kaget saat Chinmi bisa merobohkan orang yang menantangnya hanya dengan satu jari, yang disebut dengan jurus “kungfu satu jari”.
Penasaran dengan cerita Chinmi?
Semoga resensi buku “Kungfu Boy Legends 13” ini bisa menghibur dan membuat Anda tertarik untuk memiliki komik legends ini.
Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku "Kungfu Boy Legends 13""
Posting Komentar