Penggunaan Air ‘Beroksigen’, Yoghurt, dan Aneka Produk Kedelai untuk Tubuh

Menurut Anda apa yang sangat penting setelah wabah pandemi Covid-19 melanda? Kalau Anda menjawab dengan nikmat sehat, maka Anda benar dan masih waras. Karena semenjak merebaknya wabah pandemi ini, semua orang berusaha untuk menjaga kesehatan, mulai dengan selalu mengikuti protokol kesehatan, sampai dengan tetap menjaga stamina tubuh. Maka berhubungan dengan sehat, tidak salah kalau kali ini dibahas tentang penggunaan air ‘beroksigen’, yoghurt dan aneka produk kedelai untuk tubuh.

Aneka Produk Kedelai (Foto: findhomeremedy)

Setiap orang saat ini berupaya dengan keras untuk menjaga kesehatan tubuhnya, mulai dari menjaga kesehatan agar tidak mudah sakit sampai dengan melakukan pola makan sehat. Seperti kali ini, tema kesehatan kali ini sengaja dicuplik dari rubrik kesehatan yang diasuh oleh dr Tan ShotYen, yang pernah dimuat dalam Tabloid Nyata beberapa waktu lalu.

Sehat dengan Berbagai Makanan Sehat

Terdapat beberapa pertanyaan yang disampaikan terkait dengan pola konsumi makanan agar tubuh menjadi sehat, antara lain:

  1. Seorang ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya sudah terbiasa minum yoghurt. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah yoghurt yang mengandung bakteri baik, boleh dikonsumsi setiap hari?
  2. Apakah ‘oxygen and activated water’ mempunyai manfaat untuk tubuh?
  3. Apakah produk dari kedelai, seperti tahu dan susu kedelai bisa memperkecil otak dan berpengaruh terhadap produksi estrogen dan testosteron?

Baca juga: Hidup Sehat dengan Protein, Buah dan Minyak Zaitun.

1. Seorang ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya sudah terbiasa minum yoghurt. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah yoghurt yang mengandung bakteri baik, boleh dikonsumsi setiap hari?

Seperti kita ketahui bersama bahwa yoghurt merupakan produk susu yang diragikan (difermentasi) dengan bakteri tertentu, bakteri yang sering digunakan adalah Lactobacillus.

Menurut dr Tan, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa harus menambah bakteri baik bila kita cukup memiliki bakteri baik di dalam usus (dibuktikan dengan tidak diare atau mengalami gangguan pencernaan).

Terkadang yoghurt yang sudah dikonsumsi terus menerus menjadi kepercayan dan dilanjutkan terus dari generasi ke generasi, padahal susu sebagai media yoghurt tersebut sudah mengalami masalah.

Di Amerika Serikat, mereka yang menginginkan yoghurt justru beralih ke bahan dasar raw milk atau susu yang tidak mengalami proses produksi pabrik (termasuk tidak disterilkan, tidak dipasteurisasikan) tentunya dengan jaminan higiene tingkat tinggi yang tidak mungkin terjadi saat ini di Indonesia.

Justru yang harus dikembangkan sebagai suplementasi ‘bakteri baik’ bukanlah yoghurt, melainkan minuman bernama kefir. Koloni kefir ini mengandung jauh lebih banyak jenis bakteri baik didalamnya karena Kefir grains yang merupakan kombinasi antara bakteri baik dan ragi dalam bentuk matriks protein, lipid dan gula (dalam hal ini bukan gula seperti gula manis yang manis yang sering kita temui sehari-hari). Koloni ini membentuk bulir-bulir yang menyerupai kembang kol putih.

Kefir tidak hanya dapat dikembangbiakkan atau dikultur dalam media susu, tapi justru dalam air yang dikenal sebagai kefir d’aqua, sari buah, santan bahkan air kelapa. Kefir dalam media air kelapa sangat istimewa untuk bayi dan anak.

Sebelum manusia menemukan produk teknologi industri yang membuat para bayi mengonsumsi commercial formula dari susu hewan dengan begitu banyak efek sampingnya, nenek moyang kita sudah lebih maju dalam metode perawatan tumbuh kembang yang sejalan dengan alam.

Sedangkan kefir yang dibutuhkan dalam air kelapa dan mengalami proses fermentasi membantu kesehatan pencernaan anak. Bahkan siapa yang mengira Kefir menolong kasus lactose intolerant  (ketidakmampuan tubuh bagi bayi untuk mencerna susu ibunya sendiri sehingga mengalami mencret).

Menurut dr Tan, bayi yang dilahirkan melalui jalan lahir normal dalam proses persalinan secara tidak langsung akan mendapatkan bakteri baik yang kemudian berdiam di saluran cerna. Begitu pula dengan pemberian ASI yang akan memacu perkembangan koloni bakteri baik pada saluran cerna bayi.

Hal ini  berbeda dengan bayi yang lahir dengan cara pembedahan, tentunya tidak mendapatkan keuntungan ini. Yang mengakibatkan sering ditemukan bayi-bayi yang dilahirkan melalui pembedahan mengalami kasus mencret atau gangguan pencernaan lebih sering akibat kurang berkembangnya bakteri baik dalam saluran cerna.

Terdapat kisah menarik yang berhubungan dengan pembudidayaan kefir, dan pembudidayaan kefir merupakan rahasia turun temurun yang diwariskan pada keluarga tertentu sehingga pengetahuan tentang kefir tidak seluas yoghurt. 

Saat itu kefir telah diyakini bisa untuk menyembuhkan TBC dan berbagai penyakit saluran cerna. Bahkan Marcopolo pernah menyebut kefir dalam catatan perjalanannya menjelajahi benua Asia, yang menarik pembuatan kefir secara komersial dalam skala besar justru diawali di Rusia sekitar tahun 1930. Karena rasanya yang asam, kefir sering dicampur dengan potongan buah sehat untuk dikonsumsi langsung.

2. Apakah ‘oxygen and activated water’ mempunyai manfaat untuk tubuh?

Istilah air beroksigen sudah sangat sering kita dengar, padahal sebenarnya semua air pasti beroksigen, coba lihat rumus kimianya, yaitu H2O.

Tentang masalah air teraktivasi atau tidak, bentuk molekulnya heksagonal atau berantakan, maka hal ini tergantung dari banyak hal, seperti:

  • Proses penyimpanan.
  • Perjalanan dari pabrik sampai bagaimana produk tersebut di stock.
  • Apakah terkena cahaya matahari atau tidak.
  • Dan juga lama produk disimpan.

Dan yang paling penting adalah bagaimana kondisi cairan tubuh (body fluid) manusia yang mengonsumsinya.

Air tidak semata-mata masuk saluran cerna kemudian terasing, melainkan bercampur dengan semua cairan lai  yang kita telan dan yang kita makan. Semua kebaikan air menjadi sia-sia apabila lebih banyak lagi hal negatif yang terus dikonsumsi, seperti dari karbohidrat buruk (gula, terigu, beras, pati), protein terpolusi (seperti produk laut yang tercemar) belum lagi sumber minyak yang sudah tidak lagi semestinya dikonsumsi sebagai asupan oleh manusia sehat.

3. Apakah produk dari kedelai seperti tahu dan susu kedelai bisa memperkecil otak dan berpengaruh terhadap produksi estrogen dan testosteron?

Pada prinsipnya fitoestrogen banyak didapat pada sumber kedelai. Oleh karena itulah, mengapa akhir-akhir ini santer diberitakan tahu dan produk kedelai lainya (kecuali tempae) dianggap dapat menjadi sumber penyebab penyakit kanker pada wanita.

Menurut dr Tan, fitoestrogen yang menyerupai bentuk estrogen ini berakibat buruk bagi mereka di atas usia 65 tahun. Terdapat penelitian yang dilakukan Loughborough University Britania Raya terhadap 719 penduduk paruh baya pemakan tahu rutin yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan Pulau Jawa, dan hasilnya terbukti dengan kenaikan dosis estrogen justru menyebabkan kerusakan sel-sel otak tertentu dengan cara membentuk radikal bebas.

Dari sini bisa dipahami bahwa tidak berarti kita harus berhenti mengonsumsi kedelai. Karena ternyata fermentasi jamur tempe dengan fitoestrogen jamur tempe dengan fitoestrogen justru bisa meningkatkan kadar asam folat. Dan asam folat ini menekan risiko pikun pada orang tua.

Itu dia sedikit informasi tentang penggunaan air ‘beroksigen’, yoghurt dan aneka produk kedelai untuk tubuh. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Penggunaan Air ‘Beroksigen’, Yoghurt, dan Aneka Produk Kedelai untuk Tubuh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel