Hidup Sehat dengan Protein, Buah dan Minyak Zaitun

Sepertinya mulai melakukan hidup sehat menjadi hal penting yang harus dilakukan, apalagi sejak merebaknya wabah pandemi Covid-19. Sehat menjadi hal utama, begitu pula kali ini, memulai hidup sehat dengan mengonsumsi raw food sepertinya harus mulai dilakukan. Kapan itu? Jawabnya sederhana, ya mulai dari sekarang, apalagi kalau Anda sudah membaca informasi tentang hidup sehat dengan protein buah dan minyak zaitun di bawah ini.

Hidup Sehat dengan Protein, Buah dan Minyak Zaitun
Hidup sehat dengan protein, buah dan minyak zaitun (Foto: pxhere.com)

Informasi tentang artikel hidup sehat ini sebenarnya adalah penulisan ulang atas rubrik kesehatan yang diasuh oleh dr Tan Shot Yen di Tabloid Nyata beberapa waktu lalu. Dan saat ini menjadi hal yang tepat untuk disampaikan kembali sebagai informasi dan juga sebagai pengingat untuk hidup sehat dengan mengonsumsi raw food agar tubuh menjadi sehat.

Sehat dengan Raw Food

Hidup adalah pilihan, termasuk dalam mengonsumsi makanan. Sama halnya kali ini, dr Tan lebih menyarankan dan mengarahkan untuk mengonsumsi makanan raw food, sebagai berikut:

  • Tentang jenis raw fod yang dipilih.

Ada seorang ibu yang menanyakan tentang konsumsi selada. Menurt dr Tan, selada memikiki banyak jenis dan varian. Dari yang memiliki bentuk keriting atau curly lettuce, ada yang berbentuk bulat renyah yang sering disebut dengan selada bokor atau iceberg lettuce, karena memiliki bentuk seperti bongkahan es dan juga jenis sawi lainnya seperti romaine lettuce, lolorosa, dan masih banyak lagi jenis sawi lainnya. 

Semakin gelap warna daun, maka semakin tinggi nilai gizi kadar antioksidan, zat besi, kalsium dan jumlah karbohidrat yang dikandung.

Yang harus dipahami adalah minyak zaitun bukan untuk diminum. Dan minyak zaitun adalah bagian dari dressing atau campuran cocolan layaknya Italian dressing, French dressing dan lain-lain.

Baca juga: Antara Raw Food, Enzim & Umur Panjang.

Seperti lidah kita, maka yang paling nikmat apabila dengan membuat sambal bajak, yaitu beberapa cabe merah dioseng tanpa minyak dengan terasi yang bagus mutunya, ditambah tomat, bawang merah dan agar tidak lengket di wajan bisa ditambah sedikit air, setelah keluar aroma harum, angkat dan ulek dan tempatkan dalam mangkok kecil, berilah 1 sendok makan minyak zaitun, agar minyaknya tidak Anda rusak sendiri pada suhu tinggi. Pasti dijamin semua raw food akan dengan mudah dinikmati sampai tetes sambal terakhir.

Bahkan dr Tan kerap menambahkan teri kecil yang dipanggang kering renyah atau bisa pete. Selain bisa mendongkrak kandungan gizi, selera makan akan ikut melonjak drastis.

  • Pemilihan daging.

Tentang pemilihan daging untuk dikonsumsi menurut dr Tan tergantung pada bagaimana hewan tersebut dipelihara dan diberi makan apa.

Daging ayam organik atau ayam kampung dengan masih diberi beras agau dedak dan bisa tumbuh secara alami tentunya akan sangat berbeda dengan ayam potong yang diberi makan pakan buatan bahkan di booster dengan berbagai suntikan hormon pertumbuhan agar cepat dapat dipotong dan karena imunitasnya sangat lemah karena efek pakan buatan tersebut maka harus diberikan vaksin buatan juga.

Dari sini sudah bisa dijawab mana yang terbaik. Begitu pula dengan sapi, sejauh mana sapi tersebut tetap menjadi hewan memamah biak karena fitrahnya masih dipelihara dan sesuai kodrat tubuhnya yang memiliki babat jari maka sapi harus memakan rumput.

Pada kenyataannya keserakahan yang timbul pada diri manusia yang membuat pakan buatan, sehingga banyak sapi yang terbukti membentuk prion (protein asing) dalam tubuhnya sebagai cikal bakal mad cow atau sapi gila yang ternyata diberi pakan yang melanggar kodratnya sebagai hewan memamah biak. Rumput yang sudah habis tersebut diganti dengan pelet yang diberi nama bagus yaitu meat bone meal yaitu makanan sapi jaman sekarang yang berasal dari olahan sisa tubuh sapi sesamanya, yaitu jerohan dan tulang sapi dari rumah pemotongan hewan.

Yang penting dalam hal ini yaitu kecukupan asam amino kita dari semua bahan pangan yang dikonsumsi (yang harus diingat adalah protein dipecah menjadi asam amino utuk membentuk protein khas tubuh).

Konsumsi protein nabati ternyata bukan jalan keluar yang menguntungkan. Sepuluh tahun yang lalu para ahli nutrisi dari Amerika Serikat seolah mendapatkan pencerahan luar biasa dengan mengubah dari negera pengonsumsi daging dan steak menuju bangsa pemakan kedelai. Sampai muncul produk serba kedelai, seperti susu, muffin, es krim, steak tahu, dan juga snack. Ternyata apa yang kemudian terjadi, ternyata terjadi kekisruhan dengan adanya temuan baru yang lebih mengerikan tentang kedelai yang dipublikasikan.

Kedelai merupakan produk GMO (secara genetika sudah diubah) selain mengandung phytoesterogen yakni zat yang menyerupai hormon wanita dan mempunyai mimik yang sama dengan efek hormon estrogen dengan risiko kanker payudara dan organ reproduksi bila dikonsumsi tanpa kejelasan jumlah (Berapa banyak butir kedelai dalam susu kacang? Berapa banyak kedelai dalam tahu? Dan seberapa sering dikonsumsi?).

Terdapat penelitian yang diadakan Loughborough University, Britania Raya yang dilakukan atas 719 penduduk paruh baya pemakan tahu rutin yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan, terbukti dengan kenaikan dosis estrogen justru menyebabkan kerusakan sel-sel otak tertentu dengan cara membentuk radikal bebas.

Tentunya hal berbeda bila dengan kedelai atau kacang-kacangan yang diberi jamur tertentu, sehingga menjadi produk fermentasi, seperti tempe, oncom dan tauco. Produk fermentasi ini justru akan meningkatkan asam folat yang sangat penting untuk pembentukan DNA manusia dan metabolisme asam amino.

Menurut dr Tan, daya tahan tubuh akan tetap berada di atas bila kita selalu hidup seimbang. Pilihan karbohidrat terbaik terdapat pada sayur dan buah segar yang berganti-ganti dan juga protein hewan yang masih bisa dipertanggungjawabkan (seperti ikan laut dalam atau yang hidup di terumbu karang jernih) serta asam lemak esensial tak jenuh yang berasal dari minyak zaitun, alpukat, kemiri, termasuk minyak yang sudah dengan sendirinya terkandung dalam ikan, dan masih banyak lagi lainnya.

Yang harus diingat adalah ‘daya tahan tubuh’ tidak hanya tentang apa yang dimakan secara fisik, namun juga yang dimakan secara emosional. Tentunya sikap ‘pasang kuda-kuda’ yang membuat Anda selalu tegang, selalu berada dalam posisi kontrol, cemas tidak pada tempatnya, semua ini menjadi merusak proses keikhlasan yang membuat tubuh yang seharusnya mampu memproduksi hormon yag membuat Anda tenang dan damai, daripada adrenalin dan memicu kortisol yang akan meruak tubuh secara diam-diam, dan makan saja tentu tidak cukup.

Dan bagaiman dengan oleh gerak? Dan tentu saja engsel kayu jati pun yang paling bagus, suatu hari nanti akan berkarat apabila tidak pernah digerakkan. Apalagi tubuh manusia. Seberapa sering Anda terkena cahaya matahari pagi. Orang yang sering berada di bawah matahari pagi (dalam hal ini bukan siang) yang setidaknya sekitar 30 sampai 45 menit, terbukti paling jarang membutuhkan antibiotik sepanjang hidupnya dan juga merupakan kelompok manusia yang paling kecil berisiko terkena kanker.

Cahaya matahari pagi yang telah melewati penghalang (seperti kaca) tidak sama dengan paparan langsung. Justru cahaya matahari yang masih tembus melalaui kaca mengandung jenis ultraviolet yang tidak dibutuhkan tubuh.

  • Makanan terbaik untuk bayi umur bulan 6 bulan agar pertumbuhannya maksimal.

Bayi usia 6 bulan bisa diberikan Makanan Pendamping ASI, sebagai pengantar perkenalannya pada dunia mengunyah dan dunia rasa. Caranya mudah, bisa dimulai dengan memblender halus alpukat daripada bubur susu, sari berbagai macam buah dan sayur yang sudah dicuci dengan air mengalir dan air matang. Begitu giginya mulai tumbuh, maka berikan makanan yang agak kasar, sampai akhirnya bisa meniru ayah bundanya untuk makan.

Itu dia sedikit informasi tentang ‘hidup sehat dengan protein buah dan minyak zaitun’ dari dr Tan Shot Yen. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Hidup Sehat dengan Protein, Buah dan Minyak Zaitun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel