Saat Jantung Bocor Pada Anak

Sedikit tulisan ‘saat jantung bocor pada anak’ ini mengingatkan seorang keponakan yang sejak bayi didiagnosisamengalami kebocoran jantung. Tentu saja hal ini membuat kakak kami sebagai orang tuanya harus selalu tanggap apabila terjadi perubahan pada tubuh si kecil. Namun siapa yang mengira bahwa kondisi jantung yang tidak sempurna bisa terjadi pada diri seorang anak sejak bayi.

jantung-bocor-pada-anak
Ilustrasi (Gambar: 10faq.com)

Mencoba mencari informasi yang berhubungan dengan jantung bocor sedikit banyak memberikan informasi agar setiap orang tua sadar bahwa pemeriksaan dini dan dengan tindakan tepat bisa  mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jantung Bocor adalah Kelainan Jantung Bawaan

Terdapat banyak informasi yang membahas tentang jantung bocor, salah satunya dari Yds. Agus Surono yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 518, yang menyampaikan bahwa jantung adalah pompa berotot yang memiliki fungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Tentu saja sebagai pompa, maka jantung bekerja tak kenal lelah. Melalui bilik kiri, jantung memompa darah dari paru-paru yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Setelah darah mengirim oksigen yang diperlukan tubuh, ia berkumpul di serambi kanan untuk seterusnya masuk ke bilik kanan. Dari sinilah darah kotor kemudian dipompa ke paru-paru untuk dibersihkan.

Baca juga: Jantung Koroner pada Anak Muda.

Meskipun darah yang keluar dari bilik hanya sedikit, sekitar 70 ml, namun karena bekerja seharian, maka total darah yang yang dipompa dari bilik jantung tersebut bisa mencapai 10.000 sampai dengan 15.000 liter darah.

Nah pada beberapa orang yang siklusnya mengalami gangguan karena adanya kebocoran, kebocoran tersebut bisa terjadi antar bilik atau antar serambi, bisa pula sebelum masuk ke jantung. Pada beberapa orang tersebut yang mengalami kebocoran ada yang mampu bertahan dan ada pula yang menyerah.

Jantung Bocor Bisa Bertahan Berapa Lama?

Jantung bocor kebanyakan terjadi pada anak-anak. Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan jantung meninggal sebelum berusia satu tahun.

Sedangkan bayi yang bisa diselamatkan melalui pembedahan hanya 800 sampai 900 kasus per tahun. (Data dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita).

Jantung Bocor Karena Apa?

Banyak penyebab mengapa bayi-bayi tersebut lahir dengan kelainan jantung bawaan, terutama pada trimester pertama yang merupakan masa krusial bagi pembentukan jantung.

Jika si ibu janin berusia di atas 40 tahun, menderita penyakit kecing manis, campak, darah tinggi serta merokok saat janin berusia tiga bulan, maka ada kemungkinan jantung janin mengalami kelainan.

Faktor lain yang daat mengganggu pembentukan jantung pada trimester pertama antara lain paparan sinar rontgen, trauma fisik dan jiwa, minum jamu atau pil kontrasepsi serta bisa karena faktor keturunan.

Menurut dr. Linda Lison, Sp JP, FACC,FESC, terdapat beberapa macam kebocoran jantung bila dilihat dari lokasinya, seperti ventricular septal defect (VSD, kebocoran di bilik), atrial septal defect (ASD, kebocoran terjadi di serambi), dan paten ductus arterious (pda, kebocoran di aorta yang menyambung ke pulmonal.

Kalainan jantung lainnya adalah transposition great artery (TGA), tetralogi fallot, pulmonalis stenosis/atresia, ebstein anomali, serta kebocoran pada katup-katup jantung.

Pada ASD kebocoran yang terjadi menyebabkan sejumlah darah kaya oksigen mengalir dari serambi kiri ke kanan. Darah ini kemudian dipompa ke paru-paru meski sudah dibersihkan sebelumnya. Dengan begitu kerja jantung menjadi tidak efisien. Pada kebanyakan penderita tidak timbul gejala berarti, kalaupun ada gejala, wujudnya antara lain cepat capek maupun gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Baca juga: Tips Menyehatkan Jantung dan Menghindarkan Stroke.

VSD mirip dengan ASD, hanya lokasinya yang berbeda, yaitu di bilik. Yang menjadi masalah karena pada bagian ini merupakan ruang pemompaan, sehingga tambahan darah membuat kerja pompa juga bertambah. Tekanan darah bisa meninggi pada saluran menuju paru-paru. Bila terus menurus terjadi, akan menimbulkan kerusakan pada dinding poembuluh darah.

Yang harus diwaspadai adalah TGA. Pada kasus TGA ini, aorta dan pulmonal terbalik. Aorta menerima darah kotor dari bilik kanan, tapi bukannya dibersihkan di paru-paru, darah ini malah diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Begitu juga dengan pembuluh pulmonari yang menerima darah bersih tapi dikembalikan ke paru-paru.

Gejala yang timbul pada jenis kebocoran sangat tergantung pada besar kecilnya lubang kebocoran. Jika cukup besar, bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan.

Tentang gejala. yang harus diingat adalah tidak selalu kelainan jantung bawaan memunculkan gejala warna biru, karena kelainan ini dibagi dua golongan, yaitu:

  • Nonsianotik yang tidak menimbulkan gejala warna biru (contohnya pada ASD dan VSD).
  • Sianotik yang menimbulkan gejala warna biru (misalnya tetralogi fallot dan atresia tricuspid).

Ketidakmunculan tanda-tanda biru terjadi karena darah kotor dari bilik kanan tidak beredar ke seluruh tubuh, namun sebaliknya, darah bersih dari jantung kiri menyeberang ke kanan dan menuju paru-paru. Bila lubang masih sempit, umumnya bayi tidak memperlihatkan adanya keluhan.

Sebaliknya, bila badan (bibir, lidah, kaki) menjadi biru, trrutama saat menangis, terjadi jika darah kotor (kurang oksigen) mengalir ke sirkulasi darah bersih. Bila darah kotor itu sampai memasuki organ-organ penting, seperti otak, penderita akan mengalami sesak napas disertai kejang bahkan yang terburuk bisa meningal dunia. 

Namun, warna biru pada umumnya baru terlihat setelah bayi berumur beberapa minggu atau beberapa bulan.

Jantung Bocor Apa Bisa Sembuh?

Sebenarnya kelainan jantung bocor ini bisa dideteksi sejak awal, saat ini sudah ada tes fetal echokardiografi selama hamil.

Oleh karena itu, ibu hamil diharapkan untuk menjaga kondisi kehamilannya, tidak mengonsumsi obat secara serampangan dan tidak merokok.

Karena bila jantung sampai mengalami kebocoran, mau tidak mau tindakan yang harus dilakukan adalah operasi, meskipun saat ini dengan teknologi, operasi bisa dilakukan tanpa pembedahan.

Pada kasus PDA atau penutupan lubang tanpa operasi pada ASD atau VSD, tindakan yang dilakukan bisa sekedar mengikat arteri. Metode ini dilakukan dengan penutupan permanen seumur hidup seperti pemasangan payung untuk menutup lubang yang bocor, namun tindakan ini harus dilakukan saat penderita sudah besar. Penanganan sejak usia dini akan mencegah persoalan serius pada kemudian hari.

Pada VSD lubang akan menutup sendiri seiring bertambahnya usia. Jika lubangnya besar, maka dianjurkan untuk ditutup sebelum usia prasekolah, dengan tujuan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, biasanya lubang ditutup dengan tambalan khusus atau bisa dijahit. Bila lubang sudah tertutup, maka sirkulasi darah menjadi normal.

Setelah operasi dilakukan, masih diperlukan beberapa pengechekan agar tindakan bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Terkadang jantung bocor ini terbawa sampai usia dewasa, tanpa dilakukan penanganan untuk menambalnya. Karena yang ditakutkan bila sampai terjadi infeksi jantung, bila ada tindakan seperti cabut gigi atau operasi bedah, maka anak harus digunakan antibiotika.

Itu dia sedikit informasi tentang “saat jantung bocor pada anak”. Semoga informasi ini bermanfaat dan menjadi referensi tentang kesehatan hari ini.

Belum ada Komentar untuk "Saat Jantung Bocor Pada Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel