Analisis Kondisi dalam Proses Pemberian Kredit di Bank Konvensional

Semua orang tahu, khususnya yang berkecimpung dalam dunia ekonomi, bisnis dan investasi, bahwa kondisi makro memiliki peran yang penting dalam perekonomian di suatu negara. Pada banyak kasus menunjukkan krisis yang terjadi pada suatu negara juga bisa membawa kerugian besar di sektor bisnis. Untuk itulah, kali ini disampaikan analisis kondisi dalam proses pemberian kredit di bank konvensional.

analisis-kondisi-dalam-proses-pemberian-kredit-di-bank-konvensional
Ilustrasi (Gambar: openpr.com)

Seperti beberapa pembahasan sebelumnya yang membahas prinsip 5C, yang meliputi character, capital, capacity condition dan collateral, maka membahas analisis condition menjadi hal penting khususnya bagi pejabat kredit sebelum melakukan analisis dan memberikan persetujuan atas permohonan kredit yang disampaikan para calon debitur.

Memahami Analisis Kondisi dalam Proses Pemberian Kredit di Bank Konvensional

Analisis kondisi (condition) dalam proses pemberian kredit merupakan suatu kondisi yang uncontrollable atau faktor-faktor yang berada di luar kemampuan perusahaan untuk mengatasi atau mempengaruhinya (kondisi atau faktor ekstern), namun bisa dideteksi atau diamati gejalanya dan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan kegiatan usaha perusahaan.

Kondisi ekstern tersebut terdiri atas:

  • Kondisi lingkungan mikro perusahaan.

Kondisi ini terdiri atas pelaku-pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha.

Pelaku-pelaku ekonomi, ini terdiri dari:

1. Pemasok (Supplier)

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menganalisis pemasok ini, antara lain:

    • Siapa yang menjadi pemasok debitur saat ini.
    • Performance usaha dari pemasok tersebut.
    • Tingkat ketergantungan debitur terhadap pemasoknya.
    • Jumlah pemasok alternatif yang ada di pasar.
    • Jenis persaingan pasar .
    • Supplai yang dapat mempengaruhi tingkat harga.
    • Bentuk dan loyalitas hubungan debitur dengan pemasok.
    • Tingkat ketersediaan dalam kuantitas & kualitas di pasar.
    • Kemungkinan adanya bahan pengganti.
    • Jarak dan lokasi pemasok dengan perusahaan.

Dari hal-hal tersebut akan bisa diukur:

    • Kontinuitas jumlah pasokan yang ada dan tersedia.
    • Kontinuitas atas harga pasokan yang wajar.
    • Kontinuitas atas kualitas yang standar.

Atas dasar tingkat kontinuitas ini, maka seorang pejabat kredit akan bisa mengambil kesimpulan mengenai kontinuitas pengadaan bahan baku atau barang debitur.

2. Saluran distribusi (Distibutor, Agen, Pengecer)

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menganalisis saluran distribusi ini, antara lain:

    • Siapa yang menjadi saluran distribusi produk debitur.
    • Bagaimana bonafiditas kerja saluran distribusi yang digunakan dan bagaimana jaringan distribusinya?
    • Sejauh mana ketergantungan debitur pada saluran distribusi tersebut?
    • Adakah kemungkinan untuk mengganti saluran distribusi yang ada tanpa mengurangi efektifitas pemasaran produk?
    • Bagaimana tingkat loyalitas, bentuk hubungan dan lamanya kerjasama yang telah terjalin?

3. Pelanggan (Konsumen)

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menganalisis pelanggan ini, antara lain:

    • Siapa yang menjadi pelanggan tetap debitur?
    • Bagaimana tingkat konsumsi langganan tersebut?
    • Berapa luas wilayah & besarnya pangsa pasar sasaran yang masih terbuka dan bisa dikuasai?
    • Bagaimana tingkat loyalitas pelanggan terhadap produk debitur?
    • Bagaimana tingkat sensitivitas permintaan konsumen terhadap perubahan harga, kualitas, faktor diskon dan pelayanan?
    • Bagaimana selera konsumen dan kemungkinan perubahannya?

4. Kreditur

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menganalisis kreditur ini, antara lain:

    • Bagaimana hubungan debitur dengan para krediturnya?
    • Bagaimana tingkat kepercayaan/reputasi debitur dimata para krediturnya?
    • Berapa besar rata-rata jumlah hutang dagang dan kapan jadwal/periode pembayaran yang harus dipenuhi oleh debitur?
5. Pesaing
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menganalisis pesaing ini, antara lain:
    • Pesaing merk dalam produk yang sama.
    • Pesaing produk untuk kegunaan yang sama (substitusi).
    • Servis yang diberikan oleh para pesaing.
    • Kualitas barang yang ditawarkan oleh para pesaing di pasar.
    • Kekuatan dan keunggulan produk para pesaing.

6. Publik

Yang dimaksud publik disini adalah segala jenis kelompok atau grup dalam masyarakat yang memiliki perhatian atau group dalam masyarakat yang memiliki perhatian atau kepentingan yang dapat memengaruhi jalannya operasional perusahaan.

Baca juga: Analisis Agunan dalam Proses Pemberian Kredit di Bank Konvensional.

Kelompok-kelompok ini meliputi:

    • Publik media berita.
    • Lembaga konsumen.
    • Gerakan lingkungan hidup.
    • Asosiasi profesi.
    • MUI.
    • Serikat pekerja.
    • Lembaga-lembaga pemerintah.
    • Pemerintah daerah.

Itu berbagai hal yang memengaruhi kebijakan pemberian kredit dari kondisi lingkungan mikro perusahaan.

  • Kondisi lingkungan makro perusahaan.

Kondisi ini terdiri atas kekuatan-kekuatan yang lebih besar yang berpengaruh terhadap semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan secara keseluruhan yang meliputi:

  1. Kondisi perekonomian.
  2. Politik dan keamanan.
  3. Sosial dan budaya.
  4. Kebijakan pemerintah.
  5. Demografi.
  6. Teknologi.
  7. Kondisi alam.

Yang bisa memengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat dan dapat berpengaruh terhadap jalannya kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh fasilitas kredit.

Faktor-faktor kondisi ekonomi tersebut di atas termasuk pula peraturan-peraturan pemerintah, kondisi pasar secara global merupakan faktor-faktor yang berada di luar kemampuan debitur dan bank untuk dapat menghindari atau mengatasinya secara langsung serta mempunyai pengaruh yang dominan terhadap jalannya kelangsungan usaha yang dibiayai oleh bank. Namun demikian gejala-gejalanya, masih bisa dideteksi dan diamati.

Dengan demikian agar dapat melakukan penilaian terhadap kondisi dan prospek usaha, maka seorang pejabat jredit perlu mempelajari dan mengikuti perkembangan masalah-masalah ekonomi, politik, budaya, kebijakan-kebijakan pemerintah setempat, peraturan moneter, perpajakan dan lain sebagainya.

Kondisi Perekonomian

Secara umum kondisi perekonomian yang harus diperhatikan oleh seorang pejabat kredit, antara lain:

1. Perubahan penghasilan masyarakat, dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila mengalami peningkatan, maka:

  • Memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan usaha.
  • Meningkatkan harga jual dengan cara meningkatkan kualitas produk.
  • Memungkinkan perusahaan untuk melakukan diversifikasi produk untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat.
  • Dan lain-lain.

Apabila mengalami penurunan, maka:

  • Perusahaan perlu melakukan konsolidasi dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi sehingga bisa dicapai harga jual yang kompetitif sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat.
  • Melakukan penetrasi pasar untuk menjaga kuantitas pelanggan tetap.
  • Melakukan diferensiasi produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif produk.
  • Dan lain-lain.

2. Struktur perekonomian

Terdapat tiga hal yang dilihat, antara lain:

  • Pasar persaingan sempurna, yaitu suatu pasar dimana terdapat banyak pembeli dan penjual, sehingga masing-masing pembeli atau pun penjual secara individual tidak dapat mempengaruhi tingkat harga barang yang diperdagangkan.
  • Pasar persaingan oligopoli, yaitu suatu pasar dimana terdapat beberapa jumlah perusahaan yang menjual barang sejenis. Pada pasar ini kekuatan penjual lebih besar daripada kekuatan pembeli, sehingga harga yang terbentuk dipengaruhi oleh kekuatan dari jumlah perusahaan yang ada tersebut.
  • Pasar persaingan monopoli, yaitu suatu pasar dimana hanya ada seorang atau sebuah perusahaan yang menjual barang. Harga pada pasar ini dapat ditentukan secara sepihak oleh perusahaan.

Baca juga: Analisis Modal dalam Proses Pemberian Kredit.

Dengan mengetahui jenis pasar yang terbentuk akan mempermudah pejabat kredit dalam mengevaluasi kemungkinan, peluang maupun prospek usaha yang akan dapat dicapai dan ditumbuhkembangkan oleh perusahaan debitur.

Politik dan keamanan

Stabilitas politik dan keamanan yang terjaga dengan baik akan memungkinkan dunia usaha dapat berjalan secara kondusif.

Sosial dan budaya

Seorang pejabat kredit harus mengetahui nilai-nilai yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat untuk mengetahui sejuah mana produk atau jasa yang dihasilkan debitur sesuai dengan aspek sosial budaya yang ada di masyarakat, antara lain:

  • Adat istiadat.
  • Gaya hidup.
  • Selera.
  • Nilai yang diyakini.

Dengan mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat dimana perusahaan beroperasi, pada dasarnya merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha, karena produk yang dihasilkan akan sesuai dengan need and want masyarakat di daerah tersebut.

Kebijakan pemerintah

Beberapa peraturan pemerintah yang penting untuk diperhatikan, antara lain:

Proteksi

  • Jaminan kelangsungan usaha bagi usaha yang mendapat proteksi.
  • Tertutupnya jenis usaha tersebut untuk industri baru atau pun industri baru dapat masuk namun dengan biaya investasi yang sangat tinggi mengingat tingginya risiko kegagalan yang ada.

Namun, dengan proteksi tidak selalu berarti positif, karena implikasi dari adanya proteksi sering mengakibatkan adanya peluang in-efisiensi dalam operasional perusahaan, sebaliknya proteksi mempunyai jangka waktu berlaku yang terbatas, sehingga pada akhirnya justru akan memaksa perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tanpa proteksi.

Pembatasan impor.

  • Pembatasan impor barang modal.
  • Pembatasan penggunaan tenaga kerja asing.
  • Dan lain-lain.

Hal ini perlu diketahui untuk menilai sejauh mana perusahaan membutuhkan faktor tersebut, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan karena adanya pembatasan tersebut.

Demografi

Demografi mempelajari tentang populasi manusia dan penyebarannya, hal ini penting untuk dianalisis karena populasi membentuk pasar.

Populasi ini meliputi:

  • Jumlah penduduk.
  • Distribusi geografi.
  • Tingkat kepadatan penduduk.
  • Mobilitas masyarakat.
  • Distribusi umur, kelamin, rasa, agama.
  • Pendidikan.
  • Tingkat pendapatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam demografi, adalah:

  • Mempertimbangkan aspek demografi pada pasar sasaran debitur, apakah strategi pemasaran yang dilakukan telah sesuai dengan aspek ini.
  • Mengetahui arah perubahan demografi yang akan terjadi dan apa pengaruhnya terhadap operasi perusahaan.
  • Mempertimbangkan kesempatan dan ancaman atas kondisi demografi terhadap usaha debitur.

Teknologi

Kemajuan teknologi dan komputerisasi sangat mempengaruhi operasi perusahaan sejak bagaimana perolehan bahan baku, memproduksi, penjualan, sampai dengan pelayanan purna jual.

Perkembangan teknologi sangat penting untuk diikuti, bahkan suatu pertanda kemunduran apabila perusahaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan teknologi, adalah:

  • Apakah fasilitas operasi yang dimiliki perusahaan sudah usang teknologinya, sehingga mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan tingkat efisiensi produksi.
  • Kemampuan keuangan perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi.
  • Pengaruh perkembangan teknologi terhadap jalannya operasi perusahan secara keseluruhan.

Kondisi alam

Industri yang banyak dipengaruhi oleh kondisi alam ini biasanya industri non-pabrikan seperti sektor-sektor pertanian, perkebunan, peternakan, budidaya udang, dan sebagainya.

Adapun kondisi alam ini, meliputi:

  • Suhu suatu daerah.
  • Perubahan iklim.
  • Ketinggian.
  • Dan lain-lain.

Dengan demikian seorang pejabat kredit ini harus bisa melihat apakah jenis usaha yang akan dibiayai telah didukung oleh lokasi dan kondisi alam yang menjamin keberhasilan maupun pemasarannya.

Itu dia sedikit informasi tentang “analisis kondisi dalam proses pemberian kredit di bank konvensional”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.


Sumber:

  • Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.
  • Teguh Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersial, BPFE, Ypgyakarta, 1996.

Belum ada Komentar untuk "Analisis Kondisi dalam Proses Pemberian Kredit di Bank Konvensional"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel