Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja

Setelah beberapa waktu lalu membahas tentang 5C’s termasuk berbagai hal dalam laporan keuangan, kini saatnya membahas tentang bagaimana gambaran menghitung kebutuhan modal kerja. Tentu saja analisis kebutuhan kredit modal kerja menjadi hal penting sebelum terjadi putusan kredit setelah berbagai analisis telah dilakukan sebelumnya.

Yang harus diingat adalah analisis laporan keuangan seperti yang disampaikan sebelumnya, seperti analisis rasio, analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis sumber penggunaan dana, tidak akan banyak artinya bila berdiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu, harus dilakukan secara bersama-sama  dan dikombinasikan antara satu dengan lainnya sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal dan bisa memberikan informasi atau pun gambaran yang menyeluruh terhadap kondisi keuangan perusahaan.

analisis-kebutuhan-kredit-modal-kerja
Ilustrasi (Gambar: sunwisecapital.com)

Selain itu, analisis laporan keuangan bukanlah satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengajukan usulan kredit dan memberikan putusan kredit, oleh karena itu harus disertai dengan analisis kualitatif.

Perhitungan Kebutuhan Kredit Modal Kerja

Terdapat hal penting yang harus diingat, bahwa dalam setiap pemberian kredit harus selalu berpedoman pada azas-azas pemberian kredit yang prudent dan sehat.

Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan besarnya kredit yang akan diberikan harus benar-benar memperhatikan kebutuhan maupun kemampuan bayar debitur.

Kredit Modal Kerja (KMK) merupakan fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan yang pada umumnya memiliki jangka waktu pendek.

Baca juga: Analisis Laporan Keuangan dalam Proses Pemberian Kredit.

Modal kerja merupakan sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan maupun proses produksi barang sampai dengan barang tersebut dijual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas perusahaan.

Sedangkan modal kerja sementara (musiman) merupakan modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan jangka pendek yang sifatnya sementara.

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung operasi normal perusahaan. Kebutuhan modal kerja permanen ini disebabkan karena tertanamnya kas dalam piutang dagang dan persediaan barang.

Ada pun pengertian lain dari modal kerja merupakan Net Working Capital (NWC) yang dapat dihitung dengan rumus: Aktiva Lancar dikurangi dengan Hutang Lancar.

Pada dasarnya pada kondisi yang normal, NWC akan meningkat karena adanya peningkatan pada Laba Ditahan. Modal Baru (tambahan Modal) dan Hutang Jangka Panjang yang tidak digunakan untuk membeli Aktiva Tetap juga bisa meningkatkan NWC.

Begitu pula sebaliknya, NWC akan mengalami penurunan karena adanya kerugian (Laba Ditahan menurun) atau karena Hutang Jangka Pendek yang digunakan untuk membeli aktiva tetap.

Cara Menghitung Kebutuhan Kredit Modal Kerja

Terdapat beberapa cara menghitung kebutuhan kredit modal kerja, yang saat ini digunakan oleh beberapa bank di Indonesia, antara lain:

  • Pendekatan WCTO (Working Capital Turn Over).
  • Pendekatan Spread Sheet.
  • Pendekatan NTA (Net Trading Assets)

Pendekatan WCTO (Working Capital Turn Over)

Untuk menghitung kebutuhan kredit modal kerja dengan pendekatan WCTO, terdapat beberapa hal yang harus dipahami, antara lain:

  1. Pertumbuhan penjualan, dengan jalan memproyeksikan penjualan dengan memperhatikan antara lain trend penjualan pada periode-periode sebelumnya, kemampuan (kapasitas) perusahaan maupun prospek usahanya.
  2. Besarnya Out of Pocket Expenses (OPE), yang merupakan penjumlahan antara HPP dengan Biaya-biaya Umum, Biaya Administrasi dan Penjualan. Biaya Penyusutan (termasuk yang ada di dalam HPP dan biaya bunga dikeluarkan dari perhitungan OPE.
  3. Net Working Capital (NWC), dengan rumus Aktiva Lancar dikurangi Hutang Lancar.
  4. Proyeksi Hutang Dagang, dengan rumus HPP proyeksi dikalikan DOI dibagi dengan periode laporan keuangan.
  5. Ada pun WCTO merupakan penjumlahan antara DOR dan DOI.
  6. Kebutuhan KMK dengan pendekan WCTO merupakan kebutuhan total, sehingga apabila ingin menghitung tambahan KMK harus dikurangi dengan kredit modal kerja yang sudah dinikmati.
  7. Yang harus diperhatikan pula bahwa besranya sharing dana sendiri yang merupakan NWC minimal adalah 30% dari proyeksi kebutuhan kredit modal kerja.

Pendekatan Spread Sheet

Spreading merupakan penyederhanaan terhadap pos-pos dalam neraca dan laporan laba rugi untuk disesuaikan dengan tujuan analisis. Spread Sheet itu sendiri merupakan format yang dipergunakan untuk menyusun spreading.

Perhitungan kebutuhan modal kerja dengan pendekatan Spread Sheet didasarkan pula pada kenaikan Piutang Dagang dan Persediaan dengan kenaikan Hutang Dagang dan Kas periode yang lalu sebagai pengurang.

Perhitungan dengan Spread Sheet ini berbeda pendekatan dengan WCTO, dalam pendekatan Spread Sheet ini hanya memperhitungkan perubahan (kenaikan) Modal Kerja sehingga hasil perhitungannya hanya berupa tambahan kebutuhan KMK.

Pendekatan Net Trading Assets (NTA)

Ada pun perhitungan kebutuhan KMK dengan pendekatan NTA dilakukan untuk menghitung Kebutuhan Modal Kerja Dasar atau kebutuhan modal kerja permanen dan kebutuhan modal kerja musiman.

Ada pun kebutuhan modal kerja musiman merupakan selisih antara kebutuhan modal kerja (NTA) pada titik tertinggi dengan titik terendah (normal).

Itu dia sedikit informasi tentang “analisis kebutuhan kredit modal kerja”. Semoga informasi tersebut bermanfaat untuk Anda yang mempelajari manajemen perbankan, khususnya kebutuhan kredit, atau Anda yang saat ini bertugas sebagai pejabat kredit.

Belum ada Komentar untuk "Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel