Mengenal Intussuseption dan Penyebabnya

Mungkin Anda pernah mendengar anak kecil yang tiba-tiba sakit diare dan muntah, tiba-tiba harus dibawa ke rumah sakit karena kotorannya mengelurkan darah dan juga disertai dengan muntah-muntah. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan, ada yang menyebut si kecil mengelami penyakit invaginasi usus. Yang menjadi pertanyaan adalah apa invaginasi usus itu? Tentu melihat kondisi tersebut mengenal intussuseption dan penyebabnya menjadi penting saat ini.

intussuseption
Ilustrasi (Gambar: amarinbabyandkids.com)

Saat ini sangat mudah mencari referensi kesehatan, begitu pula dengan penyakit misterius yang menyerang si kecil. Salah satunya yang pernah ditulis oleh A. Bimo Wijoseno yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 507 yang membahas tentang invaginasi usus ini.

Intussusception adalah Kelainan Anatomi Usus

Invaginasi usus atau disebut juga dengan penyakit intussuseption adalah usus masuk ke usus (kelainan anatomi usus).

Menurut dr. Hanifah Oswari, Sp.A seorang konsultan gastrohepatologi anak dan juga dokter spesialis anak di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, menyampaikan bahwa intussuseption harus cepat ditangani. Kasus masuknya usus ke dalam usus akan berbahaya jika penderitanya tidak segera ditolong.

Baca juga: Tips Menurunkan Risiko Kanker Usus.

Bila tidak segera ditolong, maka akan berakibat fatal. Penyakit itu bisa menyebabkan terjadinya jepitan dan gesekan antar usus.

Jika sampai terjadi kebocoran pada usus karena pergesekan itu, maka isi saluran pencernaan akan menyebar ke dalam rongga perut, hal ini menyebabkan peradangan atau infeksi rongga perut tidak terhindarkan.

Penyebab Intussuseption

Menurut dr. Hanifah Oswari, Sp.A., penyebab intussuseption tidak dapat diketahui dengan pasti, bisa dikatakan penyakit ini termasuk misterius.

Penyebabnya bukan virus atau penyebab lain, dan yang terkena intussuseption sebagian besar adalah bayi berumur 5 sampai 10 bulan, dengan perbandingan penderita antara lelaki dan perempuan sekitar 3 : 2.

Hal ini sangat berbeda bila penderitanya adalah anak yang berusia di atas 1 tahun, penyebabnya bisa polip atau karena jaringan limfoid yang membesar pada usus.

Berdasarkan teori, menurut dr Oswari, membesarnya kelenjar limfoid itu didahului oleh infeksi saluran napas atas atau batuk pilek. Kelenjar limfe sendiri berfungsi sebagai inumologi.

Limfoid akan bekerja aktif saat terdapat serangan kuman dalam tubuh. Jika terdapat jaringan limfoid di usus yang membesar, maka akan menyebabkan gerakan usus menjadi tidak seimbang, yang mengkibatkan terjadinya selip, sehingga usus masuk ke usus.

intussuseption-adalah-kelainan-anatomi-usus
Ilustrasi (Gambar: parenting.firstcry.com)

Usus sebenarnya tidak diam saja, namun melakukan gerakan yang disebut dengan gerakan peristaltik. Agar tidak mengalami selip, maka permukaan usus perlu seimbang, Ketika gerakan seperti pompa tersebut tidak seimbang, hal ini bisa mengakibatkan terjadinya kasus usus masuk ke usus.

Yang menjadi masalah adalah si bayi belum bisa mengadu karena rasa sakit yang dideritanya. Untuk itu menurut dr. Oswari, agar orang tua bisa mengetahui kalau usus bayi terjepit, bisa dilihat dari gejalanya.

Gejala awal instussuseption mirip dengan kolik, dengan perut keras seperti kembung, namun harus dilihat juga usia anak, karena kolik pada anak di bawah usia 4 bulan memiliki variasi tertentu, dan kemudian akan normal kembali.

Waspadi bila si kecil menangis menjerit dengan keras dan sulit didiamkan, apalagi bila pada fesesnya ditemukan lendir atau darah, atau bila perutnya diraba, terasa seperti ada massa atau tumor didalamnya. Apalagi jika massa tersebut berbentuk benjolan seperti sosis di usus.

Untuk itu, segeralah ke dokter atau rumah sakit, apakah terdapat gejala usus masuk ke usus.

Langkah Penyembuhan

Menurut dr Oswari, untuk merawat penderita usus masuk usus, diperlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan dokter. Kerja sama ini diperlukan, agar dapat diketahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak, sehingga bisa diambil tindakan yang cepat.

Maka perhatikan tingkah laku anak, bila tangisnys begitu hebat, perut kembaung, atau saat menangis kakinya ditarik ke atas, bisa jadi perutnya mengalmi sakit yang luar biasa dan serius.

Bila fakta tersebut didukung dengan feses yang berdarah disertai muntah berwarna hijau (karena cairan empedunya ikut keluar), maka harus mulai waspada.

Muntah berwarna kuning, bahkan sampai kehijauan, hal ini menandakan penetrasi usus yang satu ke usus lainnya sudah semakin dalam.

Untuk itulah, dokter harus segera mengambil keputusa , karena mungkin terjadi intussuseption, yang membuat anak harus segera dioperasi. 

Menurut dr Oswari, ada cara lain namun hanya pada kasus tertentu saja, yaitu dengan didorong dengan menggunakan cairan barium. Cairan ini dimasukkan melalui anus yang berfungsi untuk mendorong usus yang terjepit, agar terlepas dan kembali ke posisi semula. Hal ini diharapkan agar penyakit ini dapat ditangani tanpa tindakan operasi atau pemotongan usus.

Proses pemberian barium hanya bisa dilakukan pada rumah tertentu yang memiliki fasilitas lengkap. Sebelum operasi, perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk memantau keadaan di dalam usus. Bila setelah diberikan cairan barium, usus belum juga kembali ke posisi semula seperti sedia kala, maka pembedahan harus tetap dilakukan.

Nah disini yang harus dipahami, yaitu usus yang masuk ke dalam usus tidak semuanya bisa kembali ke posisi normal. Tergantung tingkat keparahannya, karena selain terjadi penjepitan, usus juga mengalami gesekan. Bahkan terkadang ada sumbatan usus yang panjang dan menumpuk. Dan untuk penanganannya, usus bisa dipotong bisa pula tidak.

Pemotongan usus baru dilakukan jika usus terluka atau bocor. Usus dipotong pada bagian yang bocor, kemudian disambung lagi. Daerah usus yang terjepit bisa membusuk, yang disebabkan karena terlalu lama tidak teraliri darah dan oksigen. Sel-sel dalam ususnya pun mati, sehingga mudah terjadi infeksi. Bila tidak dipotong, bisa membahayakan jiwa penderita.

Masih menurut dr Oswari, usus yang sedikit memendek akibat dipotong tidak ada masalah, bila dipotong cukup panjang, memang bisa menimbulkan masalah, seperti terjadinya sindrom usus pendek.

Pada anak yang mengalami sindrom usus pendek, pencernaan dan penyerapan makanan menjadi tidak sempurna. Hal ini membuat pertumbuhan badannya menjadi tergannggu. Efeknya, sedikit makan atau minum sudah langsung terbuang, bakteri juga mudah masuk kedalam usus halus. Akibatnya, anak sering mengalami diare.

Untuk itu, menurut dr Oswari, orang tua harus waspada sambil memperhatikan dengan seksama apa yang dialami anak, agak dokter mendapat informasi yang jelas. Semoga informasi kesehatan tentang “mengenal intussuseption dan penyebabnya” ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Intussuseption dan Penyebabnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel