Tips Berinvestasi Pada Reksadana

Ada apa dengan dunia investasi? Tentu saja dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin mudahnya informasi diterima membuat banyak orang semakin paham apa itu investasi. Tidak hanya itu, investasi yang dikenal pun tidak hanya investasi dalam bentuk aset, seperti tanah dan bangunan, tetapi juga semkin berkembang pada investasi di pasar modal. Instrumennya pun tidak hanya saham saja, namun mulai banyak variasinya seperti reksadana. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana tips berinvestasi pada reksadana?

tips-berinvestasi-pada-reksadana
Ilustrasi (Gambar: Bisnis/Himawan L Nugraha) 

Memang dapat diakui bahwa reksadana sebagai salah satu instrumen investasi memang tidak sepopuler instrumen investasi lainnya seperti saham dan obligasi, namun reksadana saat ini bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi. Hal ini sama dengan yang disampaikan Joannes Widjajanto seorang perencana keuangan di Jakarta yang pernah membahas cara mendapat keuntungan di reksadana dan pernah pula dimuat dalam Majalah Intisari.

Reksadana adalah Cara Untuk Menghimpun Dana dari Masyarakat

Berdasarkan UU Nomor 8 (1998) tentang Pasar Modal, maka reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat (pemodal) yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Atau sejumlah orang yang memiliki dana, berkumpul untuk bersama-sama membeli portofolio efek, kemudian menyerahkan pengelolaan dana itu pada ahlinya.

Apa yang dimaksud portofolio efek? Tentu saja yang dimaksud portofolio efek memiliki banyak jenisnya, bisa berupa obligasi, saham, sertifikat deposito dan masih banyak lainnya.

Baca juga: Apa Saja yang Harus Dipertimbangkan Dalam Berinvestasi?

Sedangkan manajer investasi itu bukan seorang individu atau orang tertentu, namun badan usaha yang memiliki keahlian dalam mengembangkan dana pemilik modal. Badan usaha ini terdiri atas beberapa orang yang memiliki kualifikasi ”ahli” dalam bidang investasi pada portofolio efek tadi.

Ahli yang dimaksud disini tentu tidak sembarangan, pengakuan kompetensi harus dari otoritas penanaman modal. Para ahli investasi ini yang akan membeli dan menjual portofolio efek di saat yang tepat, seusia dengan konsep investasi, yaitu mmbeli di harga yang rendah dan menjual di saat harga tinggi.

Dengan bekal keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, maka dana pemilik modal diharapkan bisa kembali secara optimal.

Yang menjadi pertanyaan mengapa harus mendatangkan modal dari banyak orang? Terdapat dua alasan, antara lain:

  1. Agar memiliki instrumen investasi yang memiliki nominal pembelian tinggi. Hal ini dengan harapan keuntungan yang didapat juga semakin besar.
  2. Berkaitan dengan upaya untuk meminimalkan risiko atau spread the risk. Dengan nominal yang cukup besar, maka dapat dibeli beberapa macam jenis saham maupun obligasi yang masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda.

Berinvestasi Pada Reksadana

Dunia investasi semakin berkembang, begitu pula dengan reksadana. Reksadana bisa dibedakan berdasarkan instrumen investasi yang ada didalamnya. 

  • Bila kebanyakan berisi saham disebut dengan reksadana saham
  • Bila sebagian besar berisi obligasi maka disebut reksadana pendapatan tetap
  • Ada juga reksadana yang berisi sertifikat deposito atau obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun yang disebut dengan reksadana pasar uang.

Selain yang bersifat spesifik, ada juga reksadana yang berisi investasi yang sifatnya beragam dalam porsi yang seimbang. Misalnya sebagian dibelikan saham dan obligasi, sebagian untuk bermain di pasar uang, sebagian lagi didepositokan. Untuk reksadana kelas campuran ini tidak ada nama khusus yang diberikan.

Setiap jenis reksadana memiliki potensi imbal hasil dan risiko yang berbeda-beda. Reksadana saham memiliki tingkat risiko maupun potensi hasil paling tinggi, sedangkan reksadana pasar uang memiliki tingkat risiko dan potensi paling rendah.

Dengan kata lain, reksadana saham memiliki tingkat potensi keuntungan maupun kerugian cukup tinggi.

Keuntungan berinvestasi di reksadana, antara lain:

  1. Investasi jenis ini ditangani oleh ahlinya. Setiap reksadana yang diterbitkan pasti ditangani oleh ahli dalam bidang investasi masing-masing.
  2. Berisi bermacam-macam jenis instrumen investasi..
  3. Dengan dana terbatas, pemodal dapat berinvestasi pada instrumen yang bernominal pembelian tinggi.
  4. Pergerakan hasil investasi bisa selalu dipantau. Beberapa media cetak bahkan menampilkan pergerakan hasi investasi reksadana setiap hari.
  5. Dana yang ada cukup likuid. Biasanya dana yang diinvestasikan pada reksadana bisa ditarik dua atau tiga hari setelah mengajukan penarikan dana.
  6. Dalam perpajakan, saat ini ada reksadana jenis tertentu tidak dikenai pajak.
  7. Dana disimpan pada bank kustodian, bukan di rekening penerbit reksadana. Maka jika terjadi kekacauan pada pernerbitnya, dana milik pemodal tetap aman di bank kustodian.

Tips Memilih Reksadana yang Aman

Hal utama sebelum memilih investasi pada reksadana adalah memahami dengan benar konsep produk yang ditawarkan, sehingga tidak mudah tergiur pada janji palsu rayuan penjual reksadana.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Risiko Investasi.

Beberapa jenis reksadana memiliki tingkar risiko yang berbeda. Tentang profil risiko ini, tentu tergantung pada masing-masing pemilik modal yang bisa menjawabnya.

2. Teliti pada performance.

Setiap produk reksadana yang diterbitkan memiliki performance yang berbeda. Performance ini bisa dipakai untuk melihat keahlian manajer investasi dalam mengelola dana yang dipercayakan kepadanya.

3. Tujuan investasi.

Harus diketahui tujuan investasi yang dilakukan. Dengan memiliki tujuan yang spesifik, maka kita berusaha dengan keras untuk mewujudkannya.

4. Jangka waktu.

Meskipun reksadana tidak memiliki jatuh tempo, namun juga harus diperhatikan jangka waktu untuk mencapai tujuan investasi tersebut, dan juga bandingkan pula dengan spesifikasi produk reksadana yang telah dipilih.

5. Biaya.

Terdapat beberapa jenis biaya yang dikenakan oleh penerbit reksadana, misalnya biaya pembeliam (subscription fee), biaya penjualan kembali (redemption fee), biaya pemindahbukuan (transfer fee).

Selain berbagai hal diatas terdapat hal yang harus diketahui sebelum membeli reksadana, seperti dengan membaca prospektus, biasanya buku ini berbentuk kecil, seperti brosur yang disampaikan penjual reksadana, meskipun hanya sekedar pelengkap informasi, namun prospektus memiliki peran penting. Begitu banyak informasi penting yang harus dibaca, oleh karena itu jangan sampai melewatkannya.

Dalam prospektus produk reksadana terdapat keterangan tentang produk itu sendiri, persentase alokasi dana investasi, penawaran umum manajer investasi, risiko yang dihadapi serta hak dan kewajiban masing-masing pihak, siapa manajer investasinya, bank kustodian, sampai cara membeli dan menjual kembali aset. Dengan kata lain buku ini memuat aturan main bereksadana.

Buku lain yang tidak kalah penting adalah ‘brosur atau buku profil manajer investasi’. Perhatikan pula orang-orang yang tercantum didalamnya, apa keahliannya, lengkap dengan track recordnya.

Logikanya kita harus tahu secara detail tentang siapa yang mengelola dana kita.

Semoga informasi tentang “tips berinvestasi pada reksadana” ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Tips Berinvestasi Pada Reksadana"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel