Kredit Komersial

Anda pasti sudah sering mendengar istilah kredit yang satu ini, “Kredit Komersial”. Nama fasilitas kredit ini sudah sangat umum didengar apalagi bagi Anda yang sudah berkecimpung dalam perkreditan.

kredit-komersial
(Gambar: bizenglish.adaderana.lk)

Tidak dapat dipungkiri bhwa pemberian fasilitaas kredit ini harus pas, harus tepat sasaran dan sesuai dengan peruntukan kreditnya. Dengan memahami apa itu kredit komersial, maka kredit bisa diberikan sesuai dengan bidang bisnisnya.

Sekilas Tentang Kredit Komersial

  • Pinjaman Rekening Koran

Menurut Jopie Jusuf dalam bukunya yang berjudul “Panduan Dasar untuk Account Officer”, disampaikan bahwa dari seluruh pinjaman komersial, maka PRK (Pinjaman Rekening Koran) merupakan pinjaman yang paling kuno dan oleh karenanya merupakan kredit yang sangat sederhana.

Dalam pinjaman komersial tersebut, maka debitur diberikan sejumlah plafon di rekening gironya, dan diperbolehkan untuk menarik dana atau melunasinya setiap saat selama jangka waktu kredit. 

Bagi debitur, pinjaman ini adalah pinjaman yang paling fleksibel. Debitur tinggal menarik Bilyet Giro atau Cek untuk menggunakan dana kredit, dan tinggal melakukan penyetoran ke rekeningnya bila ingin melunasinya. Hal ini bisa dilakukan kapan pun tanpa perlu memberitahu terlebih dahulu pada pihak bank sebagai pemberi kredit.

Baca juga: Kredit Sindikasi.

Karena pinjaman ini bisa ditarik setiap saat, maka bank harus selalu menyiapkan dana sebesar plafon kredit yang dimiliki debitur. Demikian juga halnya dengan pembayaran kembali kredit yang sudah ditarik. Bank sama sekali tidak dapat memprediksi jumlah dana yang akan diterima pada saat tertentu.

Singkatnya, fleksibilitas yang sanagt besar membuat bank sulit untuk mengatur cash flow. Setiap saat bank mungkin mengeluarkan dana dan setiap saat juga bank mungkin menerima dana.

Selain itu, bank sama sekali tidak bisa mengendalikan pemakaian dana kredit yang telah diberikan. Ketidakmampuan ini otomatis meningkatkan risiko kredit.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, dari sudut pricing (suku bunga kredit), maka sudah seharusnya suku bunga kredit pinjaman komersial adalah yang paling tinggi bila dibandingkan dengan kredit lainnya.

  • Pinjaman Aksep

Bila dibandingkan dengan Pinjaman Rekening Koran seperti yang disampaikan  di atas, maka Pinjaman Aksep, bisa memberi kepastian cash flow yang lebih bagus pada bank.

Pada pinjaman aksep, setiap kali debitur bermaksud menggunakan dana kredit, debitur akan memberitahukan hal tersebut kepada bank beberapa waktu sebelumnya. Misalnya, satu hari sebelum penarikan. Dengan demikian, bank bisa memperkirakan waktu dan jumlah dana yang harus disiapkannya.

Begitu pula dengan pelunasan, di Surat Aksep sudah tercantum tanggal jatuh tempo dan yang sudah ditarik. Dengan data tersebut bank dapat memprediksi pemasukan dana yang akan diterimanya, baik jumlah maupun waktu.

Bagi debitur, Pinjaman Aksep memiliki fleksibilitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan Pinjaman Rekening Koran. Namun, untuk bank, Pinjaman Aksep bisa memberikan kepastian cash flow yang lebih bagus. Dengan adanya kepastian ini memungkinkan bank bisa mengoptimalisasi dana yang ada.

Dengan memperhatikan kepastian dan keuntungan yang diperoleh bank, maka dibandingkan dengan Pinjaman Rekening Koran, suku bunga pinjaman Aksep ini seharusnya lebih rendah.

Walau pun memberikan kepastian cash flow yang lebih tinggi, jenis pinjaman ini tidak memberikan kemampuan untuk mengendalikan pemakaian dana yang dicairkan.

Dalam hal ini Pinjaman Aksep sama dengan Pinjaman Rekening Koran. 

Karakateristik Kredit Modal Kerja yang Bagus

Pada kredit komersial, yang harus diperhatikan adalah kemampuan bank untuk mengatur cash flownya.

Kredit yang baik adalah kredit yang memiliki tujuan penggunaan dana yang jelas dan memiliki sumber pengembalian kembali yang jelas.

Terdapat krakteristik khas kerdit modal kerja yang bagus, antara lain:

  • Pada factoring atau anjak piutang, dana baru bisa dicairkan bila disertai dengan faktur penjualan dari debitur. Tanpa faktur ini, dana tidak bisa dicairkan. Dengan demikian bank akan mengetahui dengan pasti bahwa dana kredit yang diberikan adalah untuk membiayai piutang dagang yang belum jatuh tempo. Sumber pelunasan atas dana yang ditarik juga sangat jelas, yaitu dari hasil penagihan piutang dagang yang jatuh tempo.
  • Pada pembiayaan giro-giro mundur, pencairan dana baru dapat dilakukan bila debitur menyerahkan bilyet giro mundur dari pelanggannya. Pelunasan secara otomatis akan dilakukan begitu giro mundur yang dijaminkan cair (jatuh tempo).
  • Pada Pre-Export Financing, pencairan dana baru bisa dilakukan, bila debitur menyerahkan Letter of Credit atau bukti order ekspor yang ia terima dari buyer. Pelunasan dilakukan dari hasil ekspor.
  • Pada Post-Export Financing, pencairan dana dilakukan setelah debitur melakukan ekspor dan melengkapi bank dengan dokumen-dokumen ekspor. Pelunasan atas dana yang ditarik berasal dari pembayaran Usance Draft oleh Opening Bank pada saat jatuh tempo.
  • Pada Post-Import Financing, dana kredit hanya dapat dicairkan untuk menebus dokumen Sight L/C.

Selain berbagai pinjaman tersebut di atas, terdapat pinjaman invstasi (Term Loan) yang merupakan pinjaman yang bagus dan memiliki tujuan penggunaan dana yang sangat jelas.

Itu dia sedikit informasi dan sedikit penjelasan tentang “Kredit Komersial”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Kredit Komersial"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel