Falsafah Hidup Pada Angka Dalam Bahasa Jawa
Selalu belajar tentang hidup adalah hal penting, termasuk kali ini, mempelajari falsafah hidup pada angka dalam Bahasa Jawa menjadi hal menarik. Bukan karena cinta pada salah satu suku di Indonesia, namun mempelajari makna filosofi didalamnya seolah memberikan pencerahan tentang arti makna hidup.
Ilustrasi (Gambar: educationofphilosophyindonesia.blogspot.com) |
Begitu pula dalam angka Jawa, selain memiliki simbol tersendiri, ternyata terdapat pesan moral dan juga tuntunan hidup pada bilangan angkanya. Angka dan bilangan bisanya memang digunakan sebagai penyebutan tentang jumlah ukuran dan hal lainnya. Dalam masyarakat Jawa bahkan penyebutan pada angka ini juga memiliki misteri dan arti yang terkandung dalam penyebutannya.
Falsafah Hidup Jawa dalam Simbol Angka
Diantara berbagai angka pada kumpulan angka Jawa terdapat penyebutan bilangan yang polanya berbeda dengan angka lainnya.
Ada pun angka-angka dalam Bahasa Jawa yang memiliki penyebutan berbeda, antara lain:
- Likur (21).
- Selawe (25).
- Seket (50.
- Sewidak (60).
Angka dalam Bahasa Jawa (Sumber: instagram.com/bpnb.diy/) |
Ternyata angka tersebut sangat berhubungan dengan umur dan juga fase dalam kehidupan, yang tentu saja hal ini tidak lepas dengan budaya yang penuh makna dan juga filosofi.
Baca juga: Filosofi Orang Jawa yang Masih Dipakai Sampai Saat Ini.
Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
- Likur.
Likur atau selikur merupakan penyebutan untuk angka 21. Kata ‘likur’ dalam Bahasa Jawa sendiri merupakan ‘linggih kursi’, yang diartikan sebagai duduk dikursi.
Maka kata atau angka 21 ini memiliki filosofi sebagai usia dimana manusia yang sudah memasuki fase dewasa, dan juga mulai mendapatkan tempat, baik dalam pekerjaan, kedudukan atau pun dalam hubungan rumah tangga.
- Selawe.
Selawe dalam bahawa Jawa merupakan penyebutan untuk angka 25. Yang menarik, selawe ini berarti “seneng-senenge lanang lan wedok”, yang memiliki arti suatu masa dimana timbul rasa suka pada diri lak-laki dan perempuan.
Tentu saja filosofi tersebut menunjukkan bahwa pada umur selawe atau 25 tahun, manusia merasakan asmara dan sangat ideal untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
- Seket.
Seket adalah penyebutan angka 50 dalam Bahasa Jawa. Kata seket ini adalah singkatan dari “seneng kethonan” yang memiliki arti senang memakai kopiah atau penutup kepala.
Maka selawe memiliki filosofi, yaitu suatu masa manusia mulai menua yang membuat dirinya harus lebih dekat pada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa.
- Sewidak.
Sewidak dalam Bahasa Jawa merupakan penyebutan untuk angka 60 . Yang menarik kata sewidak adalah singkatan dari “sejatine wis wayahe tindak”, yang memiliki arti sudah waktunya menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
Filosofi sewidak merupakan suatu masa saat manusia sudah semakin tua dan waktu hidup sudah semakin terbatas.
Itu dia sedikit informasi tentang “falsafah hidup pada angka dalam Bahasa Jawa”. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Falsafah Hidup Pada Angka Dalam Bahasa Jawa"
Posting Komentar