Menuju Go Green

Membicarakan masalah lingkungan menjadi hal penting kali ini, dari dulu sampai sekarang isu tentang lingkungan masih di seputaran tentang isu pemanasan global. Bahkan ajakan menuju Go Green sudah lama diserukan dengan lantang oleh para aktivis lingkungan, namun sampai sekarang masih banyak orang yang abai terhadap pentingnya keselamatan lingkungan.

Penyebab Pemanasan Global

Isu pemanasan global menjadi masalah nyata yang dihadapi oleh seluruh umat manusia di muka bumi ini. Maka bisa dipastikan masalah pemanasan global akan selalu menjadi topik bahasan di media masa. Berdasarkan catatan M. Sholekhudin tentang Go Green yang pernah dimuat di Majalah Intisari Edisi No. 542, bahwa penyebab masalah global adalah menumpuknya gas rumah kaca di atmosfer bumi. Terdapat beberapa macam gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), dinitro-oksida (N2O) dan sejenisnya. Dari berbagai jenis gas rumah kaca tersebut yang paling besar pengaruhnya terhadap masalah pemanasan global saat ini adalah gas karbon dioksida.

Menuju Go Green
Gambar ilustrasi

Sebenarnya gas karbon dioksoda merupakan gas yang normal yang terdapat di alam, bahkan gas ini berada di dalam udara yang kita hirup setiap saat.

Di atmosfer, karbon dioksida dibutuhkan untuk menjaga agar bumi tetap hangat. Selain itu, gas yang disebut juga dengan asam arang ini juga dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Namun jika terlalu banyak jumlahnya di udara dan melebihi batas keseimbangan alam, gas ini bisa menimbulkan masalah.

Baca juga: Globalisasi dan Maksudnya.

Sedangkan menumpuknya gas karbon dioksida di alam disebabkan dua hal, yaitu:

  • Semakin berkurangnya jumlah tumbuhan yang melakukan fotosinstesis (mengurai karbondioksida menjadi oksigen). Pohon-pohon ditebang, hutan tropis semakin tipis.
  • Karena produk gas ini (karbon dioksida) semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama sejak Revolusi Industri pada abad 18.

Produksi gas ini terutama berasal dari pemakaian bahan bakar hidrokarbon, yaitu bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Hampir semua orang sepenuhnya bergantung pada bahan bakar fosil.

Mulai Berpikir Global

Menurut Nursiwan Taqim, yang pernah menjabat sebagai asisten Deputi Urusan Edukasi dan Komunikasi Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, “Kunci untuk mengurangi laju pemanasan global, adalah harus menciptakan keseimbangan.

Keseimbangan ini bisa diciptakan dengan cara menambah jumlah tanaman yang melakukan fotosintesis serta mengurangi produksi gas karbon dioksida.

Mulai Berpikir Global
Gambar ilustrasi

Masalah pemanasan global ini merupakan tanggung jawab semua orang di muka bumi ini. Bahkan diantara usaha untuk melawan masalah pemansan global ini ada yang menjadi tanggung jawab negara, ada pula yang menjadi tanggung jawab kita semua sebagai individu.

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk aktivitas sehari-hari berdasarkan organisasi nirlaba di bidang lingkungan hidup WWF (Word Wide Fun for Nature Indonesia), antara lain:

  • Hemat listrik.

Menurut WWF sekitar sepertiga gas rumah kaca berasal dari sektor energi ini. Di Indonesia, sebagian besar pembangkit listrik masih berbahan bakar fosil, khususnya batubara,

Pembangkit listrik ini melepaskan karbon dioksida sepanjang waktu tanpa henti, karena kita terus menerus mengonsumsi listrik. Makin boros menggunakan listrik, maka makin banyak gas rumah kaca yang dihasilkan.

Oleh karena itu lakukan, langkah-langkah berikut ini:

1. Gunakan alat-alat elektronik seperlunya. Matikan alat-alat elektronik saat tidak digunakan. Bahkan dalam keadaan siaga atau standby, alat-alat ini tetap mengonsumsi listrik. Memang kita tidak harus mencabut stop kontak listrik tiap kali meninggalkan. Maka untuk menyiasatinya, gunakan stop kontak yang memiliki tombol on off. Dengan begitu kita tidak perlu mencabutnya saat meninggalkan, namun cukup dengan memencet tombol off.

2. Gunakan alat elekttonik yang hemat energi. Saat ini dipasaran sudah banyak alat elektronik yang hemat listrik mulai dari lampu, kulkas dan masih banyak perabotan lainnya.

3. Saat membangun rumah, pilihlah rancangan yang hemat energi, misalnya dengan membuat langit-langit rumah yang tinggi, jendela yang lebar, pengaturan ruangan yang mempermudah sirkulasi udara, cat tembok dengan warna terang, dan masih banyak lagi lainnya.

Dengan desain ini akan memungkinkan kita untuk mematikan lampu pada siang hari dan lebih menggunakan cahaya matahari untuk penerangan rumah. Rancangan yang hemat listrik juga akan membuat rumah juga tidak memerlukan banyak lampu di malam hari.

4. Gunakan alat-alat elektronik secara optimal dengan listrik minimal, seperti:

a) Membersihkan saringan penghisap debu dan AC secara teratur. Saringan yang kotor akan menyebabkan motor bekerja lebih berat dan mengonsumsi listrik lebih banyak.

b) Aturlah suhu AC sesuai dengan kebutuhan. Jangan diatur terlalu dingin sampai membuat kita memakai baju hangat. Semakin rendah suhu AC, semakin tinggi konsumsi listriknya.

c) Pastikan pintu lemari es tertutup dengan rapat. Isi secukupnya, dan jangan terlalu penuh.

Selain itu, jangan memasukkan makanan atau minuman panas ke dalam lemari es. Pintu yang tidak tertutup dengan rapat, isi yang terlalu penuh dan panas akan menyebabkan konsumsi listrik menjadi lebih tinggi.

d) Gunakan mesin cuci jika jumlah cucian sudah sesuai dengan kapasitasnya.

  • Hemat BBM.

Menurut perhitungan WWF, maka sektor transportasi menyumbang sekitar ¼ dari total gas rumah kaca yang terakumulasi di atmosfer. 

Semakin banyak menggunakan BBM, maka semakin besar pula sumbangan pada pemasan global.

  1. Sebisa mungkin untuk menggunakan transportasi umum. Semakin banyak pemakai kendaraan pribadi di jalan raya, maka maki besar produksi karbon dioksida.
  2. Jika mungkin bergabunglah dengan komunitas bike tomwork, bersepeda ke kantor.
  3. Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribdi, pilihlah kendaraan yang hemat bahan bakar.

  • Hemat kertas.

Kertas termasuk juga tisu adalah barang konsumsi yang perlu mendapatkan perhatian, karena bahan bakunya adalah serat pohon.

Sedangkan pohon adalah pengolah karbon dioksida menjadi oksigen. Maka bila kita berhemat kertas, berarti kita turut menjaga pengurai gas rumah kaca. Untuk berhemat, gunakan kertas untuk mencetak bolak balik, hindari mencetak terlalu banyak, dokumen bisa disimpan dengan softcopy.

Itu dia sedikit catatan tentang menuju go green. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Menuju Go Green"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel