Susahnya Menurunkan Lagi Berat Badan yang Sudah Pernah Turun

Judul bahasan kesehatan kali ini sangat menarik, yaitu tentang pengalaman susahnya menurunkan lagi berat badan yang sudah pernah turun. Kebetulan ibu ini selalu mengikuti rubrik kesehatan yang diasuh oleh dt Tan Shot Yen, yang dimuat dalam Tabloid Nyata.

Mengapa Berat Badan Susah Turun Lagi, apalagi untuk Mencapai Berat Badan Ideal?

Menurut dr Tan Shot Yen, sudah saatnya masyarakat mulai ‘melek’ kesehatan secara jujur, bersih dan tanpa kepentingan apa pun selain untuk manusia itu sendiri.

Dan sudah banyak para pasien yang sudah sehat, dalam arti mereka sendirilah yang saat ini memegang kendali atas kesehatannya sendiri, dan paham betul mengapa tubuhnya menjadi sakit dan bagaimana agar kembali sembuh.

berat-badan
Ilustrasi (Gambar: lifepack.id)

Seperti kisah-kisah folklore (cerita rakyat) yang penuh nilai budaya dan ajaran akhlak, yang sampai saat ini begitu banyak yang terkenal, namun tidak diketahui siapa yang mengarang, begitu pula tentang gaya hidup sehat, sebenarnya semua orang sudah tahu apa yang diajarkan ‘Pencipta-Nya’ untuk memelihara umur panjang, sehat bahagia. Tidak ada satu dokter pun layak mengacungkan jarinya sebagai penemu pola makan sehat seimbang apalagi membuat hak paten atas pemikirannya.

Dalam proses penurunan berat badan yang dicapai sang ibu pena-nya yang mengikuti rubrik dr Tan, maka pola makan yang sehat seimbang memang bukan bertujuan utama untuk menurunkan berat badan. Melainkan mengatur semua fungsi tubuh (termasuk metabolisme sel, hormonal, organ, panca indera, dan lain-lain) sedemikian rupa sehingga kembali dalam keselarasan dengan alam.

Apabila dalam prosesnya terjadi penurunan berat badan, itu bisa dianggap sebagai bonus yang menggembirakan (karena memang artinya berat badan awal yang berlebih), namun bagi orang lain yang berat badannya snagat kurang, justru terjadi kenaikan massa otot yang mengakibatkan kenaikan berat badan.

Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan ala dr Tan.

Saat tertentu penurunan berat badan sang ibu terhenti, memang bisa jadi tubuh sedang melakukan penyesuaian-penyesuaian. Betapa bahayanya terjadi penurunan drastis dalam waktu singkat sehingga bukan hanya merusak penampilan (timbul gurat kulit karena penyusutan massa yang mendadak dari keadaan semula) namun juga fungsi organ yang tidak dapat menyesuaikan diri.

Penurunan berat badan kilat yang semata-mata mengejar target akhirnya hanya memuaskan keinginan otak manusia, namun kecerdasan seluler kita kalang kabut. Sel-sel tubuh kita memiliki kecerdasan yang disebut dengan cellular intelligence yang sedemikian rupa sehingga tubuh mampu membuat prioritas apa dahulu yang perlu dibereskan sebelum memulai proses lainnya.

Jadis setelah turun misalnya 4 kg, lalu terjadi kondisi berat badan statis bisa saja karena beberapa sebab:

Pertama. Ibu tersebut membutuhkan pelenturan dan pembentukan massa otot (sehingga ketika berat badan turun lagi tubuh tidak gombyor), maka lakukan latihan angkat beban dengan pengulangan yang tepat dan jumlah sel yang pas.

Wanita biasanya menekankan penampilan lengan atasnya. Mulailah melatih bisep dan trisep, mintalah instruktur kebugaran mengatur jadwal latihan dan pola yang cocok untuk itu.

Lakukan juga latihan peregangan seperti yang dilatih dalam pilates. Wanita pun cenderung bungkuk dengan bertambahnya usia karena otot-otot punggung sepanjang ruas tulang belakang menjadi kendor dan malas.

Dengan gerak tubuh dan latihan kelenturan yang tepat, banyak sekali bonus yang kita peroleh. Dari mencegah keropos tulang sampai postur tubuh indah yang tegak, bentuk tubuh yang menarik.

Kedua. Sebab tersering mengapa berat badan tidak turun lagi, karena karbohidrat belakangan ini bisa jadi bergeser ke buah-buahan. Maka salah besar bila ada orang yang mengandaikan kalau lapar, ganjal dengan sebutir apel atau semangkuk salad buah. Perlu diingat, buah adalah karbohidrat yang kaya fruktosa.

Sekalipun berserat, kadang bisa lepas kendali, sehingga perlu ada tali kendali ke-2 dan ke-3, yaitu asupan protein dan lemak sehat pada saat bersamaan makan buah tersebut.

Itu sebabnya orang Barat yang mengonsumsi produk susu mengombinasikan keju dengan anggur sebagai snack (dan saat ini dengan banyaknya masalah produk susu maka keju banyak diganti dengan fermented soya bean cake atau tempe).

Dan seandainya bila ibu penanya ini benar-benar yakin dengan porsi sarapan, dan makan siang yang cukup banyak, snack sama skali tidak diperlukan. Justru rasa haus sering disalah artikan oleh tubuh sebagai lapar. Begitu pula dengan aktivitas oral lain, seperti seharusnya berbagi rasa dengan sahabat, menumpahkan segala rasa atau menjalin komunikasi verbal yang lebih mulus dengan pasangan hidup maupun anak. Tuhan menciptakan mulut bukan hanya untuk makan.

Tentang masalah kacang-kacangan, cara pengolahan jenis kacang yang tidak bijaksana sering membawa masalah. Dan sudah diketahui sejak lama bahwa aflatoksin adalah racun yang sangat berbahaya yang terkandung dalam jamur yang sangat kecil, sehingga tidak terlihat secara kasat mata yang menempel hanya jenis kacang-kacangan. Termasuk kacang tanah yang sering dibuat cemilan itu. maka dr Tan sangat tidak menganjurkan untuk konsumsi kacang tanah di negara tropis lembab ini.

Cara yang paling praktis adalah dengan menggunakan kemiri, ulek sebagai sambal dengan rawit, garam, sedikit bawang putih ditambah dengan cuka, ditambah dengan cocolan salad. Dan juga kemiri bisa menjadi bahan ulek bumbu isi pepes.

Kacang mete yang dipanggang kering dalam oven (bukan dengan microwave) dapat menjadi bumbu dasar rujak gaya betawi. Wijen pun bisa disangrai (jangan disimpan setelah disangrai)) untuk taburan ayam hainan rebus (Hianan Chicken tapi tetap without rice).

Pilihlah ayam kampung yang gemuk. Utuh-utuh direbus dalam air (jangan dikukus) tanpa tutup panci hingga mendidih selama 10 menit. Kemudian tambah 10 menit lagi direbus setelah ayam dibalik (jadi kedua sisi ayam untuh mendapat pemanasan yang sama). Matikan api, angkat ayam dan tiriskan. Lumuri garam dapaur asli (tanpa pemutih tanpa bumbu segala macam), olesakan dengan 1 sendok makan minyak wijen tanpa dipanasakan.

Potong-potong sesuai ukuran saji, ditata dengan membuang kulitnya. Taburi butiran wijen sangrai yang harum.

Kuah ayam yang masih di panci, bisa dibuat sup bola-bola udang atau bakso ayam cincang buatan sendiri yang membuat anak tidak mampu berhenti untuk makan.

Itu dia sedikit pengalaman susahnya menurunkan lagi berat badan yang sudah pernah turun. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Susahnya Menurunkan Lagi Berat Badan yang Sudah Pernah Turun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel