Konsep Konsumsi vs Investasi

Beberapa hari ini saya sering sekali mendengar mulai sadarnya sebagian orang untuk melakukan investasi. Entah investasi yang benar-benar investasi atau cerita tentang sebagian orang yang harus kehilangan uangnya karena terjerat rayuan manis investasi bodong. Dari sekian cerita tersebut, yang paling menarik adalah cerita tentang penggunaan uang yang dimilikinya atau pun alokasi uang yang didapatkannya. Ada yang menggunakan uang yang dimilikinya dengan mengalokasikan sebagian uangnya untuk alokasi produktif, ada yang berusaha menikmati uang yang dimilikinya dengan membeli barang kesukaannya. Terlepas mengerti atau tidak, “konsep konsumsi vs investasi” menjadi hal penting, khususnya bagi Anda termasuk saya yang ingin menikmati uang tersebut di hari tua.

Inti dari dua konsep tersebut di atas adalah pilihan dalam memanfaatkan uang tersebut. Enak dan nikmat di awal, atau pilihan kedua, menahan nafsu untuk tidak membelanjakan uangnya atas barang yang tidak perlu dan memanfaatkan uang tersebut pada instrumen investasi produktif.

konsep-konsumsi-vs-investasi
Ilustrasi "Konsumsi vs Investasi" (Sumber gambar: istockphoto.com)

Dari sekian diskusi tersebut, investasi menjadi sebuah pilihan yang harus dilakukan. Mengapa harus melakukan investasi? Karena investasi adalah sebuah cara yang sangat efektif untuk mengakumulasikan kekayaan. Namun, meskipun harus melakukan investasi dan tersedia banyak instrument investasi, untuk berinvestasi harus dilakukan secara selektif dan detail agar tidak mengalami kesalahan.

Memahami Pola Konsumsi vs Investasi

Mengacu pada data www.bi.go.id, bahwa inflasi di Indonesia berkisar antara 3% sampai dengan 5% setiap tahunnya. Berbicara tentang kebutuhan dan kewajiban termasuk pemenuhannya, misalnya untuk membiayai pendidikan anak. Kita tahu bahwa biaya pendidikan di Indonesia tidaklah murah dan setiap tahunnya pasti mengalami kenaikan, sehingga tidak mungkin mengejar kenaikan biaya tersebut hanya dengan menabung. Dan cara yang harus dilakukan adalah dengan berinvestasi.

Membicarakan konsep investasi dalam usahanya untuk meningkatkan kekayaan dan penghasilan di masa depan dengan menempatkan uang pada instrument investasi yang diharapkan akan memberikan keuntungan dan peningkatan nilai di masa yang akan datang. Berbicara tentang investasi maka hal ini tidak bisa dilepaskan dengan konsep konsumsi.

Dengan mengambil sedikit catatan dari Bahar Zhang (dalam Grup Facebook - Investasi Saham Indonesia) tentang pola konsumsi dan investasi, diilustrasikan sebagai berikut:

Dua orang ini sama-sama memiliki uang yang sama dan memiliki jabatan yang sama.

  • Amin, memiliki uang atau dana sejumlah Rp 200 juta. Kemudian Amin menggunakan uang Rp 200 juta tersebut untuk membeli rumah dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan juga kredit mobil. Sebagai seorang supervisor, tentunya setiap hari Amin menggunakan mobil, handphone yang bagus, makan di cafĂ©, dan memiliki rumah sendiri, meskipun rumah masih KPR, namun Amin kelihatannya sukses di usia muda dan produktif, namun gaji yang diterima hanya untuk membayar cicilan.
  • Agus juga memiliki uang sebesar Rp 200 juta, Agus menggunakan uangnya untuk membeli motor, bekerja, berinvestasi saham, investasi pada obligasi, dan mendepositokan sisa uangnya, namun masih tinggal dikontrakan, memakai handphone murah, juga rajin bekerja sampingan dan menabung. Agus juga bekerja sebagai seorang supervisor. Makan di warung murah. Dan dana yang diperolehnya selalu diinvestasikan, hidup hemat tapi senang, dan sering diremehkan teman-teman disekitarnya.

Yang terjadi setelah lima tahun berlalu, Amin masih tetap hidup dengan gaya yang sama, Mendapatkan gaji dipotong dengan cicilan sisa sedikit, belanja pakai kartu kredit dan hutang semakin bertambah.

Berbeda ceritanya dengan Agus, 5 tahun kemudian, Agus bisa membeli rumah dengan cash atau tunai seharga Rp. 200 juta dari hasil investasi, hasil kerja kerasnya dan berhemat. Yang menarik, rumahnya kemudian disewakan lagi kepada orang lain sebagai tambahan pendapatan.

Cerita di atas adalah dua buah perbedaan pola hidup, dan juga pola konsumsi yaitu selalu kelihatan up to date, berhasil, namun TIDAK ADA ISI-nya.

Orang yang fokus pada investasi akan selalu hidup sederhana, berhemat dan rajin melakukan investasi, setalah hasilnya keluar, maka dia akan menikmati hasil dari apa yang diinvestasikannya.

Hidup adalah sebuah pilihan, begitu pula dengan pola hidup. Tidak ada yang bisa merubah kita, belajar investasi secara perlahan akan merubah pola konsumsi menjadi investasi. Berinvestasilah sedini mungkin, karena belajar investasi bukan bertujuan untuk mendapatkan profit, tetapi begitu mengerti tentang investasi, maka profit akan datang dengan sendirinya.

Never stop Trying. Never stop Believing”

Pahamilah Sifat Uang, agar Bisa Ber-Investasi

Semua orang pasti mengetahui dan mengerti bahwa uang adalah alat pertukaran. Namun, meskipun hanya dikatakan sebagai alat pertukaran, uang menjadi salah satu alat yang paling dicari, lihatlah begitu banyak orang yang bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang. Tidak hanya itu saja, setiap orang bahkan dengan berbagai caranya berupaya untuk mendapatkan uang, entah itu masih miskin atau pun yang sudah kaya.

Berbicara tetang uang, hal ini tidak lepas dengan rencana investasi yang akan dilakukan nanti. Namun terdapat beberapa hal mengapa harus mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukan pada uang (mengutip catatan dari Gesa Falugon, seorang praktisi keuangan Indonesia), agar investasi bisa menghasilkan.

Hal yang boleh dilakukan pada uang, antara lain:

  • Membuat budget.
  • Mengeluarkan lebih sedikit dari yang didapatkan.
  • Berinvestasi dengan bijak.
  • Menggunakan aplikasi budgeting.
  • Menghargai nilai unag.
  • Menggunakan kartu kredit untuk memudahkan pembayaran.
  • Membayar tagihan tepat waktu.

Sedangkan yang tidak boleh dilakukan pada uang, antara lain:

  • Mengabaikan kondisi keuangan kita.
  • Mengeluarkan lebih banyak dari yang didapatkan.
  • Tidak melakukan investasi.
  • Tidak menggunakan aplikasi budgeting.
  • Tidak menghargai nilai uang.
  • Menggunakan kartu kredit untuk berhutang.
  • Selalu terlambat membayar tagihan.

Selain harus memahami, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak bolehdi lakukan terhadap uang, hindarilah pemborosan uang terbesar yang membuat uang Anda cepat habis, antara lain:

  • Membership Gym yang tidak digunakan.
  • Bayar parkir.
  • Membeli gadget mahal.
  • Investasi pada produk yang nilainya terus mengalami penurunan.
  • Hobi menikmati makanan junk food.
  • Membeli mobil baru.

Semua itu pilihan, memilih tetap menikmati hiduo dengan meneruskan pola konsumsi yang salah atau lebih memilih berinvestasi untuk hidup di hari tua. Itu semua adalah pilihan. Semoga “konsep konsumsi vs investasi” ini bermanfaat untuk Anda yang ingin serius dalam berinvestasi.

Belum ada Komentar untuk "Konsep Konsumsi vs Investasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel