Tips Mengobati Penyakit Jantung Koroner

Kali ini Saya agak tertegun saat membaca sebuah survei lama yang dilakukan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2001. Dalam survei tersebut menyebutkan bahwa penyakit aliran darah - jantung dan pembuluh darah ternyata menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia sekitar 26,4%, hal ini meningkat tajam dari angka 9,9% tahun 1992 dan menjadi 19% pada tahun 1995. Padahal survei itu sekitar tahun 1971 - 1972 penyakit ini masih diurutan kesebelas sebagai pemicu kematian. Untuk itu tidak ada salahnya kali ini kita membahas tips mengobati penyakit jantung koroner.

Tips Mengobati Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (Foto: express.co.uk)

Bahkan yang lebih menyedihkan saat ini adalah semakin banyaknya orang dengan usia muda yang terkena penyakit jantung koroner. Kalau Anda datang ke Poli Eksekutif Rumah Saki Jantung Harapan Kita, setiap harinya didatangi 300 sampai 400 pasien rawat jalan, dan sebagian pasien tersebut adalah mereka yang menderit penjyakit  jantung koroner yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini.

Penyakit Jantung Koroner adalah Gangguan Pada Aliran Pembuluh Darah Arteri

Terdapat banyak referensi yang membahas tentang penyakit jantung koroner ini. Salah satunya catatan kecil tentang penyakit jantung koroner yang ditulis oleh Christantowati yang pernah dimuat dalam Kumpulan Artikel Kesehatan Intisari Edisi 7. Dalam berbagai catatan tersebut disampaikan bahwa penyakit jantung koroner berhulu dari aterosklerosis, yaitu gangguan pada aliran pembuluh darah arteri yang berdampak buruk pada organ-organ yng dialiri pembuluh darah.

Gangguan tersebut bisa berupa pengapuran, stenosis (penyempitan) atau sumbatan total pembuluh nadi, karena plak (plaque/timbunan lemak, kolesterol, sisa sel, kalsium dan zat lainnya) akibat berkurangnya kemampuan tubuh mencerna dan memperbaiki diri.

Baca juga: Jantung Koroner pada Anak Muda.

Proses aterosklerosis bisa berlangsung sejak lahir, secara alami, namun ada pula faktor yang bisa mmpercepat penyumbatan, sehingga aliran darah ke organ menjadi terhambat. Kalau proses tersebut berlangsung secara terus menerus, maka otot jantung akan mati.

Seperti diketahui bahwa jantung memiliki aorta, pembuluh darah terbesar, yang garis tengahnya sekitar 2,5 cm yang memiliki 2 cabang, yaitu pembuluh koroner kanan dan kiri, masing-masing memiliki jaringan pembuluh darah lebih kecil untuk menyalurkan oksigen. Gangguan pada pembuluh koroner ini disebut dengan “Penyakit Jantung Koroner”.

Maka penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana otot jantung kekurangan oksigen, akibat kurangnya pasokan darah pada pembuluh koroner yang disebabkan penyempitan yang bisa berupa pengerasan, penebalan, atau bahkan tertutupnya pembuluh darah jantung.

Penyakit Jantung Koroner Ditandai dengan Adanya Dua Gejala 

Terdapat dua gejala penyakit jantung koroner, yaitu yang muncul secara mendadak dan pelan-pelan. Gejala penyakit jantung koroner mendadak ini bisa terjadi karena plak yang berbentuk lunak, selaputnya tipis dan mudah pecah, yang membuat plaque menyebar kemana-mana (myocardial infarction) atau biasa disebut dengan serangan jantung. Penderita serangan jantung ini sehat, tidak memiliki keluhan, dan tentu saja hal ini lebih berbahaya bila dibanding jenis plak keras, yang menghambat aliran darah secara pelan tapi pasti dan penderitanya merasakan keluhan.

Keluhan masing-masing berbeda, namun secara umum gejalanya sesak di dada atau kejang dengan nyeri seperti diikat atau diremas-remas yang bisa menjalar sampai ke tengkuk dan tangan, hal ini menandakan jantung tidak mendapatkan cukup pasokan darah atau oksigen.

Gejala lain antara lain, rasa panas dalam perut atau mengeluarkan keringat secara berlebihan, mual dan muntah, rasa sakit atau tekanan pada lengan, bahu, leher, rahang atau punggung, keinginan untuk selalu menelan dan sesak pada tenggorokan, berdebar-debar atau jantung berdetak cepat.

Pertolongan Pada Penderita PJK (Penyakit Jantung Koroner)

Dikutip dari catatan yang ditulis oleh Christantiowati, pertolongan yang harus diberikan dari dokter pada penderita PJK bisa berupa obat atau pun tindakan, hal ini dengan melihat kasusnya.

Terdapat pasien yang menderita PJK namun cukup diatasi dengan berbagai jenis obat, ada yang bersifat diuretik (mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh hingga mengurangi beban jantung), memperlebar pembuluh darah, atau mengurangi tekanan darah, kadar garam dan cadangan air. Dan ada pula obat yang berfungsi sebagai beta blockers, memperlambat kecepatan jantung atau mengurangi kerja jantung.

Baca juga: Tips agar Jantung Sehat.

Pertolongan lainnya adalah dengan tindakan. Terdapat beberapa macam tindakan yang bisa dilakukan, tergantung kasusnya. Contohnya adalah tindakan yang hanya bisa dilakukan dengan coronary revascularisation, atau bisa disebut dengan operasi bypass koroner, yaitu pencangkokan bypass pembuluh nadi koroner. Hal ini dilakukan dengan cara satu bagian dari pembuluh darah halus saphenous pasien diambil dari bagian paha atau kaki bagian bawah, yang bertujuan untuk memulihkan aliran darah di sekitar pembuluh nadi (arteri) yang menggumpal. Tujuannya untuk meningkatkan aliran darah ke jantung. Pertambahan aliran darah ke otot jantung ini bisa mengurangi rasa sakit dada dan risiko serangan jantung.

Selain tindakan seperti di atas, terdapat tindakan lainnya yang disebut dengan tindakan tanpa bedah, dan pada tahun 2001 FDA yang merupakan Badan POM -nya Amerika Serikat menyetujui tindakan hal ini yang disebut dengan coronary brachytherapy yang bisa dijalani secara khusus oleh pasien restenosis yang sudah menjalani balloon angioplasty dan juga pemasangan stent.

Coronary brachytherapy ini menempatkan sementara kateter yang berisi pelet radioaktif gamma atau beta selama 3 sampai 20 menit, saat pasien menjalani pembalonan ulang. Untuk mencegah timbulnya jaringan parut, pelet radioakatif dibubuhkan secara hati-hati tepat di bagian terbentuknya plak, namun cara ini dianggap tidak efektif lagi.

Dari sekian pengobatan dan tindakan tersebut, penyempitan pembuluh darah bisa mengincar tempat lain apabila pemicunya tidak diatasi. Berdasarkan informasi dari dr. Arieska, pasien penyakit jantung koroner yang termuda berumur 24 tahun dengan karir cemerlang. Menurutnya bisa saja stress pekerjaan dan gaya hidup yang kurang sehat menjadi pemicunya.

Bahkan saat ini, makin banyak pasien penyakit jantung koroner yang berusia di rentang umur 30 sampai 40 tahun. Oleh karena itu, kalau dahulu general check up kesehatan dilakukan di atas umur 40 tahun, saat ini dianjurkan mulai usia 30-an tahun.

Penyakit jantung koroner ini memang berbeda dengan usus buntu yang sekali dilakukan operasi, penyakitnya sembuh. Penyakit jantung koroner dan penyempitan pembuluh darah adalah gangguan yang terus berproses. Untuk itu, kurangi kelebihan berat badan, kendalikan dengan menu sehat, kurangi pula konsumsi garam untuk mencegah tekanan darah tinggi dan juga berolah raga secara teratur.

Itu dia sedikit informasi tentang “tips mengobati penyakit jantung koroner”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Tips Mengobati Penyakit Jantung Koroner"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel