EKO YULIANTO, PIONEER KOPI BIJI SALAK WONOSOBO

Bisnis dan kopi, seolah menjadi dua bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah rangkaian aktivitas bisnis. Seorang pengusaha dalam menjalankan sebuah roda perusahaan selalu menyempatkan untuk menikmati kopi, baik di saat sibuk maupun dikala istirahat. Begitu juga dengan kopi, minuman ini dibutuhkan oleh semua orang, tidak hanya seorang pengusaha, namun juga pecinta kopi. Berbicara tentang kopi, tentunya saat ini banyak sekali bermunculan merk kopi dari jenis arabica, robusta, liberica, excelsa atau pun kopi dari jenis lokal. Kopi-kopi tersebut sudah membanjiri pasaran, baik pasar internasional maupun pasar lokal. Banyak sekali pemilik gerai kopi yang juga memiliki pabrik pengolahan kopi yang juga menjadi seorang barista handal.

Di antara ramai dan riuhnya bisnis kopi yang melanda selurruh segmen di Indonesia. Terdapat seorang anak muda yang mencoba membuka jenis kopi dari sisi lain. Dengan bahan baku yang bukan berasal dari biji kopi. Sebutlah namanya “Eko Yulianto”, seorang pemuda asli dari Kabupaten Wonosbo ini mencoba membuka bisnis kopi dari sisi lain.

“Breakthrough” – Ide Kecil Bisnis Besar

Siapa yang mengira terobosan seorang Eko Yulianto bisa membuat biji salak yang biasanya tidak terpakai, yang biasanya dibuang ditempat sampah bisa menjadi sebuah minuman kopi nikmat yang digemari.

EKO YULIANTO, PIONEER KOPI BIJI SALAK WONOSOBO
Eko Yulianto dengan Kopi Biji Salak yang diproduksinya
Sebuah histori dan perjalanan selama menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Wonosobo yang mengantarkan Eko untuk melakukan berbagai percobaan dengan bahan baku salak. Salah satu alasan mengapa menggunakan salak sebagai salah satu eksperimennya adalah 80 persen hasil komoditi para petani di Wonosobo adalah buah salak, dan pada saat panen jumlahnya sangat banyak dan melimpah.

Baca Juga: Kopi Kampoeng Bromo Probolinggo.

Sebuah ide sukses pasti dimulai dari hal kecil, hal ini dapat terlihat dari perjalanan hidup Eko Yulianto, mulai dari kecil sampai bisa memulai usaha kopi biji salak ini. Saat masih kuliah, Eko sudah memulai bisnis kecil-kecilan, dengan membuat usaha manisan salak dengan modal tidak terlalu besar. Usaha manisan salak tidak berbuah manis, dikarenakan Eko harus fokus pada kuliah dan harus segera lulus. Pada sekitar tahun 2010, setelah lulus kuliah Eko bekerja di salah satu bank BUMN di Wonosobo dan hanya bertahan sampai dengan 3 tahun. Keputusan resign diambil Eko, dikarenakan tidak memiliki waktu yang cukup untuk keluarga dikarenakan waktunya tersedot banyak untuk urusan kantor. Baru sekitar tahun 2013, setelah resign, Eko kembali fokus untuk mengolah hasil olahan salak.

Inovasi menjadi kunci sukses bisnis Kopi Biji Salak

Dalam proses mengolah salak, pastinya diperlukan sebuah ide yang berbeda dibanding ide bisnis lainnya. Maka diperlukan sebuah “inovasi” untuk melakukan perubahan dalam bisnis salak ini. Inovasi ini muncul dikarenakan kondisi para petani salak yang selalu dalam kondisi tidak bagus dan tidak mendapatkan keuntungan sebagai seorang produsen salak. Misalnya harga 1 kg salak hanya dihargai sebesar Rp. 1.800,-, ditambah lagi dengan buah salak yang hanya bisa bertahan sekitar 1 minggu saja, apalagi biji salak sebagai bahan residu dibuang begitu saja tanpa ada proses lanjutan.

Ide brilian Eko muncul saat melihat biji salak, untuk memanfaatkan biji salak agar tidak menjadi sampah. Dalam kurun waktu satu tahun, Eko bereksperiman agar biji salak tersebut bisa dikonsumsi. Banyak uji coba yang dilakukan, ditambah dengan mempelajari literatur  baik dari buku dan internet, dimana diketahui bahwa biji salak sangat bermanfaat untuk kesehatan, antara lain dapat mengobati hipertensi, kolesterol dan diabetes.

Kesabaran dan Kelutean dalam Proses Kunci Sukses Bisnis Eko

Ulet, tekun dan sabar, akhirnya menjadi kunci sukses Eko untuk masuk di bisnis kopi biji salak ini. Setelah lama berjibaku dengan berbagi eksperimen, akhirnya Eko menemukan sebuah formula khusus yang dapat menjadikan sebuah ide bahwa biji salak dapat digunakan sebagai minuman. Jatuh bangun dari proses bisnis menjadi hal yang biasa terjadi yang dialami seorang pengusaha.

Dengan keyakianan dan hasil eksperimennya, biji salak tersebut dapat dibuat menjadi sebuah bubuk minuman dengan memiliki aroma kopi. Dengan modal Rp. 500 ribu pada tahun 2015 yang diperoleh dengan meminjam dari ibunya. Biji salak menjadi sebuah ide awal diproduksinya kopi biji salak dengan nama “Kopi Biji Salak Kiebae”.

Kesabaran dan Kelutean dalam Proses Kunci Sukses Bisnis Eko
Kopi Biji Salak Kiebae (Sumber Gambar: jejakpiknik)
Kunci rahasia kenikmatan kopi biji salak terletak pada proses sangrai yang dilakukan hampir serupa dengan kopi kebanyakan. Setelah biji salak dilakukan penjemuran, kemudian biji salak tersebut disangrai, baru kemudian ditumbuk. Setelah ditumbuk sampai halus, biji salak dalam bentuk bubuk tersebut diseduh dengan air panas, dan aroma kopi biji salak akan menbuat anda ingin segera menikmati kopi ini. Untuk menimbulkan aroma yang kuat, pengolahan kopi biji salak menggunakan kayu bakar, dan hasilnya sangat berbeda bila disangrai dengan kompor gas.

Terdapat 2 varian kopi biji salak, yaitu original dan cappucino. Saat ini produk kopi biji salak sudah menembus pasar di Pulau Jawa dan Bali. Dan yang menarik, “Kopi Biji Salak Kiebae”, sudah menjadi oleh-oleh khas Wonosobo.

Tips Sukses Eko Yulianto:
  • Janganlah mudah menyerah meskipun sering mengalami kegagalan dan mendapat cibiran atau pun cemoohan.
  • Beranilah berpikir dan melakukan tindakan out of the box.
  • Jadikanlah omongan dan cibiran orang sebagai motivasi diri untuk bangkit menuju sukses.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel