Sejarah Singkat “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”

Tertarik dengan dunia seni atau tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang seni? “Institut Seni Indonesia Yogyakarta” jawabannya. Terdapat banyak alasan mengapa memilih perguruan tinggi ini sebagai tujuan tempat kuliah, seperti Anda hanya fokus untuk mempelajari ilmu murni tentang seni, sesuai dengan bakat dan passion yang Anda miliki,  dan masih banyak alasan lainnya mengapa harus memilih perguruan tinggi ini. Selain alasan untuk melanjutkan pendidikan ke kampus ini, maka mengetahui sejarah singkat “Institut Seni Indonesia Yogyakarta” bisa menjadi tambahan informasi untuk Anda tentang perguruan tinggi negeri ini.

Informasi tentang “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”

  • Singkatan/sebutan: ISI Yogyakarta.
  • Status: Negeri.
  • Alamat: Jl. Parangtritis Km 6,5, Kotak Pos 1210, Yogyakarta, 55001 dan Jalan Suryadiningrat No. 8, Yogyakarta 55143.
  • Telepon: 0274 - 379133, 373659, 371233.
  • Website: https://www.isi.ac.id

Sejarah “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”

  • Didirikan: 23 Juli 1984 (ISI) dan tanggal 27 Maret 2000 (Pascasarjana).
  • Pengelola: Universitas/ Perguruan Tinggi.

Sejarah Singkat “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”
Institut Seni Indonesia Yogyakarta (Foto: academicindonesia.com) 

ISI adalah penggabungan beberapa institut seni. Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ASRI Yogyakarta adalah komponennya yang paling tua yang dirintis sejak awal tahun 1950, dan menjadi akademik sejak tahun 1968.

Komponen berikutnya adalah Akademi Musik Indonesia (AMI) yang didirikan pada tahun 1961 dan berkembang dari Sekolah Musik Indonesia (SMIND), yang lahir pada tahun 1952.

Kemudian, Akademi Seni Tari (ASTI) yang lahir pada tahu n 1963, yang merupakan kelanjutan dari Konservatori Tari Indonesia (Konri) yang berdiri pada tahun 1961. Rektor pertama, yaitu Prof. Drs. But Muchtar, bertugas selama dua periode berturut-turut sampai tahun 1992.

Baca juga: Sejarah Singkat “Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga”.

Digagas sejak awal tahun 1973 oleh para pimpinan STSRI, ASRI, AMI, ASTI, baru 10 tahun kemudian ISI bisa terwujud. Didalamnya tergabung tiga fakultas, yaitu Fakuktas Kesenian (gabungan antara unsur-unsur dari ASTI dan AMi; Fakuktas Seni Rupa dan Desain (yang merupakan bentukan dari STSRI ASRI); dan Fakuktas Non Gelar Kesenian.

Pada tanggal 26 Juli 1991 Fakuktas Non Gelar ini kemudian ditutup dan diintegrasikan menjadi program studi D3. Pada tanggal 23 Juli 1993, nama dua fakuktas dari ISI berubah: Fakultas Seni Kesenia menjadi Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) dan Fakuktas Seni Rupa dan Desain menjadi Fakultas Seni Rupa (FSR) .

Pada tahun akademik 1994/1995 bertambah lagi satu fakultas, yaitu Fakultas Seni Media Rekam (FSMR)

Pada tahun 2000, ISI Yogyakarta mendirikan program pendidikan Pascasarjana yang dimuai dengan Studi S2 Penciptaan Seni. Satu tahun kemudian, yaitu tahun 2001, lembaga pendidikan seni ini mendirikan program pendidikan diploma, yaitu D3 Kriya Cenderamata Logam, D3 Kriya Cenderamata Keramik, D3 Kriya Cenderamata Testil, dan D3 Kriya Cenderamata Kulit.

Program Pascasarjana ISI Yogyakarta mulai disiapkan dengan membentuk Tim Task-Force pada tahun 1999. Pada tanggal 27 Maret 2000 dengan SK Dirjendikti Depdiknas Nomor 72/DIKTI/KEP/2000 dikukuhkan Program Studi Penciptaan Seni (Jenjang Magiter /S2). Dua tahun kemudian dibuka program studi Pengkajian Seni. Namun pada tahun 2004 digabung menjadi program studi Penciptaan dan Pengkajian Seni dengan dua minat, yaitu Minat Studi Penciptaan Seni, dan Minat Studi Pengkajian Seni.

Itu dia, sejarah singkat “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”. Semoga bermanfaat dan bisa memberikan informasi untuk Anda yang tertarik untuk melanjutkan studi di “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”.

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Singkat “Institut Seni Indonesia Yogyakarta”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel