Masjid Raya Al-Mashun, Wisata Indonesia Mahakarya Arsitektur Unik, Saksi Sejarah Kesultanan Deli di Medan
Masjid Raya Al-Mashun, Wisata Indonesia Mahakarya Arsitektur Unik, Saksi Sejarah Kesultanan Deli di Medan atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Raya Medan, adalah permata sejarah dan arsitektur yang berdiri megah di jantung Kota Medan, Sumatera Utara.
![]() |
| Masjid Raya Al-Mashun (Gambar: suarausu.or.id) |
Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid ini adalah monumen hidup yang merekam jejak kebesaran Kesultanan Deli pada masa lampau, menjadikannya destinasi wisata religi dan budaya yang tak boleh terlewatkan.
Mengapa Masjid Raya Al-Mashun Wajib Dikunjungi di Sumatera Utara?
Mengapa Anda harus meluangkan waktu untuk menikmati keindahan di Masjid Raya Al-Mashun?
- Saksi Bisu Kejayaan Kesultanan Deli: Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam, masjid ini adalah bagian integral dari kompleks Istana Maimun. Kunjungannya membawa Anda napak tilas ke masa keemasan kerajaan Melayu di Sumatera Utara.
- Keunikan Arsitektur Global: Masjid ini menyajikan perpaduan gaya arsitektur yang sangat langka, menggabungkan sentuhan Timur Tengah (Moorish), Eropa (Belanda), dan India (Mogul). Sebuah harmoni visual yang memukau dan kaya makna.
- Ikon Kota Medan: Bersama Istana Maimun, Masjid Raya Al-Mashun telah menjadi landmark utama dan simbol identitas Kota Medan, mudah dijangkau, dan selalu ramai dikunjungi.
Kunjungan ke Masjid Raya Al-Mashun bukan hanya perjalanan spiritual, melainkan juga sebuah perjalanan edukatif untuk mengagumi warisan budaya dan sejarah yang luar biasa.
Sejarah Singkat Masjid Raya Al-Mashun: Peninggalan Abadi Kesultanan Deli
Pembangunan Masjid Raya Al-Mashun dimulai pada tahun 1906 di bawah prakarsa Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam, Sultan Deli ke-9. Sultan berkeinginan untuk mendirikan sebuah rumah ibadah yang lebih megah daripada istananya sendiri, Istana Maimun, sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Proses Pembangunan dan Arsiteknya
Awalnya, proyek ambisius ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Theodoor van Erp, yang juga merancang Istana Maimun. Namun, Van Erp kemudian ditugaskan untuk merestorasi Candi Borobudur di Jawa Tengah, sehingga penyelesaian pembangunan masjid dilanjutkan oleh arsitek lain, J.A. Tingdeman.
Baca juga: Taman Alam Lumbini, dengan Pesona Pagoda Emas Megah di Kaki Gunung Sibayak, Sumatera Utara.
Masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan pada tahun 1909, memakan biaya sekitar 1 juta Gulden pada saat itu, sebuah angka yang fantastis. Dana pembangunan sebagian besar ditanggung oleh Kesultanan Deli, bahkan kabarnya mendapat sumbangan dari saudagar Tionghoa kaya raya di Medan, Tjong A Fie, menunjukkan toleransi dan keharmonisan sosial yang sudah terjalin sejak lama.
Nama Al-Mashun sendiri berarti "yang terpelihara," dan benar saja, hingga kini bangunan masjid tetap terawat dengan baik, berfungsi aktif sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan di kota Medan.
Keunikan Arsitektur Masjid Raya Al-Mashun Medan
Keunikan utama yang membuat Masjid Raya Al-Mashun begitu istimewa terletak pada arsitekturnya yang mencerminkan akulturasi budaya global yang kaya.
Perpaduan Tiga Gaya Utama (Moorish, Eropa, India)
Masjid ini secara umum mengadopsi gaya Moorish (Timur Tengah) dengan bentuk denah segi delapan yang unik, berbeda dari kebanyakan masjid di Indonesia yang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Bentuk segi delapan ini melambangkan delapan sifat agung dalam Islam.
Elemen Arsitektur Timur Tengah (Moorish)
Gaya Timur Tengah sangat kental terlihat pada bentuk kubah utamanya yang bertumpuk dengan pola geometris yang khas. Bentuk kubah yang patah-patah persegi delapan mencerminkan arsitektur Turki.
Elemen Arsitektur Eropa (Belanda/Spanyol)
Sentuhan Eropa terlihat jelas pada material dan detail dekoratif. Sebagian besar material didatangkan dari luar negeri, termasuk:
- Marmer dari Italia, Jerman, dan Tiongkok.
- Kaca Patri dari Prancis.
- Lampu Gantung bergaya klasik dari Belanda.
- Jendela-jendela bergaya klasik Eropa.
Elemen Arsitektur India (Mogul)
Gaya India, khususnya dari Dinasti Mogul, terlihat pada desain kubah kecil di bagian gerbang dan menara. Ornamen berupa motif flora (tumbuhan dan bunga-bunga) yang menghiasi dinding dan tiang juga merupakan ciri khas arsitektur India.
Interior dan Detail Menawan
Di dalam ruang utama masjid, Anda akan disambut oleh tujuh pilar marmer kokoh yang berdiri megah. Ornamen interior yang didominasi lukisan cat minyak bermotif bunga dan kaligrafi menghiasi permukaan dinding dan plafon, menciptakan suasana yang teduh dan artistik. Mimbar masjid juga dirancang dengan detail ukiran yang halus dan rumit. Keberadaan pilar dan lengkungan yang terinspirasi gaya Romawi kuno semakin menambah kemegahan interiornya.
Daya Tarik Wisata dan Kegiatan di Masjid Raya Al-Mashun
Sebagai destinasi wisata religi, Masjid Raya Al-Mashun menawarkan lebih dari sekadar keindahan bangunan.
Pusat Edukasi Sejarah dan Budaya
Masjid ini berfungsi sebagai laboratorium sejarah yang terbuka. Pengunjung, baik Muslim maupun non-Muslim, dipersilakan untuk mengagumi arsitektur dan mempelajari sejarah Kesultanan Deli. Ini adalah tempat ideal untuk memahami perkembangan Islam di Sumatera Utara dan toleransi yang telah mengakar di kawasan ini.
Fotografi Arsitektur yang Memukau
Bagi penggemar fotografi, arsitektur masjid yang unik adalah subjek yang tak ada habisnya. Bentuk segi delapan, perpaduan kubah, menara yang menjulang, dan detail ornamennya memberikan latar belakang yang luar biasa untuk mengabadikan momen. Anda dapat berfoto di pelataran masjid yang luas atau mengabadikan kemegahan interiornya (tentu saja dengan tetap menjaga ketenangan dan adab).
Lokasi Strategis di Pusat Kota
Letak Masjid Raya Al-Mashun yang berdekatan dengan Istana Maimun memungkinkan wisatawan untuk menikmati dua ikon bersejarah Kota Medan dalam satu kali perjalanan. Jaraknya hanya sekitar 200–500 meter, yang mudah ditempuh dengan berjalan kaki. Di sekitarnya juga terdapat Taman Sri Deli, menambah opsi tempat bersantai di jantung kota.
Informasi Praktis: Lokasi, Rute, dan Harga Tiket Masuk Masjid Raya Al-Mashun Terbaru
Untuk merencanakan kunjungan Anda, berikut adalah informasi praktis yang wajib Anda ketahui:
Lokasi dan Alamat Lengkap
Masjid Raya Al-Mashun terletak di lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau:
- Alamat: Jl. Sisingamangaraja No. 61, Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota (atau sering juga disebut di Jl. Masjid Raya), Kota Medan, Sumatera Utara.
- Koordinat: Dekat dengan pusat Kota Medan dan Istana Maimun.
Rute Menuju Lokasi
Karena berada di pusat kota, akses menuju Masjid Raya Al-Mashun sangat mudah:
- Dari Bandara Kualanamu (KNO): Anda bisa menggunakan Kereta Api Bandara (Railink) menuju Stasiun Medan. Dari Stasiun Medan, lanjutkan dengan taksi, becak motor (bentor), atau transportasi online (sekitar 15-20 menit perjalanan, tergantung lalu lintas).
- Dari Pusat Kota/Stasiun Kereta Api: Gunakan becak motor (bentor), taksi, atau transportasi online dengan tujuan langsung ke "Masjid Raya Al-Mashun".
- Menggunakan Angkutan Kota (Angkot): Cari angkot dengan rute yang melewati Jl. Sisingamangaraja, dan turun di depan lokasi masjid.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Masjid Raya Al-Mashun
Informasi penting yang sering dicari oleh wisatawan adalah mengenai biaya masuk.
- Harga Tiket Masuk: GRATIS (Tidak ada tiket masuk resmi yang dikenakan).
- Donasi/Infaq: Pengunjung biasanya dapat memberikan donasi secara sukarela ke dalam kotak infaq yang tersedia untuk membantu pemeliharaan masjid.
- Jam Buka: Masjid ini berfungsi sebagai tempat ibadah aktif dan umumnya terbuka 24 jam bagi jamaah. Namun, bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan arsitekturnya, waktu terbaik adalah di luar jam shalat wajib, biasanya dari pagi hingga sore hari (misalnya pukul 08.00 hingga 18.00 WIB) untuk menghindari keramaian.
Etika Berkunjung ke Masjid Raya Al-Mashun
Meskipun terbuka untuk umum, penting untuk selalu menjaga etika karena Masjid Raya Al-Mashun adalah tempat ibadah:
- Berpakaian Sopan: Kenakan pakaian yang menutup aurat. Bagi pengunjung perempuan, disarankan mengenakan kerudung atau penutup kepala saat memasuki area utama masjid.
- Jaga Kebersihan dan Ketertiban: Dilarang makan, minum, atau membuat kegaduhan di dalam area masjid.
- Hormati Waktu Ibadah: Khususnya saat waktu shalat wajib, hindari mengambil foto atau berkeliling di area shalat utama untuk menghormati jamaah yang sedang beribadah.
Masjid Raya Al-Mashun, Wisata Indonesia Mahakarya Arsitektur Unik, Saksi Sejarah Kesultanan Deli di Medan adalah perpaduan sempurna antara spiritualitas, sejarah, dan seni arsitektur. Kunjungilah untuk merasakan kedamaian dan mengagumi salah satu ikon budaya terpenting di Sumatera Utara.

Belum ada Komentar untuk "Masjid Raya Al-Mashun, Wisata Indonesia Mahakarya Arsitektur Unik, Saksi Sejarah Kesultanan Deli di Medan"
Posting Komentar