Kemiren, dari Desa Agraris menjadi Desa Wisata Adat Terbaik yang Diakui Dunia
|  | 
| Desa Wisata Adat Osing Kemiren. (Gambar: Instagram.com/desa_kemiren) | 
Pagi di Desa Adat Osing Kemiren adalah sebuah keindahan dan ketenangan yang memesona, jauh dari hiruk pikuk kota. Suasananya begitu syahdu dan damai, seolah waktu bergerak lebih lambat di sini. Begitu mata terbuka, akan disambut oleh udara pegunungan yang segar dan bersih, membawa aroma tanah basah dan dedaunan. Tentu saja ini adalah momen sempurna untuk menarik napas dalam-dalam, merasakan ketenangan yang mengisi paru-paru.
Keheningan pagi kemudian dipecah oleh harmoni suara alam yang menenangkan dengan kokok ayam yang saling bersahutan, kicauan burung lokal, dan gemerisik lembut daun bambu. Suara-suara ini menciptakan simfoni damai yang membuai jiwa.
Dalam suasana pagi, terlihat warga desa yang ramah memulai hari dengan senyum. Ada yang menyapu halaman, menata dagangan di pasar pagi, atau sekadar berbincang ringan dengan tetangga di depan rumah adat.
Suasana guyub dan kebersamaan ini sangat terasa. Sinar matahari pagi perlahan menyentuh arsitektur rumah adat Osing yang unik dan kokoh. Duduk santai di teras (atau biasa disebut dengan srambi) sambil menikmati secangkir kopi adalah cara sempurna untuk relaksasi total.
Kemiren, Pusat Budaya Osing dan Asal Usul Sejarahnya
Apa yang menarik dari sebuah daerah yang disebut dengan Kemiren ini? Sebelum secara resmi ditetapkan sebagai desa wisata adat, Kemiren pada dasarnya adalah desa agraris pedesaan yang dihuni oleh masyarakat asli Banyuwangi, yaitu Suku Osing.
Dengan cap identitas sebagai Suku Osing, maka bisa dikatakan desa ini memiliki akar budaya yang kuat. Sejak awal, Kemiren dikenal sebagai tempat berkumpulnya Suku Osing yang sangat kental dengan adat istiadat dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Inilah cikal bakal kekuatan utama Kemiren.
|  | 
| Ragam Budaya Osing (Gambar: Dok. Astra) | 
Desa Kemiren ini berlokasi di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Luas wilayahnya mencapai 177.052 Ha dengan total penduduk kurang lebih mencapai 3.000 jiwa.
Sejarah Singkat dan Kekuatan Budaya Osing
Menurut sejarah lisan dan catatan yang berkembang di masyarakat, Desa Kemiren berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri dari kerajaan Majapahit yang mulai runtuh sekitar tahun 1478 Masehi. Kelompok masyarakat ini, yang menolak takluk dan memilih mempertahankan tradisi leluhur, kemudian membangun Kerajaan Blambangan di ujung timur Pulau Jawa (Banyuwangi) yang bercorak Hindu-Buddha.
Sebutan "Osing" sendiri konon berasal dari kata “sing” dalam bahasa Osing yang berarti “tidak”, menandakan penolakan mereka untuk kembali ke Majapahit atau tunduk pada kerajaan lain. (Sumber: Buku-buku Sejarah Lokal, Portal Pariwisata Banyuwangi, dan Penelitian Akademik mengenai Suku Osing).
|  | 
| Keaslian Rumah Adat Osing Kemiren (Gambar: Instagram/tatonge) | 
Kekuatan utama Desa Kemiren terletak pada empat pilar otentik yang masih dijaga hingga kini:
- Keaslian Rumah Adat: Masyarakatnya masih mempertahankan bentuk-bentuk rumah tradisional Osing, seperti rumah Tikel Balung (beratap empat) yang melambangkan kemantapan penghuninya, atau Crocogan (beratap dua), yang memiliki nilai filosofi mendalam.
- Adanya Tradisi yang masih Hidup: Berbagai kesenian dan tradisi Osing sudah ada dan dipelihara, seperti kesenian Barong Tuek (Barong Tua), tarian legendaris seperti Gandrung, serta tradisi seperti Mepe Kasur, Barong Ider Bumi, atau Mocoan Lontar Yusuf.
- Kondisi Geografisnya: Desa ini merupakan hamparan sawah dan hutan, berada di lereng Gunung Ijen, sehingga memiliki suasana alam yang asri. Nama Kemiren sendiri berasal dari banyaknya pohon Kemiri dan Duren (Durian) yang dahulu tumbuh lebat di wilayah ini.
- Belum Terkelola Optimal: Meskipun kaya budaya, potensi ini belum terkelola secara optimal dan terintegrasi sebagai paket wisata yang terstruktur dan masif sebelum adanya penetapan resmi dan dukungan terstruktur dari berbagai pihak.
|  | 
| Tari Gandrung Tari Khas Suku Osing (Gambar: ibisnis.com) | 
Pada awal perkembangannya, Desa Kemiren menghadapi beberapa tantangan klasik desa wisata, seperti: Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan pariwisata; Kurangnya koordinasi antar pihak terkait; dan Tingkat partisipasi masyarakat yang belum merata dalam pengembangan desa wisata.
Perkembangan Kemiren Hingga menjadi Desa Adat Wisata
Perkembangan Kemiren menjadi Desa Adat Wisata adalah hasil dari kombinasi inisiatif lokal dan dukungan eksternal yang berkelanjutan.
|  | 
| Barong Kemiren (Gambar: Instagram.com/desakemiren_official) | 
Proses ini telah melalui beberapa fase penting, antara lain:
1. Pengakuan Awal sebagai Cagar Budaya
- Penetapan Resmi: Pada masa kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman, Kemiren ditetapkan sebagai kawasan wisata desa adat Osing. Penetapan ini diperkuat melalui Surat Keputusan Bupati No. 401 Tahun 1996, yang secara resmi menjadikan Kemiren sebagai cagar budaya untuk melestarikan ke-Osingan. (Sumber: SK Bupati No. 401 Tahun 1996 dan Penelitian Akademik tentang Kemiren).
- Pembangunan Infrastruktur Awal: Didirikan Anjungan Wisata Osing (WO) yang berfungsi sebagai miniatur kebudayaan Suku Osing, menjadi titik awal kunjungan wisatawan.
2. Fokus pada Budaya dan Kearifan Lokal
Sejak tahun 90-an, Kemiren sudah menjadi lokasi tujuan banyak peneliti dan akademisi karena keunikan budayanya, yang turut memicu kesadaran lokal akan potensi desa.
|  | 
| Kegiatan membatik di Kampung Berseri Astra Kemiren. (Gambar: Astra.) | 
Daya tarik wisata difokuskan pada kebudayaan Suku Osing (Tari Gandrung, Rumah Adat, Pakaian Adat, tradisi). Dibentuknya komunitas masyarakat seperti Karang Taruna dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) menjadi motor penggerak awal.
|  | 
| Tradisi gedhongan Suku Osing (Gambar: detik.com) | 
- Banyuwangi Festival (B-Fest): Sejak 2012, budaya Kemiren dipromosikan secara masif melalui program tahunan ini, seperti acara Ngopi Sepuluh Ewu dan tradisi adat lainnya yang menarik kunjungan wisatawan.
- Regulasi dan Tata Kelola: Penerbitan Peraturan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Desa Wisata dan SK Kepala Desa pada tahun 2020 semakin menguatkan status dan tata kelola Kemiren sebagai destinasi wisata yang terstruktur.
Dukungan Astra dalam KBA (Kampung Berseri Astra) Kemiren
Perjalanan Kemiren menuju pengakuan global semakin kuat dengan masuknya dukungan dari dunia usaha, salah satunya melalui program Kampung Berseri Astra (KBA) Kemiren. Sejak tahun 2024, Astra telah memberikan pendampingan berkelanjutan yang berfokus pada empat pilar utama, yang bertujuan menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang holistik, sebagai berikut:
Di bidang kewirausahaan, KBA Kemiren berhasil mencapai peningkatan signifikan dengan pengembangan 50 pemilik homestay, penyediaan 92 kamar akomodasi otentik (rumah adat Osing), dan pemberdayaan 40 pelaku pasar lokal dan 40 anggota Pokdarwis. Program ini turut mendorong perkembangan produk khas seperti Kopi Osing dan Batik Osing, sekaligus menarik kedatangan lebih dari 3.000 wisatawan lokal dan mancanegara per tahunnya.
Peningkatan Kesejahteraan Warga
Meskipun data kuantitatif spesifik mengenai pendapatan sebelum dan sesudah dukungan Astra perlu ditelusuri lebih lanjut, secara kualitatif, dukungan KBA Kemiren telah membawa perubahan signifikan pada pendapatan masyarakat:
- Sebelum Dukungan Terstruktur: Mayoritas pendapatan masyarakat berasal dari sektor agraris (pertanian dan perkebunan). Pendapatan dari pariwisata hanya bersifat musiman dan belum merata. Tantangan SDM dan koordinasi membatasi kemampuan masyarakat untuk menghasilkan pendapatan berkelanjutan dari sektor wisata.
- Setelah Dukungan Astra: Masyarakat memperoleh sumber pendapatan tambahan yang stabil dari sektor pariwisata. Peningkatan jumlah homestay (mencapai 50 unit) secara langsung memberikan penghasilan signifikan bagi pemilik rumah tangga. Pelatihan kewirausahaan memunculkan sentra UMKM baru yang menjual produk khas Osing (kopi, batik, kuliner), sehingga terjadi diversifikasi mata pencaharian dari yang semula hanya agraris, kini juga merambah ke sektor jasa dan ekonomi kreatif. Pemberdayaan Pokdarwis juga menghasilkan guide lokal profesional yang menjadi sumber penghasilan bagi anak muda desa.
Pengakuan Global: Desa Wisata Adat Terbaik Dunia 2025
Puncak dari kerja keras kolektif masyarakat Kemiren, didukung oleh program KBA Astra, adalah pengakuan di kancah global. Desa Wisata Adat Osing Kemiren terpilih sebagai penerima Upgrade Programme of Best Tourism Villages by UN Tourism 2025.
Penghargaan bergengsi ini diumumkan dalam acara UN Tourism Best Tourism Villages Ceremony and Third Annual Meeting of the BTV Network pada 17-18 Oktober 2025 di Anji, Huzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Kemiren berhasil bersaing dengan 270 desa wisata dari 65 negara di seluruh dunia. Penghargaan ini diterima langsung oleh Muhammad Nanda Al Hakim Akbar, Penggerak Kampung Berseri Astra Kemiren.
Manfaat Upgrade Programme
Terpilih sebagai penerima Upgrade Programme berarti Kemiren akan mendapatkan pendampingan khusus dari tim ahli UN Tourism. Pendampingan ini akan memperkuat berbagai aspek pengelolaan, termasuk:
- Tata kelola destinasi yang lebih profesional.
- Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang lebih mendalam.
- Digitalisasi promosi untuk menjangkau pasar global.
- Strategi keberlanjutan lingkungan dan sosial yang terukur (Sustainable Tourism).
Pencapaian ini tentu saja menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara masyarakat (Pokdarwis dan pegiat budaya), pemerintah daerah (Pemkab Banyuwangi), dan dunia usaha (Astra melalui KBA) dapat menciptakan dampak berkelanjutan bagi perekonomian lokal dan pelestarian budaya. Hal ini selaras dengan komitmen Astra untuk mendampingi desa-desa binaan agar mampu berkembang secara mandiri, inovatif, dan berdaya saing global, sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Kiprah Penggerak dan Semangat "Satukan Gerak, Terus Berdampak"
Peran individu dalam menggerakkan sebuah komunitas sangatlah krusial. Muhammad Nanda Al Hakim Akbar, sebagai Penggerak Kampung Berseri Astra (KBA) Kemiren dan Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Kemiren, menjadi motor perubahan yang signifikan.
|  | 
| Penganugerahan penghargaan Upgrade Programme of Best Tourism Villages by UN Tourism 2025 (Gambar: Astra.) | 
Fokus Peran Nanda Al Hakim Akbar
Nanda Al Hakim Akbar berperan sentral dalam mengelola aspek kepariwisataan dan pelestarian budaya:
- Penerima Penghargaan Internasional: Ia menjadi perwakilan desa yang menerima penghargaan internasional dari UN Tourism, menunjukkan perannya dalam membawa Kemiren ke kancah global.
- Pengelolaan Potensi Desa: Sebagai anggota Pokdarwis, ia aktif dalam mengelola dan mempromosikan potensi Kemiren, termasuk saat desa ini masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
- Mengunggulkan Budaya Osing: Secara aktif mempromosikan kekayaan budaya Suku Osing yang masih melestarikan adat istiadat, bahasa, kesenian, hingga permainan tradisional, menjadikannya daya tarik utama desa wisata.
- Penyelenggaraan Atraksi Budaya: Berperan dalam mempersiapkan dan mengenalkan berbagai atraksi budaya turun temurun (seperti pertunjukan barong, tradisi Mepe Kasur, dan Tumpeng Sewu) kepada tim penilai dan wisatawan.
Kolaborasi Anak Muda dan SATU Indonesia Awards
Astra juga mendorong para anak muda yang terlibat dalam program SATU Indonesia Awards (SIA) untuk berkolaborasi dengan program unggulan Kampung Berseri Astra Kemiren. Kolaborasi ini bertujuan untuk mewujudkan semangat "Satukan Gerak, Terus Berdampak" dengan fokus utama:
- Memberikan Dampak Positif Lebih Besar: Dengan menyatukan ide-ide inovatif dari penerima SIA dan keberlanjutan program KBA, diharapkan tercipta sinergi aksi yang dampaknya meluas.
- Kontribusi Berkelanjutan: Para anak muda inspiratif ini diharapkan dapat mentransfer keahlian dan semangat mereka, sehingga usaha-usaha pembangunan di daerah, khususnya di Kemiren, menjadi lebih mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.
Dampak dan Cerita Inspiratif KBA Kemiren: Model Sustainable Tourism
Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi, sebagai salah satu Kampung Berseri Astra (KBA) binaan, telah menjadi contoh nyata keberhasilan kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada empat pilar utama:
1. Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Ekonomi Desa
- Peningkatan Kapasitas SDM: Pendampingan Astra melalui KBA memberikan pelatihan untuk peningkatan keterampilan masyarakat, khususnya dalam mengelola pariwisata berbasis komunitas yang ramah dan profesional.
- Pengembangan Homestay: Desa Kemiren berhasil mengembangkan 50 homestay yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat, sesuai dengan standar pariwisata yang otentik, menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan bagi pemilik rumah tangga.
- Ekonomi Kreatif: Mendorong pengembangan produk ekonomi kreatif berbasis budaya Osing, seperti kerajinan dan membatik khas Osing, yang menjadi daya tarik wisata dan sumber mata pencaharian baru.
2. Pelestarian Budaya dan Tradisi
Pengembangan desa wisata Kemiren berpegang teguh pada pelestarian adat dan tradisi Suku Osing, seperti upacara adat dan kesenian tradisional. Wisata budaya autentik yang dihadirkan tidak hanya bersifat hiburan, namun juga edukasi, memastikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal terus diwariskan kepada generasi muda.
3. Keberlanjutan (Sustainable Development) dan ESG
- Lingkungan: Astra turut mendorong penerapan prinsip ekonomi sirkular, seperti pelatihan pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik dan pembangunan unit biogas rumah tangga, mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon.
- Pengakuan Global: Penerimaan penghargaan Upgrade Programme of Best Tourism Villages by UN Tourism 2025 membuktikan bahwa program pemberdayaan yang konsisten dapat menciptakan dampak positif yang diakui dunia dan selaras dengan komitmen terhadap aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
Kemiren telah menjadi model desa yang berhasil menyeimbangkan tradisi (Budaya) dan modernisasi (Pariwisata), didorong oleh 4 pilar (Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan) dan menghasilkan dampak global. Kisah sukses Kemiren adalah kisah tentang sinergi, di mana tradisi yang kuat bertemu dengan pengelolaan modern yang terstruktur, menghasilkan desa wisata adat terbaik di mata dunia.
#APA2025-PLM #SatukanGerakTerusBerdampak
Referensi:
- https://www.astra.co.id/blogs-and-articles/desa-sejahtera-astra-dan-kampung-berseri-astra
- https://www.instagram.com/paguyubandsakba/
- https://www.instagram.com/satu_indonesia/
- Surat Keputusan Bupati No. 401 Tahun 1996 tentang Penetapan Desa Kemiren sebagai Desa Wisata Adat Osing.
- Peraturan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Desa Wisata.
- Laman Resmi Desa Kemiren (kemiren.com) dan Portal Pariwisata Banyuwangi (banyuwangikab.go.id).
- Data dan Laporan Program Kampung Berseri Astra (KBA) (Tahun 2024-2025).
- Berita dan Siaran Pers UN Tourism terkait Penghargaan Best Tourism Villages 2025.
- Penelitian Akademik dan Jurnal Ilmiah mengenai Suku Osing, Sejarah Kerajaan Blambangan, dan Pengembangan Desa Wisata Kemiren.

Belum ada Komentar untuk "Kemiren, dari Desa Agraris menjadi Desa Wisata Adat Terbaik yang Diakui Dunia"
Posting Komentar