Festival Kopi Sepuluh Ewu Banyuwangi: Ngopi Gratis, Suguh, Gupuh, Lungguh di Desa Osing Kemiren

Festival Kopi Sepuluh Ewu Banyuwangi: Ngopi Gratis, Suguh, Gupuh, Lungguh di Desa Osing Kemiren” kembali hadir memeriahkan kalender pariwisata Banyuwangi. Digelar di pusat kebudayaan Suku Osing, Desa Wisata Osing Kemiren, agenda tahunan ini bukan sekadar ajang minum kopi, melainkan sebuah perayaan keramahan dan warisan budaya yang mendalam.

festival-kopi-sepuluh-ewu-banyuwangi-kemiren-2025
Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Banyuwangi. (Gambar: KOMPAS.com/Ira Rachmawati)

Tepat pada 8 November 2025, sepanjang jalur utama desa akan bertransformasi menjadi "warung kopi" terpanjang, menyajikan belasan ribu cangkir kopi gratis kepada setiap pengunjung yang datang. Sebuah tradisi yang diangkat dari kebiasaan luhur masyarakat setempat dalam menyambut tamu.

Latar Belakang dan Filosofi Sepuluh Ewu

Festival Kopi Sepuluh Ewu, secara harfiah berarti "kopi sepuluh ribu", merepresentasikan semangat keramahtamahan dan kemurahan hati warga Desa Kemiren. Angka "sepuluh ribu" (sewu/ewu) di sini melambangkan jumlah cangkir kopi yang disuguhkan, meski pada pelaksanaannya, jumlahnya kerap melebihi angka tersebut, menunjukkan antusiasme warga dalam menjamu tamu.

Festival ini bermula dari tradisi Suku Osing di Desa Kemiren, di mana kopi sudah menjadi suguhan wajib dan simbol pemuliaan tamu. Setiap tamu yang berkunjung ke rumah warga, tak peduli siapa pun dia, akan disambut dengan secangkir kopi hitam khas Osing. Tradisi inilah yang kemudian dikemas menjadi agenda tahunan, memperlihatkan kekayaan budaya kopi Banyuwangi dan adat istiadat Suku Osing.

Tiga Konsep Keramahan Osing: Suguh, Gupuh, Lungguh

Inti dari Festival Kopi Sepuluh Ewu adalah representasi dari tiga konsep utama dalam menyambut tamu yang dipegang teguh oleh masyarakat Desa Wisata Osing Kemiren:

1. Suguh (Memberi Hidangan Terbaik)

Suguh berarti menyediakan hidangan terbaik bagi tamu. Dalam konteks festival ini, kopi dan gula disuguhkan secara gratis kepada seluruh turis dan warga dari luar desa. Hal ini melambangkan kemurahan hati dan keinginan tuan rumah untuk memberikan yang terbaik dari hasil bumi mereka. Kopi yang disajikan pun merupakan kopi khas Osing yang diolah secara tradisional, memberikan cita rasa autentik.

2. Gupuh (Sikap Sigap dan Hangat)

Gupuh menggambarkan sikap tuan rumah yang sigap, cekatan, dan penuh kehangatan dalam menyambut kedatangan tamu. Seluruh warga Kemiren, dari anak-anak hingga orang tua, bergotong royong menyiapkan dan melayani pengunjung dengan senyum ramah. Atmosfer ini menciptakan rasa kekeluargaan yang membuat setiap tamu merasa diterima sebagai bagian dari keluarga Osing.

3. Lungguh (Menyediakan Tempat Terbaik)

Lungguh bermakna menyediakan tempat terbaik bagi tamu. Dalam festival ini, ribuan meja dan kursi disiapkan di sepanjang jalur utama desa, mengubah teras-teras rumah warga menjadi "warung kopi dadakan" yang nyaman. Ini adalah wujud penghormatan, di mana tamu diajak duduk bersama, berbincang, dan menikmati kebersamaan.

Ngopi Gratis Sambil Dukung UMKM Lokal

Meskipun suguhan kopi dan gula tersedia gratis, Festival Kopi Sepuluh Ewu juga dirancang untuk menggerakkan perekonomian lokal dan memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Kemiren.

Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif

Pihak desa memastikan bahwa setiap meja suguhan kopi gratis akan bersanding dengan stan UMKM lokal. Kopi disubsidi oleh pihak desa sebagai bentuk tradisi 'suguh' yang luhur, namun pengunjung didorong untuk membeli jajanan atau makanan ringan pendamping kopi yang dijual oleh UMKM.

"Untuk warga yang dari luar atau wisatawan yang masuk, itu gratis (suguhan kopi), tapi untuk meningkatkan perbelanjaan UMKM yang ada di Desa Kemiren, jajanannya disediakan oleh UMKM," demikian penjelasan dari pihak desa.

Kebijakan ini menciptakan sinergi sempurna antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif. Wisatawan mendapatkan pengalaman budaya autentik dan kopi gratis, sementara UMKM lokal mendapatkan panggung untuk menjual produk mereka. Berbagai jajanan khas Osing, seperti pisang goreng, getuk, atau camilan tradisional lainnya, akan menjadi teman sempurna untuk kopi hitam khas Kemiren.

Desa Wisata Osing Kemiren: Destinasi Budaya Terbaik

Desa Kemiren yang menjadi lokasi festival adalah desa adat yang merupakan rumah bagi Suku Osing, suku asli Banyuwangi. Desa ini telah diakui sebagai salah satu destinasi wisata budaya unggulan, bahkan telah menerima penghargaan internasional.

Lebih dari Sekadar Kopi: Pesona Budaya Osing

Selain Festival Kopi Sepuluh Ewu, Desa Kemiren juga rutin menggelar berbagai agenda budaya lain yang masuk dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Tradisi seperti "Barong Ider Bumi," "Mepe Kasur," dan "Tumpeng Sewu" adalah bukti otentisitas dan kuatnya kearifan lokal yang masih dipegang teguh.

Mengunjungi Festival Kopi Sepuluh Ewu memberikan kesempatan langka bagi wisatawan untuk tidak hanya menikmati kopi dengan sensasi yang berbeda, tetapi juga menyaksikan secara langsung kearifan budaya Suku Osing. Rumah-rumah adat yang berjejer rapi, bahasa Osing yang unik, dan kesenian tradisional yang hidup menjadi latar belakang yang memukau bagi pesta kopi ini.

Rencanakan Kunjungan Anda: 8 November 2025

Festival Kopi Sepuluh Ewu pada 8 November 2025 adalah momen ideal bagi para pecinta kopi, penikmat budaya, dan wisatawan untuk merasakan kehangatan Banyuwangi. Desa Kemiren terletak di lokasi yang strategis, mudah diakses dari pusat kota maupun stasiun kereta.

Pastikan Anda siap untuk:

  1. Menikmati Kopi Gratis - Seruput kopi pahit khas Osing yang disajikan dengan penuh ketulusan.
  2. Berinteraksi dengan Warga Osing - Rasakan keramahan "Suguh, Gupuh, Lungguh" yang sebenarnya.
  3. Mencicipi Kuliner Lokal - Dukung UMKM dengan membeli aneka jajanan tradisional yang lezat.
  4. Menyerap Budaya - Amati arsitektur rumah adat, dengarkan irama musik tradisional, dan saksikan kehidupan Suku Osing.

“Festival Kopi Sepuluh Ewu Banyuwangi: Ngopi Gratis, Suguh, Gupuh, Lungguh di Desa Osing Kemiren” adalah perpaduan harmonis antara tradisi, pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi. Ini adalah undangan terbuka dari Bumi Blambangan, khususnya Desa Wisata Osing Kemiren, untuk merayakan kopi dan persaudaraan. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari kemeriahan budaya ini.

Belum ada Komentar untuk "Festival Kopi Sepuluh Ewu Banyuwangi: Ngopi Gratis, Suguh, Gupuh, Lungguh di Desa Osing Kemiren"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel