De Djawatan, Wisata Indonesia dengan Pesona Hutan Purba di Benculuk, Banyuwangi
Banyuwangi, sebuah daerah di ujung timur Pulau Jawa, tak pernah kehabisan pesona untuk memikat para wisatawan. Selain Kawah Ijen dengan fenomena blue fire yang mendunia, dan Pantai Plengkung yang menjadi surga bagi para peselancar, Banyuwangi juga menyimpan sebuah surga tersembunyi yang menawarkan pengalaman magis dan membawa kita seolah kembali ke zaman purba, yaitu De Djawatan, Wisata Indonesia dengan Pesona Hutan Purba di Benculuk, Banyuwangi.
![]() |
Keindahan De Djawatan (Gambar: Kompas.com/ Anggara Wikan Prasetya) |
De Djawatan bukanlah sekadar hutan biasa. Tempat ini adalah rumah bagi ratusan pohon trembesi raksasa yang berusia ratusan tahun. Dengan batang kokoh yang menjulang tinggi dan ranting-ranting yang melengkung membentuk kanopi alami yang teduh, De Djawatan menghadirkan suasana mistis dan eksotis yang sulit ditemukan di tempat lain.
Cahaya matahari yang menembus celah-celah dedaunan menciptakan permainan cahaya dan bayangan yang dramatis, menambah kesan surealis pada hutan ini. Tak heran jika banyak yang menyebut De Djawatan sebagai "Hutan Lord of the Rings" ala Banyuwangi, mengingatkan pada lanskap magis dalam film-film fantasi terkenal tersebut.
Daya Tarik Utama De Djawatan, Wisata Indonesia Terindah, yang Lebih dari Sekadar Hutan Trembesi
De Djawatan memang identik dengan hutan trembesi raksasanya. Pohon-pohon berusia ratusan tahun ini memiliki batang kokoh dan tajuk yang lebar, menciptakan lorong-lorong alami yang teduh dan fotogenik. Cahaya matahari yang menembus celah-celah dedaunan menciptakan permainan cahaya yang dramatis, menjadikannya surga bagi para fotografer dan pecinta alam.
Namun, daya tarik De Djawatan tidak hanya terbatas pada keindahan visual hutan trembesi. Lebih dari itu, tempat ini menawarkan pengalaman yang mendalam dan beragam, antara lain:
- Suasana Magis dan Tenang: Begitu memasuki kawasan De Djawatan, Anda akan langsung merasakan ketenangan yang berbeda. Suara desau angin yang menyentuh dedaunan dan kicauan burung menciptakan harmoni alam yang menenangkan pikiran. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tempat ini adalah oase kedamaian yang sempurna untuk melepaskan penat.
- Spot Foto Instagramable: Keunikan hutan trembesi dengan arsitektur alaminya menjadikan setiap sudut De Djawatan sebagai latar belakang foto yang menawan. Tidak heran jika tempat ini menjadi incaran para pengguna media sosial yang ingin mengabadikan momen indah dan unik.
- Interaksi dengan Alam: Selain menikmati keindahan visual, pengunjung juga dapat berinteraksi lebih dekat dengan alam. Jalan-jalan santai di antara pepohonan, menghirup udara segar, dan mengamati keanekaragaman hayati yang ada akan memberikan pengalaman yang menyegarkan.
- Aktivitas Rekreasi Ringan: Area De Djawatan juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung yang memungkinkan pengunjung untuk melakukan aktivitas rekreasi ringan, seperti piknik di area terbuka atau sekadar duduk bersantai menikmati suasana.
- Nilai Sejarah dan Budaya: Dahulu, kawasan De Djawatan merupakan area perkebunan yang kemudian dialihfungsikan menjadi tempat wisata. Beberapa bangunan dan struktur peninggalan masa lalu masih dapat ditemukan di sekitar area ini, menambah nilai sejarah dan budaya bagi para pengunjung.
De Djawatan Benculuk adalah saksi bisu kejayaan Perum Perhutani dan terdapat 805 pohon berumur 150 tahun.
Baca juga: Gunung Bromo: Sebuah Pesona Magis, Tidak Hanya Sekedar Sunrise yang Memukau.
Tempat wisata itu baru dibuka pada Juni 2018. Nama De Djawatan digunakan untuk mengingatkan seluruh masyarakat bahwa lokasi itu merupakan tempat kejayaan Perum Perhutani (Perusahaan Negara yang menangani hutan di Indonesia).
Terdapat sekitar 805 pohon yang sudah berumur sekitar 100 sampai150 tahun. Pohon tersebut dengan keliling antara 400 sampai 500 centimeter (cm). Jika keliling pohon 400 cm, maka diameternya bisa 1,5 meter sampai 2 meter.
Lokasi Strategis dan Akses yang Mudah De Djawatan
De Djawatan terletak di sebuah desa yang asri di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terletak di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.
Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Banyuwangi menjadikannya mudah dijangkau oleh berbagai jenis kendaraan.
Rute Terbaik Menuju De Djawatan: Panduan Perjalanan yang Mudah
Untuk mencapai De Djawatan, terdapat beberapa pilihan rute tergantung dari titik keberangkatan Anda, sebagai berikut:
- Dari Pusat Kota Banyuwangi: Jarak dari pusat kota Banyuwangi ke De Djawatan kurang lebih 30 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45-60 menit dengan kendaraan pribadi atau sewa. Ambil arah selatan menuju Kecamatan Cluring. Ikuti jalan utama hingga menemukan papan petunjuk arah menuju De Djawatan di Desa Benculuk. Kondisi jalan umumnya baik dan mudah dilalui.
- Dari Bandara Internasional Banyuwangi (BWX): Jika Anda tiba melalui jalur udara, jarak dari bandara ke De Djawatan sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 40-50 menit. Keluar dari area bandara dan ambil arah selatan menuju Kecamatan Cluring. Ikuti petunjuk jalan menuju Desa Benculuk dan De Djawatan.
- Menggunakan Transportasi Umum: Meskipun tidak ada angkutan umum yang langsung menuju pintu masuk De Djawatan, Anda dapat menggunakan angkutan kota atau bus menuju Kecamatan Cluring. Dari terminal Cluring, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan ojek atau becak menuju lokasi De Djawatan yang berjarak sekitar 3-4 kilometer. Opsi ini mungkin membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama dan perlu negosiasi tarif dengan pengemudi.
Tips Rute Terbaik
- Gunakan Aplikasi Peta Digital: Aplikasi peta seperti Google Maps atau Waze sangat membantu untuk navigasi dan menemukan rute tercepat serta menghindari potensi kemacetan.
- Perhatikan Papan Petunjuk Jalan: Papan petunjuk arah menuju De Djawatan sudah cukup jelas terpasang di sepanjang jalan utama menuju Cluring.
- Kondisi Jalan: Umumnya, kondisi jalan menuju De Djawatan baik dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, termasuk mobil pribadi dan sepeda motor. Namun, berhati-hatilah saat berkendara, terutama pada saat musim hujan karena beberapa bagian jalan mungkin licin.
Biaya Masuk De Djawatan: Terjangkau untuk Keindahan yang Tak Ternilai
Biaya masuk ke kawasan wisata De Djawatan relatif terjangkau, menjadikannya pilihan yang menarik bagi berbagai kalangan wisatawan. Perlu diingat bahwa tarif dapat berubah sewaktu-waktu, namun berikut adalah perkiraan biaya yang umumnya berlaku:
- Tiket Masuk Per Orang: Biasanya berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per orang.
- Biaya Parkir Kendaraan Roda Dua: Sekitar Rp 2.000 hingga Rp 5.000.
- Biaya Parkir Kendaraan Roda Empat: Sekitar Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
![]() |
De Djawatan (Gambar: wisato.id) |
Selain biaya masuk dan parkir, Anda mungkin perlu menyiapkan dana tambahan jika ingin menikmati fasilitas lain yang tersedia di area wisata, seperti penyewaan tikar untuk piknik atau membeli makanan dan minuman dari pedagang lokal.
Fasilitas Pendukung di De Djawatan: Menambah Kenyamanan Pengunjung
Meskipun konsep utamanya adalah wisata alam, De Djawatan juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung:
- Area Parkir: Area parkir yang cukup luas tersedia untuk menampung kendaraan roda dua maupun roda empat.
- Toilet Umum: Fasilitas toilet umum tersedia dan dijaga kebersihannya.
- Warung Makan dan Minuman: Beberapa warung makan dan minuman sederhana tersedia di sekitar area parkir dan pintu masuk, menawarkan berbagai pilihan makanan ringan, minuman segar, dan makanan lokal.
- Tempat Istirahat: Beberapa gazebo atau tempat duduk tersedia bagi pengunjung yang ingin beristirahat sambil menikmati pemandangan.
- Spot Foto dengan Properti: Beberapa spot foto yang lebih "tertata" dengan properti tambahan juga tersedia bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan konsep tertentu.
- Penyewaan Tikar: Beberapa pedagang lokal menyewakan tikar bagi pengunjung yang ingin piknik di area terbuka.
Tips Berkunjung ke De Djawatan: Maksimalkan Pengalaman Anda
Agar kunjungan Anda ke De Djawatan berjalan lancar dan berkesan, perhatikan beberapa tips berikut:
- Waktu Terbaik Berkunjung: Waktu terbaik untuk mengunjungi De Djawatan adalah pada pagi atau sore hari. Pada pagi hari, udara masih segar dan cahaya matahari tidak terlalu terik, menciptakan suasana yang nyaman untuk berjalan-jalan dan berfoto. Sore hari juga menawarkan pemandangan matahari terbenam yang indah di antara siluet pepohonan. Hindari berkunjung pada siang hari yang terik.
- Kenakan Pakaian dan Alas Kaki yang Nyaman: Anda akan banyak berjalan kaki di area De Djawatan, jadi pastikan Anda mengenakan pakaian yang menyerap keringat dan alas kaki yang nyaman seperti sepatu kets atau sandal gunung.
- Bawa Perlengkapan Pribadi: Jangan lupa membawa topi, kacamata hitam, dan tabir surya untuk melindungi diri dari sengatan matahari. Bawa juga air minum yang cukup untuk menjaga hidrasi tubuh.
- Siapkan Kamera atau Ponsel dengan Baterai Penuh: Keindahan De Djawatan sayang untuk dilewatkan tanpa diabadikan. Pastikan kamera atau ponsel Anda memiliki baterai yang cukup untuk mengambil banyak foto dan video.
- Jaga Kebersihan: Mari bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian De Djawatan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Gunakan tempat sampah yang telah disediakan.
- Hormati Lingkungan Sekitar: Berperilakulah sopan dan hormat terhadap lingkungan alam dan masyarakat sekitar. Jangan merusak tanaman atau mengganggu satwa liar jika ada.
- Bawa Uang Tunai Secukupnya: Meskipun beberapa pedagang mungkin menerima pembayaran digital, sebaiknya Anda membawa uang tunai secukupnya untuk membayar tiket masuk, parkir, dan membeli makanan atau minuman.
- Perhatikan Kondisi Cuaca: Sebelum berangkat, periksa perkiraan cuaca untuk menghindari kunjungan saat hujan deras. Jalanan di dalam area wisata bisa menjadi licin saat basah.
- Bawa Obat-obatan Pribadi: Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau membutuhkan obat-obatan khusus, pastikan untuk membawanya.
De Djawatan dan Potensi Wisata Banyuwangi:
Kehadiran De Djawatan semakin memperkaya khazanah pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Daerah yang dikenal dengan julukan "The Sunrise of Java" ini memang memiliki potensi wisata alam yang luar biasa, mulai dari kawah Ijen dengan fenomena blue fire-nya yang mendunia, pantai-pantai eksotis seperti Pulau Merah dan Teluk Hijau, hingga taman nasional yang menyimpan keanekaragaman hayati yang memukau.
Baca juga: Trawas, Tujuan Wisata Alam di Mojokerto.
De Djawatan hadir sebagai alternatif destinasi yang menawarkan keindahan alam yang unik dan berbeda. Kombinasi antara hutan trembesi yang magis dan suasana yang tenang menjadikannya daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari pengalaman yang lebih santai dan dekat dengan alam.
Penutup
De Djawatan bukan hanya sekadar hutan dengan pohon-pohon besar. Lebih dari itu, tempat ini adalah sebuah pengalaman. Pengalaman merasakan ketenangan di tengah keindahan alam yang unik, mengabadikan momen-momen magis dalam jepretan kamera, dan sejenak melarikan diri dari rutinitas yang melelahkan.
Dengan akses yang semakin mudah, biaya yang terjangkau, dan fasilitas yang memadai, De Djawatan menjadi destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi ketika berada di Banyuwangi. Semoga informasi tentang “De Djawatan, Wisata Indonesia dengan Pesona Hutan Purba di Benculuk, Banyuwangi” tersebut bermanfaat dan bisa menjadi referensi untuk Anda.
Belum ada Komentar untuk "De Djawatan, Wisata Indonesia dengan Pesona Hutan Purba di Benculuk, Banyuwangi "
Posting Komentar