Awas Bahaya Formalin!
Sudah sejak lama isu penggunaan formalin menjadi momok yang menakutkan, khususnya bagi masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan. Bahkan kabar penggunaan formalin masih sering terdengar, yang disebabkan karena banyak faktor, bisa jadi karena belum tahu dampaknya bagi kesehatan, atau memang sengaja. Untuk itulah, kali ini disampaikan tentang informasi kesehatan “Awas Bahaya Formalin”, semoga bermanfaat.
Ilustrasi (Gambar: Shutterstock) |
Sebenarnya sudah banyak informasi yang beredar dan bisa dicari dengan mudah tentang bahaya penggunaan formalin, apalagi sejak semakin canggihnya teknologi. Dari berbagai informasi tersebut terdapat informasi menarik tentang formalin, yang disampaikan oleh dr. Widodo Judarwanto, Sp.A dan A. Bimo Wijoseno yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 512.
Formalin adalah Larutan yang Mengandung Formaldehid dan Metanol
Sebenarnya setiap hari kita selalu menghirup formalin dari lingkungan sekitar kita. Bahkan dalam skala kecil, formaldehida yang menerupakan nama lain dari formalin, memang secara alami sudah ada di alam.
Contohnya seperti gas penyebab bau kentut atau juga telur busuk. Di udara formalin ini terbentuk dari pembakaran gas metana dan oksigen yang ada di atmosfer dengan bantuan sinar matahari.
Senyawa formaldehida juga muncul dari hasil sampingan pembakaran bahan organisk. Seperti asap rokok, asap knalpot dan asap kebakaran hutan.
Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air dan bisa terbuang bercama cairan tubuh. Oleh karena itulah, formalin sulit dideteksi di dalam darah.
Secara fisik panca indra kita sulit mendeteksi makanan mana yang tercemar atau bebas formalin. Namun secara alami, tubuh yang sehat bisa mendeteksi makanan berformalin. Deteksi alami tersebut berlangsung secara mekanis karena kerja mukosa (permukaan) usus dan gerak peristaltik usus yang mampu melindungi masuknya zat asing ke dalam tubuh.
Baca juga: Apa Itu Makanan Iradiasi?
Secara kimiawi, asam lambung dan enzim percernaan juga memiliki kemampuan untuk menetralkan zat berbahya, atau secara imunologi, melalui mekanisme pertahanan tubuh dalam menghadapi antigen atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu dampaknya adalah muntah-muntah bila tubuh kemasukan racun.
Oleh karena itu, imunitas tubuh sangat penting untuk mengurangi dampak formalin. Bila imunitasnya rendah, sedikit formalin bisa berdampak buruk.
Bahaya Formalin pada Makanan Bila Masuk ke Dalam Tubuh
Formalin biasanya masuk ke dalam tubuh melalui dua jalan, yaitu melalui mulut dan pernapasan. Tentu saja bahan yang sering dipakai untuk mengawetkan mayat ini sangat berbahaya bila sampai terhirup, mengenai kulit atau tertelan.
Akibat jangka pendek bila terpapar formalin dalam jumlah banyak, ditandai dengan bersin-bersin, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada berlebihan, letih, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare dan muntah-muntah.
Pada konsentrasi formalin yang sangat tinggi bisa menyebabakan kematian.
Bila terhirup, formalin bisa mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar di hidung dan tenggorokan disertai batuk-batuk. Selanjutnya bisa terjadi kerusakan jaringan pada sistem saluran pernapasan yang akan mengganggu paru-paru, sehingga menjadi pneumonia (radang paru-paru) atau edema (pembengkakan paru-paru).
Bila terkena kulit, bisa menimbulkan perubahan warna, sehingga kulit menjadi memerah, mengeras, mati rasa, bahkan terbakar. Bisa juga mengakibatkan gatal-gatal, kerusakan pada jari tangan, dan radang kulit yang menimbulkan gelembung.
Bila terkena mata, bisa menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, serta rasa sakit dan gatal-gatal disertai penglihatan kabur dan keluar air mata. Bila konsentrasi formalin tinggi, korban bisa mengeluarkan air mata hebat, radang selaput mata dan rusaknya lensa mata.
Bila tertelan, mulut, tenggorokan, dan perut akan terasa terbakar, sakit saat menelan, mual, muntah, dan diare yang kemungkinan disertai pendarahan, ditambah sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), penurunan suhu badan, kejang bahkan bisa sampai koma. Pada saat itu bisa terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, dan susunan sistem saraf pusat dan ginjal.
Cara Mengatasi Bila Terkena Formalin
Aabila teracuni formalin, maka tidak perlu panik. Bila bahan tersebut masuk karena terhirup, maka jauhkan korban dari tempat formalin berada. Berikan pernapasan buatan jika mengalami sesak napas berat.
Apabila yang terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkena formalin. Kemudian cuci sampai bersih selama 15 sampai 20 menit dengan sabun deterjen lunak dan air yang banyak. Pastikan tidak ada lagi formalin yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian kering, steril dan longgar.
Bila terkena mata, bilas dengan air yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Siram dengan larutan garam dapur 0,9%, sebanyak seujung sendok teh garam dilarutkan dalam segelas iar.
Jika tertelan, segera beri minum susu atau norit untuk menetralkan racun, kemudian bawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Tips Mengawetkan Makanan dari Bahan Dapur
Jangan khawatir, saat ini ada cara mudah untuk mengawetkan makanan. Menurut Dr. NL. Ida Soeid, MS, seorang pakar biokimia gizi dan makanan dari jurusan kimia FMIPA ITS Surabya, menyampaikan bahwa terdapat solusi mudah, murah, meriah untuk mengawetkan makanan. Bahannya hanya dari bumbu dapur, sayuran busuk dan bakaran jerami.
Cara untuk mengawetkan tahu, antara lain:
- Cukup dengan mengawetkan air saringan dari gerusan bawang putih yang dicampur air.
- Tahu yang direndam dengan cairan tersebut bisa bertahan selama 2 hari.
- Selain sehat, cita rasa tahu menjadi semakin sedap.
Cara untuk mengawetkan ikan segar, antara lain:
- Ikan segar direndam dengan air yang mengandung asam laktat.
- Bahannya bisa dibuat sendiri, dengan komposisi, masukkan 100 gram kubis (kol) yang dirajang halus yang ditaburi satu sendok makan garam.
- Kubisnya sebagai campuran tidak harus baik dan segar. Sisa kubis yang berserakan di pasar juga bisa digunakan.
- Diamkan selama 2 hari. Di bawah kubis yang membusuk tersebut akan terdapat cairan dari proses pembusukan, itulah asam laktat.
- Untuk mengawetkan ikan segar, campurkan cairan asam laktat ini dengan air untuk merendam ikan. Hasilnya ikan bisa awet selama 12 jam.
Cara mengawetkan mi basah, bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Mi basah bisa diawetkan dengan air ki, yang bisa dibuat dari jerami atau batang padi kering yang dibakar hingga menjadi abu.
- Masukkan abu jerami dan air ke dalam satu wadah, kemudian diamkan selama 1 sampai 2 jam. Kemudian air ini disaring sampai sisa abunya tidak tercampur lagi. Air saringan ini yang disebut dengan air ki, yang digunakan untuk adonan membuat mi basah. Dengan air ki, mi basah bisa bertahan selama 2 hari.
Itu dia sedikit informasi tentang “Awas Bahaya Formalin”, semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Awas Bahaya Formalin!"
Posting Komentar