Sakit Perut pada Anak dan Penyebabnya

Apa yang Anda bayangkan bila si kecil sakit perut, tentu membuat bingung, bukan? Apalagi bila si kecil hanya menangis terus. Memang terkadang sulit mencari tahu tentang sakit perut pada anak dan penyebabnya. Hal ini bisa dipahami karena si kecil belum bisa menjelaskan secara rinci rasa sakit yang dialaminya.

Penyebab Sakit Perut Pada Anak

Mengetahui berbagai tanda-tanda yang dialami anak akan membuat orang tua tahu cara mengatasi sakitnya. 

Sakit perut pada anak (Foto: gutmicrobiotaforhealth.com)

Terdapat beberapa penyebab sakit perut pada anak, antara lain:

1. Infeksi Usus

Apabila si kecil muntah-muntah dan diare, bisa saja si kecil mengalami infeksi usus (gastroenteritis). Sakit perut jenis ini diduga karena adanya radang yang disebabkan infeksi virus atau bakteri.

Bila penyebabnya karena virus, maka penyakit ini tidak bisa diatasi dengan antibiotik. Yang penting diketahui adalah antibiotik hanya untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi bakteri.

Bila begitu, tidak berarti Anda hanya bisa duduk menunggu sampai penyakit si kecil hilang sendiri. Sebab, infeksi usus yang menyebabkan anak muntah, diare dan kehilangan nafsu makan ini, bisa membuat si kecil mengalami dehidrasi.

Si kecil mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, bila:

  • Rewel, gelisah.
  • Lidah dan bibir kering atau tampak kehausan.
  • Kelopak mata cekung.
  • Jika memangis tidak mengeluarkan air mata, atau hanya keluar sedikit.
  • Popok yang digunakan tidak basah selama 3 jam atau lebih.
  • Demam
  • Lesu dan mudah marah.
  • Kulit perut tidak cepat kembali jika dicubit lalu dilepaskan.

Kalau terlihat tanda-tanda dehidrasi seperti di atas, maka pertolongan yang bisa dilakukan di rumah adalah dengan memberikan cairan tajin, larutan gula garam, atau oralit/pedialit. Kemudian segea bawa si kecil ke dokter atau ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat. Bahkan bisa tidak mungkin, anak perlu dirawat atau mendapatkan tambahan cairan infus.

Oleh karena itu, mau tidak mau, Anda harus berusaha keras untuk menjaga agar si kecil  mendapatkan cairan yang cukup selama dua atau tiga hari, atau selama sakit perut ini masih mengganggu. Untuk itu, berikan cairan sedikit demi sedikit, tapi sering.

Baca juga: Saat Anak Sulit Makan dan Berat Badan Pun Rendah.

Bisa dikatakan sedikit merepotkan, namun di sisi lain, si kecil tidak boleh kekurangan cairan namun di sisi lain perutnya harus beristirahat. Apalagi ketika sedang mengalami infeksi usus, si kecil biasanya juga mengalami intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna laktosa atau gula susu). Maka dalam hal ini, harus ditanyakan ke dokter, apabila si kecil perlu diberikan tambahan cairan tertentu, misalnya cairan oralit yang mengandung senyawa gula dan garam.

Setelah si kecil mulai pulih dari infeksi ususnya, maka Anda tetap harus disiplin dalam memberi makanan kepadanya. Pilihan diet bagi si kecil antara lain pisang, nasi, apel, roti bakar, biskuit krackers, atau bubur serelia. Makanan seperti itu biasanya tidak akan membuat perut si kecil berontak, dan mudah dicerna, dan memperlambat turunnya tinja.

2. Alergi Susu Sapi

Keadaan ini jarang dialami anak, kecuali jika salah satu dari Anda berdua atau nenek kakeknya ada yang menyandang alergi, seperti asma, bersin-bersin dan eksim.

Sakit perut seperti ini biasanya muncul saat si kecil dalam masa peralihan dari ASI ke susu formula, atau saat ia mencoba makan berbagai produk olahan susu, seperti yoghurt dan keju.

Selain sakit perut, gejala alergi susu sapi adalah muntah-muntah, diare serta munculnya bintik-bintik kemerahan di kulit anak. Untuk mengetahui bahwa penyebabnya memang susu, dokter biasanya menganjurkan untuk menghindari produk susu selama beberapa hari. Bila benar penyebabnya susu sapi, maka saat susu di stop, gejalanya akan surut.

Anak yang alergi susu sapi umumnya dianjurkan minum susu kedelai. Tapi yang menjadi repot 5% sampai 10% dari anak-anak yang alergi pada susu sapi, ternyata juga alergi pada susu kedelai. Apabila begini kondisinya, maka Anda harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh susu formula khusus dan memastikan makanan apa yang dapat diberikan agar konsumsi kalsium tetap terjaga dengan baik.

3. Sembelit

Sembelit atau susah buang air besar (BAB) merupakan penyebab sakit perut yang paling sering dialami anak usia batita, misalnya saat ia mencoba jenis makanan baru. Buang air besarnya bisa sampai 2 sampai 3 hari sekali, disertai sakit perut dan harus mengejan lama. Ketika tinjanya dapat keluar, bentuknya pun kecil-kecil dan keras.

Jangan terlalu khawatir dengan hal ini. Biasanya setelah seminggu atau dua minggu, sistem pencernaannya akan menyesuaikan diri dengan diet barunya, sehingga proses BAB-nya pun akan normal kembali.

Maka yang bisa kita lakukan adalah dengan memberi si kecll minum yang banyak dan makanan yang kaya serat, seperti sayur atau buah-buahan. Tetapi sebaiknya hindari pisang dan apel, karena dapat membuat tinja lebih padat.

Jangan lupa mengajak si kecil berolahraga, karena akan membantu gerak ususnya. Maka upayakan agar ia tidak sering duduk bermalas-malasan di depan televisi.

4. Usus Terlipat

Kondisi ini terjadi saat sebagian dari usus masuk terlipat ke bagian usus lainnya (seperti antene radio yang dipendekkan), hal ini mengakibatkan timbulnya sumbatan pada usus, sehingga keju usus tidak normal. Kondisi yang disebut invaginasi usus ini bisa dialami anak usia 6 bulan sampai 3 tahunan.

Tanda yang bisa terlihat adalah anak Anda mendadak sakit perut, muntah-muntah, tampak lemah, dan mengeluarkan darah dari anusnya. Apabila hal ini terjadi, maka jangan tunggu lebih lama lagi. Segera bawa ke dokter atau rumah sakit.

Biasanya dokter akan melakukan tindakan dengan memasukkan kateter melalui anus dan memasukkan zat kontras. Dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya penyumbatan kemudian menentukan letak sumbatan tersebut sekaligus melonggarkan usus yang terjepit tersebut. Apabila cara itu tidak bisa menolong, maka dokter akan melakukan operasi.

5. Radang Usus Buntu adalah Sakit Perut Sebelah Kanan Bawah

Gejala sakit perut juga bisa disebabkan oleh radang usus buntu, dan kondisi ini bisa dialami balita.

Gejakanya terasa di perut bagian kanan bawah, yang sakitnya terasa terus menerus. Biasanya anak cenderung lebih nyaman dalam kondisi membungkuk, namun akan terasa sakit bila jongkok atau kaki kanannya ditekuk.

Sakit perut biasanya disertai dengan demam dan muntah, serta tidak hilang dengan obat-obatan penghilang rasa sakit.

6. Keracunan

Biasanya hal ini jarang terjadi, namun tetap harus diwaspadai, karena anak sering memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya.

Selain sakit perut, tanda-tanda bahwa si kecil keracunan adalah muntah-muntah, lemas, tidak mau makan, rewel, serta kadang diare. Kalau ini yang terjadi, segera bawa ke dokter.

Apabila Anda mengetahui zat apa yang terlanjur termakan atau terminum si kecil, jangan lupa untuk membawa sisa zat itu, agar dokter bisa mengetahui jenis kandungan racun yang menimbulkan gejala sakit si kecil,

Itu dia sedikit catatan sakit perut pada anak dan penyebabnya. Semoga catatan kesehatan yang penah disampaikan Retno W. Supriyadi dalam Majalah Ayah Bunda ini bermanfaat untuk Anda.

Belum ada Komentar untuk "Sakit Perut pada Anak dan Penyebabnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel