Awas Hipokondria, Ketakutan yang Masuk Golongan Gangguan Jiwa

Judul bahasan kali ini memang agak asing dan jarang kita dengar, yaitu “Awas hipokondria, ketakutan yang masuk golongan gangguan jiwa”. Biasanya orang yang masuk pada golongan ini memiliki ketakutan berlebihan, yang sudah tergolong pada gangguan jiwa, sehingga penderitan harus berobat ke psikiater.

Hipokondria adalah Sebuah Gangguan Jiwa

Pembahasan tentang hipokondria ini merujuk pada tulisan M. Sholekhudin yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari edisi no. 542. Yang disebutkan bahwa penyakit ini tidak disadari oleh penderitanya sendiri.

Menurut dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ (K), seorang psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang menyampaikan bahwa penyakit ini terjadi di sekitar 2% dari populasi atau dua orang diantara 100 orang.

hipokondria
Ilustrasi hipokondria (Gambar: plasmanc.blogspot.com)

Hipokondria ini berasal dari gangguan pikiran yang kemudian mucul dalam bentuk keluhan fisik. Penderita hipokondria merasakan bahwa dirinya terus menerus mengalami sakit. Ketakutan ini tertanam kuat dalam pikirannya karena pasien merasakan gejala-gejala sakit yang menguatkan ketakutannnya.

Bahkan dr Suryo pernah menemukan seorang pasien yang mengalami rasa cemas yang berlebihan hingga pasien tersebut menderita asam lamabung. Bahkan pasien tadi begitu yakin dirinya menderita penyakit karena gejala yang sama dengan kanker lambung, seperti sering kembung, mual dan muntah.

Bahkan karena rasa cemasnya membuat pasien tadi gonta ganti dokter. Bahkan dari pemeriksaan dokter dan juga pemeriksaan laboratorium pun menegaskan bahwa dirinya tidak mengidap penyakit kanker lambung, namun anehnya ia tetap tidak mau menerima hasil tes tersebut.

Hipokondria Berbeda dengan Orang yang Pura-pura Sakit

Tentunya kita harus membedakan mana orang menderita hipokondria dan mana orang yang “pura-pura sakit”. 

Pada penderita hipokondria, mereka sangat yakin menderita sakit, dan keyakinan ini bertambah kuat dan juga didukung dengan gejala fisik, seperti kembung, mual rasa nyeri di dada, sesuai dengan gejala penyakit yang diyakininya.

Baca juga: Tips Mengatasi Depresi Pada Anak.

Namun pada orang yang pura-pura sakit, gejala fisik itu dibuat-buat. Biasanya dilakukan agar si pelaku memperoleh keuntungan, misalnya terdakwa pura-pura gila agar mendapat keringanan hukuman.

Pada penderita hipokondria ini tidak terdapat unsur poura-pura. Gejaka fisik yang dirasakan pun terasa nyata. Yang menjadi persoalan, gejala ini sebetulnya hanya manifestasi fisik dari gangguan yang terjadi dalam pikirannya.

Ada lagi hipokondria lain yang disebut dengan ‘Cyberchondriaasis’, yaitu hipokondria yang disebabkan pengaruh internet. Bila internet menyebutkan salah satu gejala kanker lambung adalah perut sering kembung dan mual, maka ia akan menghubungkan sesuai sensasi fiisk tersebut sebagai gejala penyakit kanker lambunng.

Yang menjadi penyebab adalah pikiran yang tertanam di alam bawah sadarnya. Penyakit hipokondria ini ternyata tidak berdiri sendiri, biasanya didahuhuli dengan adanya masalah, mungkin masalah masalah pribadi, keluarga, mungkin juga masalah di tempat kerja. Masalah ini tentu saja membuat pasien merasa cemas dan tidak aman, kemudian kecemasan tersebut muncul dalam bentuk keluhan-keluhan fisik penyakit yang ditakutinya.

Maka bisa dikatakan keluhan yang disampaikan penderita hipokondriasis hanyalah simbol ketakutan. Oleh karena itu, gejala sakit yang dirasakannya pasti berhubungan dengan penyakit yang dikenalnya dan terus menerus dipikirkannya.

Penyebab Stres

Meskipun sepertinya tidak berbahaya, namun hipokondri harus diwaspadai. Dalam ilmu kedokteran jiwa, kondisi yang terjadi sudah bisa dikategorikan sebagai gangguan mental ringan, atau disebut “fear of illness is the illness itself”.

Menurut dr Suro, hipokondriasis termasuk neurosis. Gangguan jiwa sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu psikosis dan neurosis.

Psikosis sendiri gangguan jiwa yang berat, seperti halusinansi. Dan neurosis adalah gangguan jiwa ringan, seperti kecemasan dan fobia. Sedangkan hipokondriasis termasuk kategori common mental disorder, adalah gangguan jiwa yang ‘biasa’.

Tentu saja penyakit ini membuat pasiennya harus minum berbagai obat yang seharusnya tidak diperlukan. Oleh karean itu, meskipun hipokondriasis termasuk gangguan jiwa ringan, penderitanya harus mendapatkan terapi yang tepat dari psikiater, karena penyakit ini termasuk gangguan jiwa.

Itu dia sedikti informasi dan pembahasan tentang “Awas hipokondria, ketakutan yang masuk golongan gangguan jiwa”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Awas Hipokondria, Ketakutan yang Masuk Golongan Gangguan Jiwa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel