Esplanade, Si Ikon Singapura

Pernah dengar Esplanade? Kalau Anda pernah ke Singapura pasti pernah mendengar nama tempat ini. Esplanade, Si Ikon Singapura ini sering disebut dengan “Big Durian”, yang pertama kali dibuka pada tanggal 12 Oktober 2002.

Dalam bahasa Inggris, Esplanade diartikan sebagai area datar yang ada di pinggiran perairan yang digunakan sebagai tempat untuk jalan-jalan santai. Tentu saja tempatnya yang berada tepat di tepi Marina Bay, menjadikan Esplanade sebagai jujukan para wisatawan. Kawasan ini adalah perluasan dari Singapore River, yang merupakan objek wisata utama di Singapura.

Keindahan Esplanade Singapore

Bisa dikatakan Esplanade atau Big Durian memang agak aneh, unik tetapi indah. Esplanade ini terdiri atas dua gundukan bangunan besar yang terbangun dengan megah membentuk dua buah keranjang terbalik.

Keunikan Esplanade ini juga digambarkan seorang traveler yaitu Frederica Ermita Indriani, yang tulisannya pernah juga dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 520. Keunikannya terletak pada seluruh atapnya yang seperti bersisik dan ditutupi dengan besi-besi berbentuk duri-duri tajam. Atau bisa dikatakan bangunan ini mirip buah durian.

Esplanade atau Big Durian
Esplanade atau Big Durian (Foto: jcjoel.com)

Bahkan dipandang dari sudut manapun, Esplanade ini memang sangat mirip durian yang merupakan buah asli dari Asia Tenggara, maka wajar bila warga lokal Singapura juga menyebutnya dengan sebutan “Big Durian”.

Posisi Esplanade yang Strategis diantara The Merlion dan Fullerton Hotel

Dapat diakui lokasi Big Durian ini memang diapit dua tempat strategis, yang sudah sangat terkenal, yaitu The Merlion dan Fullerton Hotel. 

Merlion sendiri adalah patung raksasa simbol negeri Singapura yang berbentuk ikan berkepala singa. Dan Fullerton merupakan hotel antik yang sudah ada sejak tahun 1928. Bahkan katanya hotel tua menawan ini dulu pernah digunakan sebagai kantor pos.

Di depan Esplanade, tepatnya di pelataran terdapat patung penemu Singapura, yaitu Sir Thomas Standford Bingley Raffles. Patung ini dipahat oleh Thomas Woolner yang pernah dipamerkan di Padang pada tahun 1887, tepatnya pada peringatan 50 tahun kekuasaan Ratu Victoria. Pada tahun 1919 patung tersebut dipindahkan ke Singapura dalam rangka peringatan 100 tahun Singapura.

Latar Belakang Pembangunan Esplanade

Pembangunan Big Durian ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh masalah yang terjadi di Singapura, seperti biaya hidup yang tinggi dan juga dua pertiga kaum muda Singapura yang ingin melanjutkan belajarnya ke luar negeri.

Untuk itu, agar bisa menjaga jumlah sumber daya manusia di banyak sektor negara, maka Pemerintah Singapura memutuskan untuk mempercantik kota Singapura. Dengan harapan bisa menarik banyak imigran untuk tinggal dan hidup di Singapura.

Dan pada akhirnya Pemerintah Singapura menemukan cara jitu, salah satunya dengan pembangunan Esplanade, dengan cara ini pemerintah tidak hanya mampu menuntaskan masalah, namun juga bisa mengangkat nama dan juga mengubah persepsi orang akan kota dan negara Singapura.

Sejarah dan Proses Pembangunan Esplanade Concert Hall

Pada awal proyek pembangunan Esplanade ini dimulai dengan diadakannya kompetisi internasional untuk merancang arsitektur Esplanade. Kompetisi ini diadakan pada tahun 1992, dengan peserta 48 arsitek dari seluruh dunia.

Dan pemenangnya jatuh ke tangan dua arsitek Inggris, yaitu James Stirling dan Michael Wilford. Namun sayang, proyek ini tidak dilanjutkan James Stirling, dikarenakan ia meniggal dunia. Namun pada akhirnya proyek ini tetap dijalankan oleh Michael Wilford yang bekerja sama dengan perusahaan Singapura, yaitu DP Architects Pte Ltd.

Saat itu sebagai sebuah simbol baru, Pemerintah Singapura menghabiskan dana sebesar Sin $ 600 juta untuk menyelesaikan proyek pembangunan Esplanade yang berdiri di atas lahan seluas 6 hektar ini.

Di dalam Esplanade, terdapat dua ruang pertunjukan besar, yang masing-masing bisa digunakan untuk pertunjukan musik dan teater. Yang menarik, ruang untuk pertunjukan musik dan teater di dalam Esplanade ini dibangun secara terpisah.

Untuk concert hall memiliki kapasitas 1.600 orang penonton, dan kapasitas ini masih ditambah dengan 200 kursi tambahan di bagian Gallery. Sedangkan desain akuistik ruang konser dirancang oleh seorang ahli akuistik bernama Russel Johnson. Ada pun tujuan pembangunan ini yaitu ingin membuat ruang konser yang menampung dan menyajikan berbagai pertunjukan musik dengan hasil akuistik yang maksimal.

Sedangkan untuk ruang pertunjukan teater, mampu menampung penonton sampai 2000 orang yang dirancang menyerupai tapal kuda. Selain memiliki dua ruang pertunjukan utama, Esplanade juga memiliki beberapa ruang kecil, seperti Recital Studio dan Theatre Studio. Masing-masing studio tersebut mampu menampung penonton sebanyak 250 dan 220 orang. Kedua studio ini selain digunakan sebagai ruang latihan, juga digunakan untuk pertunjukan berskala kecil.

Selain berbagai ruang tadi, Esplanade juga memiliki Jendela atau yang disebut juga dengan visual and space, yang biasanya digunakan para seniman untuk memajang hasil karya seni mereka.

Setelah mengeksplore bagian dalam, di bagian luar, yaitu di pelataran luar Esplanade juga tersedia tempat bagi para pejalan kaki, dan juga terdapat banyak tempat duduk bagi pengunjung yang ingin beristirahat atau duduk-duduk sambil menikmati pemandangan, juga bisa memandang teluk yang tenang dan kapal-kapal yang tidak berhenti hilir mudik, para pengunjung juga bisa melihat keindahan The Merlion, yang tidak berhenti mengucurkan air deras dari mulutnya. Apabila Anda ingin ke Merlion, tanpa menggunakan perahu, Anda bisa menyusuri Esplanade Bridge, yaitu jembatan yang menghubungkan antara The Merlion dan Esplanade.

Itu dia sedikit gambaran “Esplanade si Ikon Singapura”. Semoga bermanfaat dan membuat Anda tertarik menikmati keindahan Esplanade di Singapura.

Belum ada Komentar untuk "Esplanade, Si Ikon Singapura"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel